Powered By Blogger

Minggu, 31 Oktober 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 31 Oktober 2021

 "We are products of our past, but we don't have to be prisoners of it." 

Rick Warren


Seorang pengusaha baru kembali dari perjalanan ke Brazil. Beliau membawa oleh-oleh beberapa ekor ikan Piranha. Seperti kita ketahui, piranha di habitat aslinya, di perairan Amazon, adalah ikan yang buas dan agresif. Pengusaha itu menaruh ikan-ikan piranhanya di dalam akuarium bersekat kaca. Ikan-ikan itu berenang tenang di bak kiri.

Kemudian, sejumlah ikan lokal dibawa masuk ke bak kanan. Seketika, tanpa dikomando, mereka segera menyerbu mau memangsa ikan lokal tersebut. Tetapi hadir kekuatan lain, mereka hanya bisa menubruk-nubruk kaca. Serbuan diulangi: Piranha menerkam ganas. Apa lacur, kali ini moncong-moncong mereka justru mulai penyok tertumbuk tembok kaca.

Tidak jera, Piranha terus menyerbu, menyerbu, dan menyerbu sampai akhir-akhirnya mulut mereka jontor berdarah-darah. Pada titik itulah mereka kapok dan tak lagi berani menerkam. Pelan tapi pasti, mereka kehilangan agresivitasnya.


Setelah beberapa waktu berlalu, sesudah luka-luka Piranha itu sembuh, kaca pemisah dicabut. Tapi aneh bin ajaib: mereka kehilangan naluri aslinya, tidak lagi spontan ganas menerkam. Malah mereka terlihat jinak bersama ikan- ikan lokal.

Pengalaman buruk di masa lampau kerap menjadi keadaan yang menghalangi kita untuk bertumbuh dan berkembang. Kekecewaan, kegagalan, atau trauma membuat seseorang kapok, tidak berani lagi berinisiatif, kehilangan percaya diri, dan semangat juangnya anjlok. Dampak semakin serius: banyak orang kehilangan naluri alaminya. Kekuatan hidupnya pun melemah.

Kini, kaca pembatas sudah terangkat. Namun pengalaman buruk yang dulu masih saja menjadi gembok imajiner yang membelenggu. Betul, pengalaman-pengalaman itu harus kita maknai sebagai guru dan referensi untuk mengarungi realita dan melangkah maju. Yang tidak boleh adalah hal itu menjadi borgol yang mematikan inisiatif, kreativitas, keberanian, dan kekuatan juang kita.

Seberapa pahit pun masa lalu kita entah di bidang studi, keluaga, pekerjaan, atau bisnis; di mana kita menderita kerugian, kemalangan, atau kecelakaan? Mari kita sadari bahwa itu semua hanyalah pengalaman lampau. Kita harus bijak dan tetap fokus ke depan dengan penuh semangat.

Jadi, mari coba periksa, masih adakah kaca penghalang? Jangan-jangan sudah hilang. Bila demikian, berusahalah lagi. 

Ingatlah, saat masih kecil kita rajin mengekspolarasi lingkungan kehidupan sekeliling: berani memegang api, meraba moncong anjing, melompat tinggi, nekat membongkar barang-barang elektronik, perkasa menjungkirbalikkan tempat tidur, tidak takut basah bermain lumpur dan air. Ya, kita memeriksa apa saja di sekitar kita untuk mencari pengalaman. Kita jatuh, tapi tidak kapok. Kita meringis dan menangis, tapi sebentar kemudian tertawa. Semua itu sangat penting karena dengan demikianlah kita menjadi manusia tangguh.

Maka, janganlah mau dihantui, apalagi terbelenggu dengan pengalaman lalu yang pahit. Etos 1, yaitu etos rahmat mengajarkan bahwa hidup ini adalah berkah, termasuk semua pengalaman yang manis, asin, asam, tawar, kecut, getir, dan pahit. Percayalah, dibalik semua pengalaman pahit itu pasti muncul anugerah yang indah. Bagai menghadapi buah durian: dari luar memang durinya tajam dan bisa melukai, tetapi jika dengan tenang kita menggunakan akal, lalu membelah durian dengan hati-hati, maka daging buah yang harum dan lezat dapat kita nikmati.

Maka, inilah diktum Etos 1: di balik semua pengalaman buruk pun selalu terdapat rahmat yang indah. Inilah yang disebut rahmat terselubung. Mari menjadikannya sebagai modal untuk melangkah menuju sukses. Jangan pernah kehilangan nikmat durian karena takut durinya. Bila harus tertusuk juga, biarin saja, jangan menyerah, tetapi sibaklah kulitnya lalu nimatilah daging buahnya yang lezat, legit dan wangi.

Kembali ke reportase...  Setelah break seminggu, karena tanggal 24 Oktober 2021 para Spartan mengikuti turnamen beregu. Minggu ini turnamen mingguan Sparta kembali digelar. 

Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-38 hanya diikuti oleh 11 orang karena beberapa orang Spartan berhalangan hadir. Sekalipun hanya diikuti oleh 11 orang tapi tidak mengurangi ketatnya persaingan dan keseruan bertanding.

Kedatangan pendatang baru, Subiantono menambah pesaing cukup tangguh di kancah turnamen mingguan Sparta. Hal itu terbukti, baru sekali turun langsung bisa menjadi semifinalis.

Dari hasil drawing pada babak semifinal kembali mempertemukan para pesaing di grupnya masing-masing. Hadi M dan Fatoni VS Subiantono dan Peter (grup A). Alex dan Nura Audy VS Rama dan Roganda (grup B). Kejadian berulang dimana-masing-masing juara grup kembali mengalahkan para runner up di babak semifinal.

Seperti prediksi admin, di babak final mempertemukan 2 pasang unggulan Hadi M dan Fatoni  dengan Alex dan Nura Audy.  Di partai puncak terjadi pertandingan cukup sengit. Mulai set pertama perolehan poin silih berganti saling menuyusul dan menyamakan kedudukan dai kedua pasangan ini. Bahkan hingga pertengahan set  ke-2 persaingan masih tetap sangat ketat. Tak mudah memprediksi siapa yang akan menjadi juara saat mereka bertanding. Namun saat kedudukan 35-35 terjadi perubahan besar. Di poin-poin krusial, Hadi M dan Fatoni  poinnya melesat meninggalkan lawannya.  Sebaliknya dengan Alex dan Nura Audy, poin mereka  seperti terkunci di angka 35 dan tak mampu menambah poin lagi. Hingga babak final berakhir dengan kedudukan 42-35 untuk kemenangan Hadi M dan Fatoni.     

Kemenangan ini menjadikan Hadi M sebagai peraih medali emas terbanyak, menggeser posisi Andre. Sementara buat Alex posisi runner up minggu ini, cukup menaikkan rankingnya menjadi ranking ke-2 Sparta.                                                                 

Inilah nama-nama juara kita minggu ini;

Juara 1 Hadi M dan Fatoni

Juara 2 Alex dan Nura Audy

Juara 3 Subiantono dan Peter / Rama dan Roganda

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-38, 31 Oktober 2021.

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Kesalahan dan kegagalan kita di masa lalu jangan sampai memenjarakan dan membatasi pikiran kita, bahwa kita akan salah dan gagal lagi. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase berikutnya. Tetap sehat. Tetap semangat.


Minggu, 17 Oktober 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 17 Oktober 2021

 “Good manners reflect something from inside-an innate sense of consideration for others and respect for self.”

Emily Post

Setiap orang yang dilahirkan pasti memiliki mulut. Mulut adalah salah satu bagian pada tubuh manusia.  Mulut memiliki fungsi tersendiri yang berbeda dengan fungsi tubuh lainnya. Tidak ada bagian tubuh lain yang bisa menggantikan fungsi mulut selain mulut itu sendiri. Mulut memiliki peran dan kelebihan secara khusus. 


Tetapi mulut bukan yang terpenting pada sebuah tubuh. Bagian tubuh lain pun memiliki kepentingan dan kelebihan tersendiri. Jadi setiap bagian tubuh saling menopang dan menjaga keseimbangan. Apabila salah satu bagian tubuh tersakiti, maka bagian tubuh lain ikut merasakan. 

Apabila bagian tubuh tertentu melakukan tugasnya, maka bagian tubuh lainnya ikut mendukung. 

Fungsi mulut 

Fungsi utama mulut menjadi jalan masuknya makanan dan minuman ke dalam tubuh agar tubuh sehat dan kuat. Makan dan minum dilakukan setiap hari sesuai kebutuhan. 

Selain itu, mulut pun berfungsi utama dalam berbicara. Berbicara di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Berbicara menjadi alat komunikasi antarmanusia dan alat pergaulan sehari-hari sebagai makhluk sosial.

Mulut yang dipakai untuk berbicara  berkaitan erat dengan hati dan pikiran. Luapan dari hati dan pikiran ini keluar berupa ucapan atau perkataan. 

Mulut pun bisa mewakili hati yang sombong atau hati yang merendah. Ucapan atau perkataan ini ada yang sifatnya membangun ada pula yang sifatnya menjatuhkan. Ada yang manis ada pula yang pahit. 

Ucapan positif dan negatif 

Pernah mendengar orang mengeluh pada diri sendiri? ”Hadeuh, hidup kok makin lama makin susah aja!” atau “Pesaingnya berat, kayaknya aku gak mungkin lolos...” atau ada juga orangtua yang tega mengatakan pada anaknya begini,”Dasar anak bego! Tolol!” 

Tanpa disadari ucapan mulut negatif ini sama dengan memupuk kutukan pada diri sendiri atau orang lain. Tetapi banyak orang terbiasa dengan mengucapkan kalimat negatif tersebut karena emosi, marah, dan rasa putus asa. 

Sama halnya dengan ucapan atau perkataan bernada positif, misalnya, “Wah, luar biasa, kamu memang hebat!” atau memperkatakan pada diri sendiri: “Aku pasti berhasil! Orang lain bisa, aku pun pasti bisa!” 

Ucapan positif seperti ini sama dengan memberikan harapan masa depan yang cerah.  Tanpa disadari bahwa  kata-kata yang keluar dari mulut sesungguhnya memiliki kuasa. Bukan mustahil ucapan tersebut bisa menjadi kenyataan. 

Oleh karena itu, mulut yang baik adalah mulut yang memperkatakan hal-hal yang optimistis, membangun, dan penuh keyakinan. 

Menjaga mulut 

Kita dapat mengukur seseorang melalui lontaran ucapannya yang kerap keluar. Ucapan seseorang bisa jadi cermin dirinya sendiri. 

Melalui ucapannya akan terlihat bagaimana pola hati dan pikirannya, seperti ucapan yang sembrono sampai ucapan yang dipertimbangkan baik-baik. Akibatnya, melalui ucapannya seseorang akan dibenarkan atau dipersalahkan.   

Seseorang yang tidak dapat menjaga mulutnya mengeluarkan kata-kata yang tak bermanfaat, memaki, mencela, menghina, memfitnah, berkata kotor, menghujat, meleter. 

Bahkan, orang yang “lancang mulut” biasanya sok tahu, senang menuding orang lain dan mengurai kekurangan orang tertentu dari segi negatifnya saja. Model seperti ini hanya memicu perselisihan saja. 

Peribahasa mengatakan “karena mulut badan binasa” ini berarti mendapat musibah akibat perkataannya sendiri. Perkataan yang sembrono dan tak dipikirkan segala akibatnya menuai masalah baru. 

Lisan menggambarkan isi hati

Lalu apa yang memiliki andil besar dalam mengatur ucapan lisan? Jawabannya adalah hati. Ingat, hati itu ibarat raja. Sedangkan anggota tubuh, termasuk lidah/lisan adalah prajuritnya. Akan tunduk kepada segala titah. Tak peduli itu baik atau buruk.

Dalam sebuah hadits, Nabi menggambarkan hati ini seperti segumpal daging yang putih, apabila orang itu berbuat dosa maka akan muncul nuqtah (titik) hitam dalam hatinya, ketika ia bertaubat maka nuqtah itu akan hilang. Jika dia berbuat dosa lagi maka nuqtah itu akan muncul lagi semakin banyak dia berbuat dosa, maka nuqtah hitam itu akan semnakin banyak hingga menutupi hatinya.

Lalu apa kaitannya hati dengan lisan. Yahya bin Muadz bekata: “Hati ini adalah periuk yang memasak segala sesuatu yang ada di dalamnya. Dan lisan adalah penutupnya. Maka lihatkah orang itu ketika ia berbicara. Karena lisannya menggambarkan apa yang ada dalam hatinya, yang manis yang asam lisannya akan menggambarkan isi hatinya. Sebagaimana halnya lidah dapat dapat merasakan hakikat dan rasa makanan yang ada di dalam periuk.”

Dengan demikian, lisan bisa menjadi cermin amalan keseluruhan seseorang. Persis yang diuraikan Yunus bin Ubeid: ”Tidaklah aku mendapatkan seorang yang rusak pada lisannya, melainkan aku dapatkan pada seluruh amalannya, jika perkataannya rusak maka rusak juga amalnya”.

Ada adab, tatakrama atau manner dalam berbicara kepada orang lain. Menjaga mulut atau memelihara mulut (lisan) adalah tindakan bijak. Demi kebaikan diri sendiri dan orang lain. Bagaimana dengan mulut Anda?  

Kembali ke reportase... Minggu ini sama dengan minggu lalu. Jumlah partisipan turnamen mingguan Sparta hanya diisi oleh 10 orang Spartan. Jumlah segitu tidak berarti persaingan lebih mudah. Terlihat dari Top 3 juara minggu ini harus diselesaikan dengan  penghitungan poin. Karena ketiga pasangan ini, masing-masing mengantongi 3 kemenangan dan 1 kekalahan. 

Redy dan Peter mengalahkan Roganda dan Andre. Roganda dan Andre mengalahkan Hadi M dan Alex. Sementara Hadi M dan Alex mengalahkan  Redy dan Peter. Terjadi drama saling mengalahkan diantara ketiga pasangan ini. 

Dari hasil penghitungan selisih poin maka didapatlah nama-nama juara sebagai berikut;

Juara 1 Hadi M dan Alex 

Juara 2 Roganda dan Andre.

Juara 3 Redy dan Peter 

Dibawah ini adalah catatan lengkap dari result tunamen Sparta minggu ini;

Result Turnamen Mingguan Sparta, minggu ke-37
 
Update ranking Sparta



Akumulasi perolehan medali Sparta

Marilah kita tekatkan diri untuk menjaga hati, guna menyelamatkan lisan dari ucapan yang membahayakan diri. Sekian reportase kita kali ini. See you next episode!!



Minggu, 10 Oktober 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 10 Oktober 2021

"Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is always to try just one more time."

Thomas A. Edison

Masih ingatkah saat kita masih kecil dan baru belajar jalan, apakah kita langsung bisa berjalan dikesempatan pertama kita mencobanya? Jawabnya pasti tidak. Ada proses yang harus dilalui oleh anak kecil yang hendak belajar berjalan. Mulai dari mencoba berdiri kemudian melangkah sambil berpegangan tangan kepada ibu atau bapaknya, sampai akhirnya mencapai keseimbangan dan bisa berjalan dengan lancar.


Atau masih ingatkah saat kita belajar naik sepeda waktu kita masih kecil, walaupun terlihat gampang, diawal pasti kita pernah merasakan jatuh karena kehilangan keseimbangan. Badan memar atau kaki lecet adalah resiko yang harus diterima oleh kita yang sedang belajar naik sepeda. Sampai akhirnya kita bisa dengan perlahan-lahan mengayuh sepeda itu dan bisa menjaga keseimbangan supaya bisa berjalan dengan lancar.

Saat kita melakukan sesuatu, entah itu sekedar belajar jalan, atau belajar naik sepeda, ada proses yang harus dilalui. Proses itu terkadang menyakitkan. Jatuh bangun itu hal yang biasa. Justru memberitahu kita mana cara yang benar dan mana cara yang salah. Dari sanalah kita belajar dan mengulangi dengan cara lain sampai akhirnya menjadi berhasil.

Itu dulu, bagaimana dengan sekarang? Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak keinginan kita, entah itu ingin karir bagus, ingin sekolah yang tinggi, ingin harta berupa materi yang banyak dan berbagai keinginan lainnya. Apakah kita bisa seulet seperti kita masih kecil, saat kita belajar jalan misalnya? Cobalah direnungkan beberapa hal yang membedakan kita dulu dan sekarang. Baru kemudian menjawab pertanyaan tadi.

Yang pertama, dulu waktu masih kecil, kita hampir tidak pernah mengenal rasa takut. Karena masih polos dan belum mengerti resikonya, sehingga rasa takut itu tidak muncul dan mendominasi. Bandingkan dengan sekarang, apakah justru rasa takut dari dalam diri yang lebih mendominasi. Saat hendak memulai usaha misalkan, yang dipikirkan pertama kali adalah apakah usaha itu nanti akan berhasil dan resiko-resiko kegagalan yang mungkin muncul. Rasa takut itu meningkat seiring dengan resiko yang dimengerti oleh kita.

Yang kedua, saat masih kecil apa yang kita lakukan ketika gagal, misalkan jatuh dari sepeda saat sedang belajar. Sederhana saja yang dilakukan. Mencoba lagi sampai berhasil. Awalnya mungkin dengan cara yang sama. Saat masih gagal juga lalu mencoba dengan cara yang berbeda sampai berhasil.

Bagaimana dengan kondisi sekarang, apa yang dilakukan saat kita gagal. Yang paling banyak dilakukan adalah mencari kambing hitam atau alasan penyebab kegagalan. Lebih sering lagi mencoba menyalahkan orang lain terlebih dahulu sebelum memperbaiki diri. Parahnya karena menganggap kesalahan ada di orang lain dan tidak bisa diperbaiki, akhirnya tidak mau mencoba lagi sampai berhasil.

Yang ketiga, dulu waktu masih kecil ada banyak dukungan dari orang-orang terdekat kita saat kita mengalami kesulitan atau kegagalan. Orang tua kita akan selalu menyemangati saat kita terjatuh dari belajar jalan atau naik sepeda. Motivasi kita menjadi terangkat dan karena motivasi yang tinggi dari diri sendiri dan dukungan dari orang orang itulah akhirnya kita bisa berhasil.

Bagaimana dengan sekarang, saat kita hendak melakukan sesuatu, apa respon dari orang-orang terdekat kita. Jawabnya beragam, tapi yang biasanya pertama kali disebutkan adalah mengenai kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi. Bukannya menyemangati tapi malah justru melemahkan semangat. Kata- kata seperti : itu tidak mungkin, atau dulu pernah dilakukan tapi gagal sering keluar dari orang-orang disekitar kita.

Setelah membaca uraian diatas, silahkan menilai diri sendiri, apakah kita seulet kita waktu masih kecil?. Apakah kita bisa jatuh dan bangkit lagi dengan semangat yang lebih besar untuk mencapai tujuan waktu kita masih kecil?. Apakah kita bisa mengintrospeksi diri terlebih dulu daripada menyalahkan orang lain disekitar kita saat gagal?. Bagaimana dengan dukungan dari orang-orang terdekat disekitar kita? Apakah bisa memberi tambahan semangat atau malah sebaliknya?

Diri kita yang sekarang berbeda dengan diri kita waktu masih kecil, didikan orang tua, pengaruh lingkungan dan keluarga berpengaruh penting terhadap diri kita yang sekarang. Yang ingin kembali ulet seperti waktu masih kecil teruslah berusaha untuk menghilangkan rasa takut yang berlebihan, teruslah introspeksi diri dan seringlah bergaul dengan orang-orang dengan pikiran yang positif. Dengan itu kita akan menikmati proses yang sedang berjalan dengan semangat tinggi menuju keberhasilan.

Jangan menyerah, teruslah berusaha.. Yang terakhir jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa...

Kembali ke reportase.... Meskipun yang datang di turnamen mingguan Sparta kali ini hanya sedikit. Ya hanya 10 orang saja. Tapi persaingannya sangat ketat. Dari hasil drawing bisa dibilang sangat merata. Jadi setiap pasangan mempunyai kans yang sama untuk bisa menjadi juara.

Dalam turnamen kali ini, 4 pasang teratas terjadi saling mengalahkan. Jadi dari 4 pasangan teratas tidak ada satu pasangan pun yang tidak pernah menderita kekalahan.

Saking ketatnya penentuan juara 1 harus melalui penghitungan selisih poin antara Roganda dan Alex dengan Christian dan Peter, karena masing pasangan ini mengantongi 3 kali kemenangan dan satu kali kekalahan. Dari hasil penghitungan selisih poin , Roganda dan Alex lebih unggul, hingga mereka  sah untuk menjadi juara minggu ini. Sementara Christian dan Peter harus puas di posisi runner-up.

Demikian juga juara ke-3 Turnamen Mingguan Sparta kali ini, harus ditentukan dengan penghitungan selisih poin antara Andre dan Rama dengan Adhy dan Iwan. Karena kedua pasangan ini sama-sama meraih 2 ksli kemenangan dan 2 kali kekalahan. Dari hasil penghitungan poin Andre dan Rama lebih unggul, dengan perbedaan selisih poin, hanya 1 poin saja. Sehingga mereka berhak menjadi juara ke-3 di turnamen mingguan Sparta kali ini. Dan pasangan Adhy dan Iwan harus legowo menerima kekalahan.

Inilah nama-nama yang menjadi Juara kita kali ini;

Juara 1 Roganda dan Alex

Juara 2 Christian dan Peter

Juara 3 Andre dan Rama

Dan dibawah adalah catatan dari result turnamen Mingguan Sparta, edisi minggu ke-36;

Result Turnamen Mingguan Sparta, minggu ke-36

Update ranking Sparta

Akumulasi medali Sparta


Semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Sekian reportase kita kali ini, sampai jumpa lagi di reportase minggu depan. Keep calm and never give up!!!










Minggu, 03 Oktober 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 3 Oktober 2021

"You may not always have a comfortable life and you will not always be able to solve all of the world's problems at once but don't ever underestimate the importance you can have because history has shown us that courage can be contagious and hope can take on a life of its own."

Michelle Obama

Merendah dan merasa gak perlu terlalu berbangga diri memang ada baiknya. Tapi, sifat ini jadi gak baik jika berujung pada kebiasaan meremehkan diri sendiri. Kamu akan merasakan kerugian jika terus menerus merendah dan meremehkan kemampuan dirimu.


Parahnya lagi kalau kamu sampai mengalami 5 hal berikut nih.

1. Gak dihargai orang lain

Meremehkan kemampuan diri sendiri merupakan bentuk nyata bahwa kamu kurang menghargai diri sendiri. Ketika kamu gak bisa memberikan penghargaan kepada dirimu sendiri, bagaimana bisa orang lain menghargaimu? Cobalah untuk lebih mengapresiasi apapun yang sudah berusaha kamu lakukan sebaik mungkin.

2. Minder dan canggung melakukan apa pun

Terlalu sering meremehkan diri sendiri akan berdampak pada mindsetmu, lho. Kamu yang merasa tidak bisa dan tidak kompeten dalam bidang apa pun, pasti kemudian akan merasa canggung dan bahkan minder saat harus berhadapan dengan suatu tugas. Dampaknya, semua yang kamu lakukan jadi setengah-setengah dan hasilnya juga jadi gak baik deh.

3. Merasa tidak pantas

Saat terbiasa meremehkan dirimu sendiri, kamu akan merasa tidak pantas jika mendapat atau meraih suatu pencapaian. Memang sih ini akan membuat kamu gak sombong dan berbangga diri. Tapi, jika diteruskan, bisa-bisa orang sekitar juga merasa kamu gak pantas mendapatkan hal itu.

4. Krisis kepercayaan diri

Meremehkan diri sendiri juga bisa menyebabkan krisis percaya diri. Orang yang mengalami hal ini kemungkinan akan menutul diri dari lingkungan sekitar dan lebih suka menyendiri. Alhasil, teman-teman gak bertambah, relasi gak meluas, kesuksesan pun jadi terhambat.

5. Kehilangan jati diri

Efek paling parah jika kamu terus meremehkan diri sendiri adalah kamu akan kehilangan jati diri. Kamu yang sebenarnya ahli dalam suatu bidang, atau kreatif dalam menciptakan suatu ide, malah harus kehilangan itu semua karena gak bisa menunjukkan penghargaan pada dirimu sendiri. Duh, jangan sampai jadi begini ya.

Rendah diri memang perlu, tapi jangan sampai kamu terjebak dan malah jadi meremehkan dirimu sendiri. Bedakan dua sifat itu dengan saksama.

Kembali ke reportase... Dari hasil drawing hari ini, sudah bukan hal yang sulit memprediksi  pasangan yang akan menjadi juara kita minggu ini adalah Andre dan Fatoni, bersaing dengan unggulan lainnya Christian dan Iwan. Pada babak penyisihan admin sempat goyah dengan prediksi diri sendiri, karena melihan pasangan Andre dan Fatoni menderita kekalahan dari Christian dan Iwan dengan 37-42. Namun di laga-laga berikutnya langkah  Andre dan Fatoni kian tak terbendung. Mereka membabat habis semua lawan-lawannya.

Hasil drwaing babak penyisihan, mempertemukan kembali pesaing masing-masing grup. Dari grup A Christian dan Iwan sebagai juara grup bertemu dengan  Andre dan Fatoni yang menjadi runner-upnya. Sementara Dari grup B, Hadi M dan Adi Putra bersaing dengan  Shandy dan RogandaAndre dan Fatoni berhasil membalaskan dendamnya, sekaligus menyingkirkan Christian dan Iwan yang notebene dalah juara grup A. Di sisi bagan lain Hadi M dan Adi Putra mampu menang cukup jauh, 42-30 dari saingannya Shandy dan Roganda, yang dibabak penyisihan sebelumnya hanya menang tipis 42-41.

Pada babak semifinal, sebetulnya Adi Putra yang menjadi pemaian challanger kali ini, sudah merasa kurang enak badan. Dia hampir mengundurkan diri, namun last minute dia menyatakan siap menuntaskan pertandingan. Bahkan dia sangat onfire dan menunjukkan performa terbaiknya. Di set pertama babak final Hadi M dan Adi Putra menguasai permainan. Mereka unggul dan menutup set pertama dengan 21-18. Hinggal 1/3 set kedua, mereka masih menjaga trend penguasaan atas lawannya. Namun secara perlawahan namun pasti, Andre dan Fatoni  menyusul poin demi poin. Bahkan mereka mampu menjaga jarak 2 hingga 3 poin. Akhirnya final dituntaskan dengan poin cukup ketat 42-40 untuk kemenangan Andre dan Fatoni.

Inilah nama-nama juara minggu ini;

Juara 1 Andre dan Fatoni 

Juara 2 Hadi M dan Adi Putra 

Juara 3 Christian dan Iwan  / Shandy dan Roganda

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-35 tahun 2021, disertai dengan update ranking Sparta dan akumulasi perolehan medali Sparta.

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Mungkin kehidupan kita tidaklah sempurna. Namun jangan pernah sekali pun meremehkan dirimu sendiri. Sekian reportase kita kali ini. sampai jumpa lagi di reportase minggu depan. Tetap semangat dan tetap kompak. Sampai jumpa!!!