Powered By Blogger

Minggu, 31 Oktober 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 31 Oktober 2021

 "We are products of our past, but we don't have to be prisoners of it." 

Rick Warren


Seorang pengusaha baru kembali dari perjalanan ke Brazil. Beliau membawa oleh-oleh beberapa ekor ikan Piranha. Seperti kita ketahui, piranha di habitat aslinya, di perairan Amazon, adalah ikan yang buas dan agresif. Pengusaha itu menaruh ikan-ikan piranhanya di dalam akuarium bersekat kaca. Ikan-ikan itu berenang tenang di bak kiri.

Kemudian, sejumlah ikan lokal dibawa masuk ke bak kanan. Seketika, tanpa dikomando, mereka segera menyerbu mau memangsa ikan lokal tersebut. Tetapi hadir kekuatan lain, mereka hanya bisa menubruk-nubruk kaca. Serbuan diulangi: Piranha menerkam ganas. Apa lacur, kali ini moncong-moncong mereka justru mulai penyok tertumbuk tembok kaca.

Tidak jera, Piranha terus menyerbu, menyerbu, dan menyerbu sampai akhir-akhirnya mulut mereka jontor berdarah-darah. Pada titik itulah mereka kapok dan tak lagi berani menerkam. Pelan tapi pasti, mereka kehilangan agresivitasnya.


Setelah beberapa waktu berlalu, sesudah luka-luka Piranha itu sembuh, kaca pemisah dicabut. Tapi aneh bin ajaib: mereka kehilangan naluri aslinya, tidak lagi spontan ganas menerkam. Malah mereka terlihat jinak bersama ikan- ikan lokal.

Pengalaman buruk di masa lampau kerap menjadi keadaan yang menghalangi kita untuk bertumbuh dan berkembang. Kekecewaan, kegagalan, atau trauma membuat seseorang kapok, tidak berani lagi berinisiatif, kehilangan percaya diri, dan semangat juangnya anjlok. Dampak semakin serius: banyak orang kehilangan naluri alaminya. Kekuatan hidupnya pun melemah.

Kini, kaca pembatas sudah terangkat. Namun pengalaman buruk yang dulu masih saja menjadi gembok imajiner yang membelenggu. Betul, pengalaman-pengalaman itu harus kita maknai sebagai guru dan referensi untuk mengarungi realita dan melangkah maju. Yang tidak boleh adalah hal itu menjadi borgol yang mematikan inisiatif, kreativitas, keberanian, dan kekuatan juang kita.

Seberapa pahit pun masa lalu kita entah di bidang studi, keluaga, pekerjaan, atau bisnis; di mana kita menderita kerugian, kemalangan, atau kecelakaan? Mari kita sadari bahwa itu semua hanyalah pengalaman lampau. Kita harus bijak dan tetap fokus ke depan dengan penuh semangat.

Jadi, mari coba periksa, masih adakah kaca penghalang? Jangan-jangan sudah hilang. Bila demikian, berusahalah lagi. 

Ingatlah, saat masih kecil kita rajin mengekspolarasi lingkungan kehidupan sekeliling: berani memegang api, meraba moncong anjing, melompat tinggi, nekat membongkar barang-barang elektronik, perkasa menjungkirbalikkan tempat tidur, tidak takut basah bermain lumpur dan air. Ya, kita memeriksa apa saja di sekitar kita untuk mencari pengalaman. Kita jatuh, tapi tidak kapok. Kita meringis dan menangis, tapi sebentar kemudian tertawa. Semua itu sangat penting karena dengan demikianlah kita menjadi manusia tangguh.

Maka, janganlah mau dihantui, apalagi terbelenggu dengan pengalaman lalu yang pahit. Etos 1, yaitu etos rahmat mengajarkan bahwa hidup ini adalah berkah, termasuk semua pengalaman yang manis, asin, asam, tawar, kecut, getir, dan pahit. Percayalah, dibalik semua pengalaman pahit itu pasti muncul anugerah yang indah. Bagai menghadapi buah durian: dari luar memang durinya tajam dan bisa melukai, tetapi jika dengan tenang kita menggunakan akal, lalu membelah durian dengan hati-hati, maka daging buah yang harum dan lezat dapat kita nikmati.

Maka, inilah diktum Etos 1: di balik semua pengalaman buruk pun selalu terdapat rahmat yang indah. Inilah yang disebut rahmat terselubung. Mari menjadikannya sebagai modal untuk melangkah menuju sukses. Jangan pernah kehilangan nikmat durian karena takut durinya. Bila harus tertusuk juga, biarin saja, jangan menyerah, tetapi sibaklah kulitnya lalu nimatilah daging buahnya yang lezat, legit dan wangi.

Kembali ke reportase...  Setelah break seminggu, karena tanggal 24 Oktober 2021 para Spartan mengikuti turnamen beregu. Minggu ini turnamen mingguan Sparta kembali digelar. 

Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-38 hanya diikuti oleh 11 orang karena beberapa orang Spartan berhalangan hadir. Sekalipun hanya diikuti oleh 11 orang tapi tidak mengurangi ketatnya persaingan dan keseruan bertanding.

Kedatangan pendatang baru, Subiantono menambah pesaing cukup tangguh di kancah turnamen mingguan Sparta. Hal itu terbukti, baru sekali turun langsung bisa menjadi semifinalis.

Dari hasil drawing pada babak semifinal kembali mempertemukan para pesaing di grupnya masing-masing. Hadi M dan Fatoni VS Subiantono dan Peter (grup A). Alex dan Nura Audy VS Rama dan Roganda (grup B). Kejadian berulang dimana-masing-masing juara grup kembali mengalahkan para runner up di babak semifinal.

Seperti prediksi admin, di babak final mempertemukan 2 pasang unggulan Hadi M dan Fatoni  dengan Alex dan Nura Audy.  Di partai puncak terjadi pertandingan cukup sengit. Mulai set pertama perolehan poin silih berganti saling menuyusul dan menyamakan kedudukan dai kedua pasangan ini. Bahkan hingga pertengahan set  ke-2 persaingan masih tetap sangat ketat. Tak mudah memprediksi siapa yang akan menjadi juara saat mereka bertanding. Namun saat kedudukan 35-35 terjadi perubahan besar. Di poin-poin krusial, Hadi M dan Fatoni  poinnya melesat meninggalkan lawannya.  Sebaliknya dengan Alex dan Nura Audy, poin mereka  seperti terkunci di angka 35 dan tak mampu menambah poin lagi. Hingga babak final berakhir dengan kedudukan 42-35 untuk kemenangan Hadi M dan Fatoni.     

Kemenangan ini menjadikan Hadi M sebagai peraih medali emas terbanyak, menggeser posisi Andre. Sementara buat Alex posisi runner up minggu ini, cukup menaikkan rankingnya menjadi ranking ke-2 Sparta.                                                                 

Inilah nama-nama juara kita minggu ini;

Juara 1 Hadi M dan Fatoni

Juara 2 Alex dan Nura Audy

Juara 3 Subiantono dan Peter / Rama dan Roganda

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-38, 31 Oktober 2021.

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Kesalahan dan kegagalan kita di masa lalu jangan sampai memenjarakan dan membatasi pikiran kita, bahwa kita akan salah dan gagal lagi. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase berikutnya. Tetap sehat. Tetap semangat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar