“Because true belonging only happens when we present our authentic, imperfect selves to the world, our sense of belonging can never be greater than our level of self-acceptance.”
Brené Brown
“Kenapa aku ga bisa sesukses dia? Kenapa aku ga sepintar dan sekeren dia? Kapan sih aku bisa punya apa-apa kaya dia? Kenapa dia lebih beruntung dari pada aku?”
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu kerap kali berlalu-lalang di pikiran kita. Tidak harus semua, minimal salah satu pasti ada yang terlintas di pikiran kita. Pertanyaan itu akan muncul ketika kita merasa orang lain lebih beruntung dalam banyak hal daripada kita.
Dengan awalan sekadar pertanyaan “kenapa” lalu timbul rasa cemas, insecure, tidak percaya diri, malu, merasa gagal, dan tidak bernilai. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi, menjadi orang yang ambisius atau berhenti di tempat. Orang yang tidak bisa menerima dirinya sendiri akan merasa tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, hal ini yang akan menjadikan seseorang menjadi ambisius.
Agar kita tidak terjebak dalam rasa insecure, ada satu kemampuan yang bisa dikembangkan. Kemampuan tersebut adalah self-acceptance. Menurut Jersild, self-acceptance (penerimaan diri) merupakan keadaan di mana seseorang bersedia menerima dirinya dari segi fisik, sosial ekonomi, kelebihan, serta kekurangan yang ada pada dirinya.
Salah Kaprah Penerimaan Diri
Dengan menerima diri sendiri, kita akan mampu berdamai dengan kondisi dan apa yang ada pada diri kita, baik itu kelebihan maupun kekurangan. Ada yang berpendapat bahwa penerimaan diri artinya kita tidak berkembang. Kita berhenti di tempat dan tidak mengusahakan perubahan dalam hidup. Pandangan ini jelas salah kaprah, karena dengan menerima diri sendiri kita akan tahu letak dari ketidakmampuan dan kekurangan kita sehingga kita bisa memperbaikinya.
Langkah awal sebelum kita mengubah sesuatu adalah sadar akan ketidak-sempurnaan. Yakni, hal yang akan kita ubah adalah sesuatu yang perlu diubah. Kalau kita tidak sadar tentang hal apa yang akan kita perbaiki, kita tidak akan tahu apa yang harus dilakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan menerima kekurangan, kita tahu apa yang harus diperbaiki tanpa harus berkecil hati. Selaras dengan kutipan dari Carl Jung, “We Cannot Changes anything unless we Accept it” (Kita tidak dapat mengubah sesuatu tanpa kita menerimanya).
Setelah itu pertanyaan lain yang akan muncul adalah “bagaimana cara untuk menerima diri sendiri?” Seseorang bisa menerima dirinya sendiri dengan cara mengenal siapa dirinya dan menjawab pertanyaan who am i? Selanjutnya, kita juga harus memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri. Ketiga, kita perlu berdamai dengan kekurangan yang ada pada diri dan yang terakhir adalah love your self atau cintailah dirimu sendiri.
Kembali ke reportase... Entah fenomena apa, siklusnya seperti lingkaran setan di turnamen mingguan Sparta. Disaat ada anggota baru datang, atau member lama baru datang lagi, atau beberapa orang yang minggu-minggu sebelumnya tidak datang dan minggu ini datang. Anehnya selalu ada beberapa loyalis Sparta yang biasanya datang tapi diwaktu bersamaan malah tidak datang (dengan berbagai alasan). Padahal kalo saja semuanya bisa datang dan turut berpartisipasi di turnamen mingguan Sparta, pasti akan lebih seru turnamennya. Ga tahu gimana dan entah sampai kapan kondisi kaya gini akan berlangsung. Mungkin sampai Ultraman jadi Ultraflu he he he... Admin berharap, semoga di hari-hari yang akan datang, kondisi kita akan jauh lebih baik lagi. Aamiin...
Minggu ini ada 2 orang teman Christian yang baru bergabung. Mereka adalah Yusuf dan Wian. Selain itu ada Salim, member Sparta jaman jebot yang muncul lagi. Kehadiran mereka turut meramaikan jalannya turnamen minggu ini.
Unggulan minggu ini berdasarkan seeding ada 3 pasangan yang difavoritkan. Mereka adalah Fatoni dan Andre, Roganda dan Christian, lalu Ujang dan Rama. Namun sejak insiden lutut Fatoni keseleo waktu mengejar bola buangan dari Peter di babak penyisihan grup, admin hatus mengkoreksi daftar unggulan, dan menyisihkan pasangan Fatoni dan Andre dari unggulan teratas. mengingat kondisi Fatoni tidak bisa bermain dengan performa terbaiknya.
Hasil drawing untuk babak semifinal kembali mempertemukan kompetitor di masing-masing grupnya. Ujang dan Rama sebagai runner up grup A berhasil menumbangkan Fatoni dan Andre di babak semifinal, yang notabene merupakan juara grupnya. Sementara pasangan Roganda dan Christian berhasil menyingkirkan Alex dan Yusuf di semifinal. Yusuf mendapat keberuntungan menjadi peserta challange berpasangan dengan Alex, lalu lolos ke semifinal. Namun keberuntungannya dihentikan oleh Roganda dan Christian di semifinal.
Di babak final mempertemukan Roganda dan Christian dengan Ujang dan Rama. Perolehan poin dibuka dengan cukup cepat, dimana Roganda dan Christian langsung unggul 4-0. Mereka masih mempertahankan keunggulan poin hinggal pertengahan set pertama. Tapi secara perlahan namun pasti Ujang dan Rama mulai menyamakan kedudukan. Dengan Selisih satu poin mereka silih berganti susul menyusul. Sebenarnya Ujang dan Rama sudah mencapai game poin duluan, tapi yang berhasil menutup set pertama adalah Roganda dan Christian dengan 21-20. Di set ke-2 masih terjadi saling susul menyusul poin dengan selisih 1 poin saja diantara kedua pasangan ini. Setelah kedudukan 34-34, Ujang dan Rama perolehan poinnya mulai melesat. Mereka secara konsisten bisa memimpin 2-3 poin atas lawannya. Hingga babak final ditutup dengan 42-38 untuk kemenangan Ujang dan Rama. Permainan yang disajikan para finalis sangat apik dan menarik untuk ditonton.
Inilah nama-nama juara Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-42 tahun 2021;
Juara 1 Ujang dan Rama
Juara 2 Roganda dan Christian
Juara 3 Fatoni dan Andre / Alex dan Yusuf
Dibawah ini adalah result turnamen selengkapnya;
![]() |
Road to final |
![]() |
Bagan turnamen |
![]() |
Update ranking Sparta |
![]() |
Akumulasi perolehan medali Sparta |
Melihat 2 minggu terakhir turnamen kita dimulai dengan waktu yang sangat molor, admin menghimbau agar para Spartan bisa hadir tepat waktu. Supaya turnamen kita selesai tidak terlalu sore.
Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase berikutnya. Salam olahraga!!!