Powered By Blogger

Minggu, 30 Oktober 2022

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 30 Oktober 2022

 “Incredible change happens in your life when you decide to take control of what you do have power over instead of craving control over what you don't.”

 Steve Maraboli

Banyak psikolog yang mengatakan ini saat sesi konseling, kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain pikirkan dan lakukan terhadap kita, yang bisa kita lakukan hanyalah mengontrol reaksi kita terhadapnya. Terkait tentang pengendalian diri ini, ada sebuah cerita menarik dari Frederick Douglass yang merupakan salah satu tokoh kulit hitam berpengaruh di abad ke-19 yang dituliskan dibukunya Hendry Manampiring yang berjudul Filosofi Teras.


Saat pergi dengan menaiki kereta, beliau mengalami diskriminasi karena kulit hitamnya. Beliau harus duduk di gerbong bagasi walaupun membayar dengan nilai yang sama dengan orang-orang kulit putih. Orang-orang kulit putih tersebut berujar mengasihani Douglass dan salah seorang dari mereka berkata, "saya turut menyesal Tuan Douglass, anda direndahkan seperti ini", dan saat itu Douglass justru berujar,

"Tidak, aku tidak direndahkan, tidak ada seseorang pun yang bisa merendahkan jiwa yang ada didalam diri saya. Sesungguhnya bukan sayalah yang direndahkan atas kejadian ini tapi justru orang-orang tersebut, yang melakukan hal ini pada saya"

Cerita di atas sungguh menarik, karena setelah diresapi, memang benar tidak ada seorang pun yang bisa merendahkan kita. Orang-orang yang justru merendahkan kitalah yang sebenarnya rendah dengan memiliki pola pikir seperti itu. Jika kita bereaksi atas sikap mereka hanya akan mengakibatkan kita seajajar dan sama dengan mereka. Karena lagi-lagi kita tidak bisa mengendalikan perbuatan, sikap, atau tindakan seseorang terhadap kita tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana tindakan kita untuk menyikapinya. Daripada marah atas sikap mereka, lebih baik kita merasa kasihan atas mereka yang bersikap seperti itu pada kita. Daripada marah yang seringkali dibarengi dengan tindakan merusak dan seringkali tidak ada efek baiknya kecuali menyakiti orang lain, lebih baik bersikap tenang dan tidak mudah tersulut api amarah. Orang-orang seperti mereka yang merasa perlu merendahkan atau mendiskriminasi orang lain berdasarkan ras, suku atau warna kulit justru harus kita kasihani.

Ada beberapa hal yang saya amati selama tinggal di Eropa mengenai diskriminasi, ada beberapa teman yang mengatakan kalau mereka mengalami diskriminasi. Seperti teman saya yang pernah bercerita, dia dan teman-temannya yang merupakan mahasiswa asing diminta untuk pergi dari meja dan kursi di open area space di perpustakaan karena mereka mau menggunakannya untuk seminar, sedangkan para mahasiswa lokal tidak disuruh pergi. Di pikiran saya, itu mungkin saja karena posisi meja mereka memang paling dekat dengan ruangan seminar karena itu mereka yang diminta pergi dan bagi saya tidak masalah karena masih banyak tempat untuk belajar, bukan hal yang harus dipermasalahkan, apalagi mengaitkan dengan diskriminasi. Lalu, ada teman dari negara lain bercerita mengenai kesulitan mencari orang yang bersedia menyewakan apartment karena dia berhijab, sejujurnya ini sempat saya rasakan tapi rasa-rasanya memang karena ketidakcocokan harga, kontrak atau tempat saja, bukan karena hijab.

Selain mengendalikan reaksi, hal yang juga harus dilakukan adalah mengendalikan pikiran. Bisa saja mereka tidak ada maksud untuk mendiskriminasi atau merendahkan tetapi kita yang berpikiran seperti itu. Misal saja beberapa kali saya naik bis dan bangku disebelah saya kerap kosong atau tidak ada yang mengisi, bahkan disaat penuh sekalipun, sempat saya berpikir apakah karena hijab yang saya kenakan ini?, tetapi setelahnya saya malah merasa itu baik karena saya bisa memiliki kursi bis untuk diri saya seorang dan berusaha berpikir positif mungkin memang mereka lebih ingin berdiri ketimbang duduk.

Belajar mengendalikan pikiran memang sulit karena nyatanya kerapkali kita lebih dihantui dengan pikiran-pikiran negatif ketimbang positif. Tetapi begitu kamu bisa lebih mengendalikan pikiranmu sendiri, akan lebih mudah bagimu untuk mengendalikan reaksimu. Karena kadang saat pikiranmu dipenuhi dengan pikiran negatif, emosi akan ikut bergeser ke arah negatif, begitu juga dengan reaksi dan tindakan yang terpengaruh dari keduanya.

Semakin dewasa saya juga semakin belajar untuk lebih menerima, lebih mengontrol diri dan belajar lebih ikhlas. Karena manusia punya traits yg berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Jadi mari mencoba lebih melihat sisi yang baik ketimbang yang buruk, mari mencoba lebih menerima ketimbang menuntut, mari mencoba lebih memahami ketimbang memaksa, mari mencoba lebih belajar mendengarkan ketimbang meminta didengarkan. Mari mencoba lebih belajar untuk mengalah demi ketenangan kehidupan, demi meminimalisir drama-drama kehidupan yang tidak perlu. Mari mencoba lebih bersabar dan mengurangi keluhan. Mari mencoba mengurangi dendam, karena itu tidak baik. Jika tidak suka, cukup hindari saja dan berinteraksi sekadarnya. Akan selalu ada ketidaksukaan akan manusia karena begitulah manusia, selalu memiliki sisi negatif yang tidak kita sukai. Karena kita juga punya kekurangan, jika kita ingin diterima dengan segala kekurangan kita, mari belajar juga untuk menerima orang lain dengan segala kekurangannya.

Jika memang tidak bisa mentolerir, cukup biarkan saja dan berinteraksi saja sekadarnya. Memilih manusia-manusia sekadarnya, cukup sedikit saja yang dekat dengan kita. Semakin sedikit semakin baik, karena seringkali semakin mengenal seseorang justru semakin banyak drama yang tidak penting terjadi. Merusak ketenangan jiwa dan kehidupan. Buat apa?


Kembali ke reportase...  Hari ini adalah minggu terakhir di Bulan Oktober, bertepatan juga dengan turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-36 tahun 2022. Dari hasil drawing hari ini, memunculkan beberapa nama unggulan; Di grup A ada Alex dan Adi N kemudian Nugi dan Kevin. lalu di grup B ada nama-nama: Andre dan Iwan I, lalu Adi Putra dan Fatoni. Namun berbeda dari minggu-minggu  sebelumnya. Hari ini, bukanlah harinya Fatoni, karena dia harus rontok di babak penyisihan, karena penentuan juara dan runner up grup pada grup B diperebutkan oleh 3 pasangan dan harus dituntaskan dengan penghitungan selisih poin Gilang R dan Apin yang merebut posisi ke-dua, sementara sang jawara grup B dipegang oleh Andre dan Iwan I. Dan untuk grup A, semuanya berjalan sesuai dengan prediksi admin. Dimana Alex dan Adi N menjadi jjuara grup A, disusul oleh  pasangan Nugi dan Kevin sebagai runner up-nya.

Pada babak semifinal bertemu secara menyilang antara juara dan runner up grup A dan B. Alex dan Adi N tanpa kesulitan yang berarti, menundukkan pasangan Gilang R dan Apin dengan 42-22. Pada partai semifinal lainnya, Nugi dan Kevin mendundukkan pasangan senior Andre dan Iwan I yang sekaligus sebagai Juara grup B, dengan skor 42-30.

Pada babak final kembali mempertemukan rival sesama grup A.  Mereka adalah Alex dan Adi N versus  Nugi dan Kevin. Set pertama gedoran pukulan Alex dikombinasikan dengan permainan tricky dari Adi N membuat pasangan Nugi dan Kevin sedikit keteteran. Mereka tampil tertekan dan kurang bisa mengembangkan permainannya. Banyak bola-bola mis, entah saling berebut atau malah saling membiarkan. Hal itu melonjakkan perolehahan poin Alex dan Adi N langsung menjauh dan melesat. Set pertama ditutup dengan 21-11 untuk keunggulan Alex dan Adi N. Pada set ke-2 performa Nugi dan Kevin makin membaik, hal itu terlihat dari tandem mereka yang makin nge-blend. Beberapa kali perolehan poin mereka sempat mendekat. Namun keberuntungan rupanya belum berpihak kepada mereka. Alex dan Adi N menutup babak final dengan 42-36, sekaligus mentahbiskan nama mereka sebagai juara minggu ini. Yang jadi catatan penting hari ini adalah: untuk pertama kalinya Adi Nurrahman mengantongi medali emas. Selamat ya Adi...

Inilah nama-nama juara kita minggu ini;

Juara 1 Alex dan Adi N 

juara 2 Nugi dan Kevin

Juara 3 Gilang R dan Apin  / Andre dan Iwan I

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke 36;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita minggu ini. Semoga kita selalu diberi kesehatan dan kekuatan. Sampai jumpa minggu depan!!




Minggu, 23 Oktober 2022

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 23 Oktober 2022

"Strong people have a strong sense of self-worth and self-awareness; they don’t need the approval of others.”

Roy T. Bennett

Hidup itu jangan selalu mengikuti dan memikirkan apa kata orang karena gak semuanya itu positif. Jika didengarkan, hal itu gak akan bikin kamu berkembang ke arah yang lebih baik. Makanya, kita juga harus mulai cuek terhadap beberapa hal dalam hidup kita mulai dari sekarang. Tujuannya supaya kita bisa lebih berkembang lagi dan sukses ke depannya.

Kita harus cuek terhadap apa aja sih?

1. Omongan orang

Gak semua omongan orang harus kamu pedulikan karena gak semua omongan itu benar dan positif. Pilih lagi mana omongan yang bisa membangun atau malah menjatuhkan dirimu, ya.

Omongan yang bisa membangun dan membuatmu berkembang tentunya harus kamu dengarkan, tapi kalau yang menjatuhkan sih kamu harus abaikan. Mending, energinya kamu pakai untuk fokus berkarya daripada sekadar mendengarkan omongan yang negatif.

2. Fake friends

Hmm, bukan bermaksud berburuk sangka sama orang lain, tapi gak sedikit kita temui orang yang kayak gini. Kalau di depan kita sih baik-baik aja, tapi kalau di belakang kita, dia bicarakan hal yang jelek-jelek di depan orang lain.

Kalau kamu punya teman yang kayak gini, mending cuek aja deh dan fokus berteman sama orang-orang yang mau sukses juga.

3. Ekspektasi orang lain

Pernah dengar kalimat "jangan hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain"? Kalimat tersebut ada benarnya, lho. Itu karena kamu harus set goals atau pencapaian dirimu sendiri.

Kenapa? Itu karena pencapaian yang kita targetkan pasti jauh lebih realistis dan kita juga optimis bisa mewujudkannya. Penuhi apa yang menjadi ekspektasimu sendiri karena itu jauh lebih membahagiakan.

Nah, itu tadi tiga hal yang perlu kita abaikan. Ujung-ujungnya, semua untuk kebaikan diri kita juga kok. Semangat, ya!


Kembali ke reportase... Lagi-lagi untuk kesekian kalinya dari hasil drawing, Fatoni menempati unggulan pertama. Kali ini dia berpasangan dengan Iyan. Bukan berarti mengabaikan kekuatan pasangan-pasangan lainnya. Tapi berdasarkan track record di Sparta, mereka merupakan pasangan yang kuat dan saling melengkapi. Fatoni yang pandai mengatur ritme dengan menurunkan tempo permainan, sementara Iyan dengan sambaran bola-bola cepatnya baik didepan maupun di belakang lapangan sangat merepotkan lawan-lawannya.

Selain pasangan diatas ada beberapa pasangan yang masuk unggulan, mereka adalah: Rizaldi dan Atep, Reza R dan Gilang R, Ismail dan Apin, lalu Alex dan Kevin. Namun prediksi admin kali ini, untuk beberapa pasangan meleset, karena ada beberapa yang gugur di babak penyisihan. Malah pasangan yang tidak diunggulkan, yaitu Faisal dan Naga justru secara mengejutkan berhasil menjadi runner up di turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-35 ini. Bravo buat Faisal dan Naga!!!

Prediksi yang meleset mungkin disebabkan karena grup B merupakan grup neraka, karena dihuni oleh pasangan-pasangan kuat, namun mereka kurang beruntung karena harus saling berhadapan di babak penyisihan.

Hasil undian babak semifinal mempertemukan secara menyilang antara grup A dan B. Ismail dan Apin sebagai juara grup A berhadapan dengan Faisal dan Naga runner up grup B. Namun  Ismail dan Apin harus ngesot dan kalah dari pasangan  Faisal dan Naga, dengan skor 42-36.

Pada bagan bawah, pasangan semifinalis; Iyan dan Fatoni yang merupakan juara grup B, secara brutal dan membuat pontang-panting lawannya, sukses menang 42-32 atas pasangan Peter dan Andre yang merupakan runner up grup A.

Pada babak final pasangan Faisal dan Naga seperti antiklimaks, performa mereka menurun secara drastis. Mungkin karena faktor kelelahan atau bisa juga karena salah strategi. Faisal dan Naga yang pada babak penyisihan grup B hanya kalah tipis 41-42 dari lawannya Iyan dan Fatoni, di babak final jauh dari ekspektasi admin, bahwa akan menyuguhkan persaingan dan pertarungan yang ketat. Iyan dan Fatoni yang bermain sangat dominan, membuat permainan Faisal dan Naga tidak berkembang. Faisal dan Naga tertinggal jauh dan mengalami kesulitan untuk menyusul perolehan poin lawan, hingga set pertama ditutup dengan 21-10. Pada set ke-2 tidak ada perubahan signifikan. Mereka hanya sanggup menambah 10 poin lagi saja. Hingga partai final berakhir dengan 42-20 untuk kemenangan Iyan dan Fatoni.

Inilah nama-nama juara kita minggu ini;

Juara 1 Iyan dan Fatoni

Juara 2 Faisal dan Naga

Juara 3 Peter dan Andre / Ismail dan Apin

Dan dibawah ini adalah result selengkapnya dari turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-35, disertai dengan update ranking dan akumulasi perolehan medali Sparta;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Ikuti intuisi dan keyakinanmu. Karena hanya kamu sendiri yang tahu apa yang terbaik buat diri kamu. Sekian reportase kita kali ini, sampai jumpa lagi di reportase Sparta minggu depan. keep calm and smash hard!!



Minggu, 16 Oktober 2022

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 16 Oktober 2022

“Forgiving isn't something you do for someone else. It's something you do for yourself. It's saying, 'You're not important enough to have a stranglehold on me.' It's saying, 'You don't get to trap me in the past. I am worthy of a future.”

Jodi Picoult

Kita pasti pernah disakiti oleh orang lain. Siapa pun itu, entah ayah sendiri, ibu sendiri, saudara, teman, bahkan orang yang tak dikenal sekalipun. Tapi, sudahkah kita memaafkan kesalahannya?

Perkara yang membuat sakit atau terluka secara lahir dan batin, tentu sulit untuk dilupakan bahkan sangat sulit. Hati dan pikiran selalu terbayang rasa perih, pedih, dan teraniaya akan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain kepada diri kita. Hal ini menciptakan bola amarah agar diri kita membalaskan luka kepada dirinya. Bagaimana pun caranya harus dilakukan.


Akan tetapi, pola pikir demikian tidaklah baik bagi kehidupan kita. Hidup bakal diselimuti dengan perasaan dendam, tidak tenang, gelisah, cemas, dan penuh tekanan. Ini akibat dari perilaku gemar menyimpan kesalahan orang lain terhadap diri kita.

Dengan demikian, kehidupan kita terganggu. Kita menjadi kurang fokus dalam bekerja, suka menyendiri dan melamun, membatasi diri dari lingkungan sekitar, dan kehilangan akal sehat. Ini terjadi karena kita sering mengingat kesalahan orang lain dan merencanakan pembalasan kepada dirinya. 

Pada dasarnya, kesalahan sulit untuk dilupakan. Tapi, kesalahan adalah suatu hal yang manusiawi. Kita masih bisa menoleransi kesalahan seseorang. Gak semua kesalahan orang lain harus diganjar dengan pembalasan, bahkan dilarang membalaskan kesalahan dengan kesalahan pula. 

Sejatinya kesalahan itu ada dua, yakni kesalahan kecil atau kesalahan ringan dan kesalahan besar atau kesalahan berat. Tidak ada karakteristik baku mengenai suatu kesalahan dapat dikategorikan ke dalam kesalahan ringan maupun berat. Sebab besar kecil suatu kesalahan bersifat relatif. Tergantung pada diri masing-masing individu.

Ketika kita berhadapan dengan orang berwatak pemarah, maka kesalahan kecil saja dapat menjadi kesalahan besar. Sebaliknya, apabila kita bertemu dengan orang berwatak pemaaf maka kesalahan besar pun dianggap kesalahan kecil. Tapi, ciri kedua ini sangat langka, kalaupun ada hanya dua banding seribu.

Memaafkan bukan melupakan kesalahan orang lain, tapi....

Memberikan maaf atas kesalahan seseorang bukan berarti melupakan kesalahannya. Kenyataan pahit yang kita rasakan di masa lalu, tidak akan pernah sirna, hilang, dan terhapus dengan sendirinya. Intinya, kesalahan ya tetap menjadi kesalahan. Kesalahan tidak dapat dihapus dan dilupakan. Lah apa gunanya memaafkan? 

Ani dan Aldo adalah sepasang suami istri. Keduanya sama-sama bekerja, belum dikaruniai momongan, dan usia pernikahan masih seumur jagung. Suatu masa yang sulit dan harus dilewati oleh pasangan muda itu.

Ani sering pulang malam, karena tugas kantor yang sangat banyak, deadline laporan yang mendesak, hingga pertemuan dadakan. Sehingga tidak dapat mengurus rumah tangga, beberes rumah, menyiapkan makanan untuk suami, bahkan enggan berhubungan intim karena kecapekan.

Aldo sebagai seorang suami tentu marah. Setiap hari kehidupan rumah tangganya layaknya tempat penginapan. Seharian penuh gak ada aktivitas apapun. Ketika malam, barulah berdatangan penghuninya dan hanya untuk tidur saja. Sebab Aldo pun bekerja, tapi pulangnya lebih sore ketimbang istrinya yang pulang hingga jam sembilan malam.

Kemarahan Aldo adalah buah perilaku Ani yang tidak menjalankan kewajiban seorang istri dengan baik. Benih inilah yang menjadi awal konflik dalam rumah tangga, sehingga kehidupan rumah tangga kurang harmonis. Kemarahan Aldo pula merupakan kesalahan.

Sejak awal, Aldo dan Ani telah memprediksi kehidupan rumah tangganya. Kalau diantara keduanya tidak dapat berbesar hati, tentu kemarahan Aldo akan menjadi kekerasan terhadap Ani. Maka dari itu, perlu untuk saling mengalah atau merekonstruksi jadwal kerja diantara keduanya. Sehingga tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga.

Dengan melepaskan amarah, mengurungkan sikap dendam kepada orang yang telah menyakiti kita, hidup kita bakal lebih tenang, damai, dan tentram.

Melepaskan amarah membuat diri kita seakan baik-baik saja. Tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan. Semua berjalan seperti sedia kala. Meski secara faktual, telah terjadi perselisihan atau pertengkaran. 

Diri kita bakal tetap fokus pada aktivitas harian. Sebab hati dan pikiran kita tidak lagi memikirkan cara-cara untuk menjatuhkan orang yang pernah melukai kita, baik lahir maupun batin. Menganggap kejadian kelam itu sebagai masa lalu dan pembelajaran diri sendiri, tanpa harus melupakan kesalahan tersebut. Cukup melepaskan amarah.

Bilamana teringat kesalahan orang lain, bingkailah kesalahan itu dengan nuansa penuh pengampunan, memaafkan. Terlepas dari pantas tidaknya seseorang tersebut menerima pengampunan. Sebab, diri kita telah melakukan upaya pelepasan amarah, melepaskan emosi.

Memang sangat sulit melepaskan amarah atas kesalahan orang lain. Apalagi kesalahan berat. Seakan tak ada pintu ampunan bagi dirinya. Tapi, maukah kita hidup dalam kegelisahan, kecemasan, dan keraguan sepanjang hayat?

Kita perlu berbesar hati, mendinginkan kepala, mengambil keputusan untuk memaafkan kesalahannya guna melepaskan amarah. Akan tetapi, tetap tidak bisa melupakan kesalahannya.

Apabila suatu kesalahan berakibat pada pelanggaran norma, apa perlu dilepaskan dari jeratan hukum?

Memaafkan adalah melepaskan amarah, bukan melepaskan dari jeratan hukum akibat kesalahan yang dinilai melanggar hukum.

Kita bersalah pada seseorang dan ia memaafkan kesalahan kita, tapi belum tentu hukum melepaskan kita dari tuntutan hukum. Keduanya berbeda muatan, meski dalam satu panggung yang sama.

Maka dari itu, kejadian seseorang memaafkan kesalahan orang lain adalah upaya melepaskan amarah agar hidup tetap nyaman. Sedangkan, kesalahan adalah sebuah kesalahan yang harus diganjar dengan hukuman, bukan kesalahan. Jadi, klop bilamana seorang yang salah patut dihukum meski sudah meminta maaf dan dimaafkan.

Hal ini dikarenakan, memaafkan bukan melupakan kesalahan tapi melepaskan amarah. Jadi, sudahkan kita melepaskan amarah hari ini?


Kembali ke reportase... Keseruan Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-34 hari ini, dimeriahkan oleh bergabungnya beberapa orang member orang baru Sparta, plus seorang tamu BL dari Tangsel, yaitu Amirul M.

Dari hasil drawing, nama pasangan Agung N dan Andre menjadi unggulan teratas menurut seeding versi admin. Disusul 2 pasangan lainnya, yaitu Iyan dan Yoses, lalu Alvian dan Fatoni.Lalu muncul nama unggulan lainnya Amrul M dan Kevin (setelah melihat performa mereka di babak penyisihan grup). 

Pada babak 8 besar 2 juara grup tumbang oleh para runner up. Laga balas dendam sesama pesaing grup terjadi antara Alvian dan Fatoni melawan Iyan dan YosesIyan dan Yoses sukses membalas kekalahan mereka dibabak penyisihan, dengan kemenangan 42-26, yang membuat Alvian dan Fatoni harus tersingkir. Juara grup D, Peter dan Yusril menelan kekalahan dari runner up grup B, Rizaldi dan Adi NRizaldi dan Adi N menang telak 42-22, atas lawannya. Sementara 2 quarter finalis lainnya, masih dimenangkan oleh para juara grup.

Pada babak semifinal Agung N dan Andre berhasil menghentikan langkah Iyan dan Yoses dengan 42-30. Poin akhir 42-30 terjadi juga di pertandingan semifinal lainnya. Amrul M dan Kevin menang dengan poin itu, saat mereka mengalahkan pasangan Rizaldi dan Adi N.

Babak final mempertemukan antara Agung N dan Andre dengan Amrul M dan Kevin. Mereka memang sangat pantas menjadi finalis kita kali ini. Performa yang apik dan bonding dari kedua pasangan ini memang sangat baik. Laga kedua pasangan finalis ini menampilkan rally-rally panjang yang asyik untuk ditonton. Namun tidak bisa dipungkiri seringnya Agung N dan Andre berpasangan di lapangan, membuat mereka terlihat lebih solid. Tak heran jika mereka mampu mendominasi permainan laga final. Perolehan poin mereka pun dengan cepat melesat meninggalkan perolehan poin pasangan Amrul M dan Kevin dengan cukup jauh. Set pertama ditutup 21-10, untuk keunggulan Agung N dan Andre. Pada set ke 2 Amrul M dan Kevin sempat 2 kali memperkecil jarak perbedaan poin hingga tertinggal 5 poin saja. Namun Agung N dan Andre kembali menjauhkan selisih perolehan poin mereka. Keunggulan mereka karena pasangan ini lebih sedikit melakukan unforced error.  Babak final, kembali ditutup dengan poin keramat 42-30, untuk kemenangan Agung N dan Andre.    

Yang patut jadi catatan minggu ini; Agung N yang baru kembali dari Sumatera, dan katanya suda berbulan-bulan tidak main badminton, tak sedikitpun berkurang skill permainannya. 

Inilah nama-nama juara kita minggu ini

Juara 1 Agung N dan Andre

Juara 2 Amrul M dan Kevin

Juara 3 Iyan dan Yoses / Rizaldi dan Adi N

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen minggguan Sparta edisi minggu ke-34 lengkap dengan update ranking Sparta dan akumulasi perolehan medali Sparta;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Memaafkan orang lain memang bukan perkara yang mudah, namun akan lebih ringan bila kita terlebih dahulu bisa memaafkan diri kita sendiri. Sekian reportase kita kali ini, Sampai jumpa dan salam olahraga!!!


Minggu, 09 Oktober 2022

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 9 Oktober 2022

"People will forget what you said, people will forget what you did, but people will never forget how you made them feel." 

Maya Angelou

Kita pasti pernah  berada di titik kekecewaan yang paling menyakitkan. Merasa sakit hati dengan perbuatan orang terdekat yang tidak pernah terlintas dalam pikiran kita, kalau mereka bisa menjadi orang yang paling membuat kita merasa paling terabaikan. Rasa ini biasa muncul ketika semua kebaikan yang pernah kita buat dibalas dengan dusta dan kemunafikan. 


Akhir-akhir ini, saya tergelitik dengan topik yang sering menjebakku secara pribadi, dan saya percaya yang membaca tulisan ini pun pernah mengalami hal yang sama. Jujur, beberapa hari belakangan ini saya mengalaminya lagi, setelah saya bertarung dengan persepsi lama,  bahwa ketika saya berbuat baik, suatu saat saya akan ditolong dengan kebaikan yang terbalaskan, sama berat dan bobotnya. 

Kebaikan akhirnya menjadi sebuah investasi moral yang bisa kita tagih kapan saja. Sifatnya sedikit memaksa, dan kalau saja "Si penerima hibah/pinjaman" tidak mampu mengembalikan, kita kecewa setengah mati. Rumusnya sama seperti matematika jika dikalkulasikan. Hitung-hitungan hingga membentuk jumlah yang sesuai. 

"Apa sih gunanya menjadi orang baik kalo dijahatin melulu?"

"Apa gunanya berbuat baik, jika dipandang sebelah mata dan dijahatin terus?" 

"Sorry, saya fleksibel orangnya. Sikap saya ditentukan oleh Anda. Jika Anda baik, saya akan lebih baik. Jika Anda jahat, saya bisa lebih jahat." 

Penggalan kata-kata di atas, mungkin pernah ada di pikiran kita. Alih-alih diperlakukan dengan baik, tapi ghibah dan pengkhianatan yang kita dapat. Itu juga pemikiran saya beberapa tahun yang lalu. Sempat survive sebenarnya tapi sekarang saya terjebak dalam proses perenungan panjang, "Apakah saya tetap berbuat baik terhadap orang yang ini, atau saya membatasi diri?" 

Bila perlu, jadi orang yang tidak mengenalnya sama sekali dan menempatkan dia dalam posisi tidak enakan, serba salah, dan berpikir kalau saya sedang menjaga jarak , hingga suatu saat dia menyesal dan mengakui bahwa dia salah. Sebuah treatment psikis yang entah berhasil atau tidak, namun respons alamiah seperti itu pasti pernah juga menjadi senjata kita.

Bagi siapapun, mengingat luka itu akan terasa perih memang. Hari ini saya dibawa ke pengalaman masa lalu, ketika saya mengambil keputusan bahwa saya bertanggung jawab atas kebahagiaan diri sendiri, dan orang lain hanyalah variabel yang tidak terikat. Mereka bukanlah penentu. Sejahat apapun yang mereka perbuat, sekali lagi saya bilang dirimu bertanggung jawab terhadap kebahagiaanmu sendiri. Mereka bukanlah variabelmu. 

Berbuat baik bukan suatu hal yang baru. Anak sekolah dasar pun tahu bagaimana meminjamkan pensil ke teman sebangkunya. Jika hari ini kita masih terjebak bahwa berbuat baik agar dibalas dengan baik, renungkanlah. Apakah kita sedang menggadaikan harga diri kita? 

Semua orang punya skala prioritas ketika mereka diperhadapkan dengan situasi sulit, dan mungkin saat itu kita bukan di ranting teratas untuk dipedulikan secara instan. Namun bukan berarti orang lain tidak mau menolongmu saat itu juga. Seperti quotes di sebuah film, bumi ini tidak hanya berputar untuk dirimu sendiri. Bersabarlah! 

Jika hari ini kita disakiti oleh mereka, jangan cepat ambil keputusan untuk sakit hati. Sekali lagi, kita bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kondisi hati kita. Jika kamu ingin menambah luka-luka, ya silakan. 

Tapi ingat, semua orang pada dasarnya adalah  petarung tangguh yang terus berlari menuju garis finish. Jika kamu hanya berfokus untuk jatuh dan bangkit, bisa jadi esok hari kamu tidak mempunyai tenaga untuk berdiri lagi.

Berbuat baiklah bukan untuk dikenang orang. Namun berbuat baiklah karena esensi dari kebaikan adalah kebaikan itu sendiri. Apapun respon orang dan balasannya terhadap kebaikanmu, bodo amatlah dengan itu, janganlah dendam dan menuntut balasan.

  • Jika hari ini kamu tidak mampu berbuat baik karena keterbatasanmu, jangan hukum dirimu dalam perasaan bersalah. 
  • Kamu tidak akan menjadi sampah jika direndahkan, dan tidak akan menjadi langit bila ditinggikan. 
  • Fokuslah dalam menebar kebaikan, bukan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.  

Akhir kata yang ingin saya ungkapkan, berbuat baik dan menjadi bahagia adalah satu circle yang tidak terputus. Jangan tenggelamkan dirimu dalam kondisi terpuruk hanya karena kamu diabaikan setelah berbuat baik. Berbahagialah jika kamu digibahin karena itu. Atau mungkin tidak mendapatkan balasan yang setimpal dari perbuatanmu. Jangan pernah berekspektasi apapun. Kamu cukup berbuat baik, lupakan itu  dan bahagialah. Kamu yang paling tahu bagaimana caranya membahagiakan dirimu sendiri. Untuk itu, jangan menarik kebaikan dari orang lain sebagai titik sentral dari kebahagiaanmu hari ini.


Kembali ke reportase... Sejujurnya dari hasil drawing turnamen mingguan Sparta kali ini, admin sama sekali tidak bisa memperkirakan pasangan mana yang akan menjuadi juara. Karena boleh dibilang cukup seimbang kekuatannya, minimal di persaingan sesama grup. Memang sih patut diakui jika persaingan di grup A lebih berat jika dibandingkan dengan grup B.

Erwinsyah yang baru comeback lagi ke Sparta setelah sekian lama menghilang dari peredaran, menorehkan hasil yang baik di turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-33 ini. Bonding yang sangat bagus dengan pasangannya, sesama orang Rancaekek, yaitu Iwan I, mengukuhkan mereka menjadi juara grup A dengan tanpa terkalahkan. Sementara pasangan Fatoni dan Fajar R, hasrus puas menempati posisi runner up grup A.

Kevin dan Peter yang baru pertama kali berpasangan juga, cukup solid hingga mereka menempati urutan nomor wahid di grup B. Disusul oleh pasangan Naga dan Rizaldi yang finish menjadi runner up grup B.

Hasil undian babak semifinal mempertemukan lawannya secara menyilang. Apa mau dikata, para semifinalis dari grup A memang lebih kuat. Jadi tidak mengherankan jika mereka dengan cukup mudah bisa lolos ke babak final. Erwinsyah dan Iwan I menang atas  Naga dan Rizaldi dengsm 42-35.  Begitu pula dengan Fatoni dan Fajar R mereka berhasil mengalahkan pasangan juara grup B, Kevin dan Peter tanpa kesulitan yang berarti, mereka unggul jauh 42-26.

Pada babak final antara Fatoni dan Fajar R VS Erwinsyah dan Iwan I sangat seimbang. Fatoni dan Fajar R beberapa kali tertinggal 1-2 poin. namun beberapa kali pula mereka berhasil menyamakan perolehan poin. Set pertama ditutup dengan 21-19 untuk keunggulan Erwinsyah dan Iwan I. Pada set ke-2 Fatoni dan Fajar R berhasil menyamakan kedudukan 33-33, bahkan mereka sempat unggul 35-33. Namun perolehan poin kembali disamakan oleh lawannya dan kemudian tertinggal lagi. Final sore ini kembali terjadi poin sama 37-37. Erwinsyah dan Iwan I tak terbendung lagi, hingga babak final berakhir dengan 42-38 untuk kemenangan mereka. 

Inilah nama-nama juara kita minggu ini;

Juara 1 Erwinsyah dan Iwan I

Juara 2 Fatoni dan Fajar R

Juara 3 Kevin dan Peter / Naga dan Rizaldi 

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen minggguan Sparta edisi minggu ke-33 lengkap dengan update ranking Sparta dan akumulasi perolehan medali Sparta;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini, sampai jumpa lagi minggu depan...

Minggu, 02 Oktober 2022

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 2 Oktober 2022

“Don't Just.....Don't just learn, experience. Don't just read, absorb. Don't just change, transform. Don't just relate, advocate. Don't just promise, prove. Don't just criticize, encourage. Don't just think, ponder. Don't just take, give. Don't just see, feel. Don’t just dream, do. Don't just hear, listen. Don't just talk, act. Don't just tell, show. Don't just exist, live.”

Roy T. Bennett


Teori Abraham Maslow mengatakan bahwa seseorang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan di atasnya ketika kebutuhan pada suatu tingkatan telah terpenuhi. Kebutuhan menurut Maslow adalah berjenjang yang digambarkan dalam segitiga piramid, meliputi; 

  1. Kebutuhan dasar,
  2. Keamanan, 
  3. Sosial, 
  4. Cinta, 
  5. Aktualisasi diri. 


Seseorang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan keamanan (tingkat 2) setelah kebutuhan dasar (tingkat 1) telah dapat dipenuhinya. Sebelum dapat memenuhi kebutuhan dasar seseorang tidak akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan keamanan. Demikian pula seseorang yang telah memenuhi kebutuhan dasar maka orang tersebut akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan keamanan. Terpenuhinya kebutuhan keamanan akan mendorong seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan sosial. Demikian seterusnya, sehingga seseorang akan termotivasi untuk melakukan aktualisasi diri setelah 4 kebutuhan di level bawahnya telah terpenuhi. 

Teori kebutuhan dan motivasi yang digambarkan Maslow ini merupakan teori yang paling banyak dianut karena memang teori ini mampu mengambarkan lebih mudah tentang perilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.  Namun demikian, ternyata pola perilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhan tidak selalu tumbuh dari tingkat 1 ke tingkat 5. Artinya tidak selalu seseorang yang telah memenuhi kebutuhan dasar, kemudian memenuhi keamanan, sosial, cinta, dan kemudian aktualisasi diri. 

Seringkali seseorang berhenti dan berputar-putar pada kebutuhan dasar, keamanan, dan sosial. Setelah terpenuhinya kebutuhan sosial seseorang akan memenuhi kebutuhan dibawahnya lagi, dan kemudian memenuhi kebutuhan sosial lagi, tidak mampu memotivasi diri untuk memenuhi kebutuhan pada level cinta, apalagi memenuhi kebutuhan level aktualisasi diri. 

Seseorang yang telah mampu memenuhi kebutuhan dasar yang meliputi makan, minum, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya, akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan keamanannya. Mulai memikirkan asuransi untuk melindungi anak-anak dan keluarganya, membeli mobil untuk mengganti motor yang mungkin kurang memiliki keamanan di jalan, membangun pagar atau perlindungan-perlindungan lain untuk memenuhi rasa amannya. 

Setelah berbagai kebutuhan keamanan ini terpenuhi seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan sosial. Seseorang akan membeli baju dengan merk yang lebih terkenal untuk mendapatkan pengakuan sosial, membeli mobil dengan jenis dan harga yang lebih bergengsi untuk mendapat pengakuan sosial sebagai orang yang sukses. Membeli rumah di daerah yang lebih bergengsi untuk mendapatkan pengakuan sebagai kelas tertentu dari masyarakat, demikian seterusnya. 

Namun sayangnya, seringkali seseorang akan berputar-putar terus pada kebutuhan ini. Membeli baju, mobil, rumah dan hal-hal materialistik lainnya tidak akan pernah terbatas, karena barang-barang seperti itu selalu dikeluarkan baru setiap tahunnya, sehingga seseorang yang terjebak pada materialisme dan akan berputar-putar untuk memenuhi kebutuhan ini dalam waktu lama, bahkan mungkin sampai mati, dan belum termotivasi untuk memenuhi kebutuhan cinta dan aktualisasi diri. 

Level kebutuhan cinta merupakan level kebutuhan seseorang untuk dicintai dan mencintai, pada level ini seseorang melakukan sesuatu diarahkan untuk mendapatkan cinta atau memberikan cinta pada yang dikerjakannya. Seseorang menjadi ketua sebuah asosiasi profesi tanpa memperoleh bayaran apapun dari jabatannya sebagai ketua, merupakan wujud dari kebutuhan ini. Demikian juga seseorang yang mengambil inisiatif untuk menjadi pimpinan di masyarakat yang bersifat sosial, membantu korban bencana, mengerjakan pekerjaan lebih dari yang dipersyaratkan karena kecintaannya pada profesi ini merupakan wujud dari  upaya untuk memenuhi kebutuhan pada level ini. 

Sedangkan level kebutuhan aktualisasi diri merupakan level kebutuhan seseorang untuk bekerja bukan karena apapun kecuali untuk memberikan sumbangsih pada sesuatu yang dimilikinya. Pada level ini seseorang tidak mendedikasikan apa yang dikerjakannya untuk siapapun, kecuali untuk menghasilkan sesuatu sebagaimana yang dicita-citakan. Seseorang membuat sesuatu karya bukan untuk dijual, tetapi untuk mewujudkan idenya terhadap sesuatu yang diinginkan. Pada level ini seseorang termotivasi mengerjakan sesuatu bukan karena ada uang atau pujian atau perintah, tetapi karena keinginan dari diri sendiri untuk mewujudkan keinginannya atau gagasan-gagasannya. 

Jika pada kebutuhan untuk memenuhi gagasan-gagasan dari diri sendiri tersebut dijiwai oleh ketuhanan maka jadilah perbuatan pada level aktualisasi diri tersebut merupakan perbuatan yang disebut dengan Ikhlas. Ikhlas merupakan sikap dan perbuatan yang melaksanakan sesuatu hanya karena Tuhan YME, tidak karena yang lain. Orang yang ikhlas melaksanakan kegiatan tidak untuk mendapatkan imbalan, pujian, atau karena ketakutan-ketakutan, tetapi apa yang dilakukan karena keinginannya mendapat Ridha Tuhan semata. 

Jika melihat dari level kebutuhan Maslow yang paling atas tersebut sangat berbeda dengan level kebutuhan Maslow empat dibawahnya. Pada level kebutuhan Maslow tiga paling bawah nampak sangat bersifat materialistik, sedangkan kebutuhan Maslow level empat merupakan peralihan dari sifat materialistik menuju spiritualis, sedangkan kebutuhan level lima bersifat spiritualis. Perpindahan itulah yang kemudian seringkali menjadi kendala besar bagi sebagian besar orang. Motivasi materialis merupakan suatu dorongan berbuat dan bertindak yang dilakukan dengan harapan untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat materi di luar diri sendiri. Sedangkan Motivasi spiritualis adalah dorongan untuk berbuat dan bertindak yang didorong dari dalam diri sendiri tanpa mengharapkan untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat materi di luar dirinya. Karena perpindahan motivasi yang ekstrim inilah yang kemudian banyak orang tidak berhasil berpindah dari motivasi materialis pada level satu, dua dan tiga ke level spiritualis pada level empat, dan lima. 

Dalam konsep organisasi modern tentu tidak ada satupun organisasi yang membuat miskin dan tidak sejahtera para anggota organisasinya. Apalagi organisasi tersebut merupakan organisasi profit baik jasa maupun manufacture. Bahkan organisasi modern non profit pun selalu memiliki kemampuan yang baik dalam mensejahterahkan anggotanya dengan memenuhi berbagai kebutuhan materi nya. Gaji, fasilitas, dan status yang baik adalah bentuk-bentuk kebutuhan materi sebagai konsekuensi dari bekerja di suatu organisasi yang baik. Namun demikian, apakah hal-hal yang bersifat materialis tersebut dapat menumbuhkan kebahagiaan dan kemudian menumbuhkan dorongan dalam diri sendiri untuk bekerja lebih? Apakah orang-orang tidak semakin pamrih terhadap sesuatu yang bersifat materi? Saya akan mengerjakan sesuatu jika saya mendapatkan sesuatu. Dapatkah orang-orang yang ada dalam organisasi berpindah dari motivasi untuk memenuhi kebutuhan level satu, dua, dan tiga ke motivasi kerja untuk memenuhi kebutuhan level empat, dan lima? 

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, dalam organisasi yang baik berbagai kebutuhan materi secara standar telah tersedia, untuk itu organisasi harus mampu membalik motivasi kerja orang-orang yang ada dalam organisasi dengan membalik teori yang dikemukakan oleh Maslow. Organisasi harus mendorong dan memberikan role models agar orang-orang di dalam organisasi melakukan pekerjaan karena; 1) aktualisasi diri, 2) cinta, 3) sosial, 4) keamanan, dan 5) kebutuhan dasar. 

Apakah bisa diimplementasikan? Berbagai contoh kehidupan di masyarakat menunjukkan bahwa banyak orang miskin yang melakukan pekerjaan untuk didermakan atau diamalkan, banyak pula orang-orang miskin yang kemudian melakukan berbagai pekerjaan-pekerjaan yang  dilakukannya tanpa pamrih kepada siapapun. Kondisi ini berarti seseorang mampu berbuat pada level lima teori Maslow, walaupun kebutuhan level satu belum terpenuhi. Apalagi di organisasi yang baik, dimana kebutuhan level satu dan dua seringkali sudah terpenuhi , maka tugas organisasi adalah untuk mengeluarkan orang-orang yang ada di dalam organisasi dari level bekerja dengan motivasi materialis ke motivasi bekerja pada level spiritualis. Untuk itulah organisasi harus memberikan role models agar orang-orang di dalam organisasi bekerja karena ingin mengaktualisasikan dirinya. Orang-orang dalam organisasi harus didorong untuk bekerja karena bekerja adalah bagian dari ibadah, karena bekerja adalah keinginan dari dalam diri mereka untuk menghasilkan karya, bekerja karena termotivasi untuk memberikan manfaat kepada organisasi, orang lain, masyarakat, atau bahkan negara, bukan bekerja untuk mendapatkan pujian atau mendapatkan hal-hal yang bersifat tambahan materi.

Dengan budaya kerja sebagaimana di atas maka orang-orang yang bekerja di dalam organisasi akan menjadi orang-orang yang berbahagia di tempat kerjanya, mereka akan terbiasa untuk menggerakan dan memerintah diri sendiri, mereka juga tidak memerlukan pengawasan yang berlebihan, karena mereka dapat mengawasi dirinya sendiri, juga mereka dapat menggerakkan dirinya sendiri. Kondisi seperti ini merupakan modal penting dalam organisasi untuk meningkatkan produktifitasnya menuju organiasi yang unggul.


Kembali ke reportase.... Siang tadi Bandung diguyur hujan cukup deras, hingga menyebabkan beberapa orang Spartan datang terlambat karena harus berteduh  di perjalanan menuju GOR ABA. Bahkan ada beberapa orang yang membatalkan kehadirannya karena sikon tidak memungkinkan dia untuk melanjutkan perjalanannya.

Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-32, tidak kaya biasanya. Karena dari hasil drawing, tak terprediksi secara bulat siapa yang bakal jadi juaranya. Dan memang terlihat dari result turnamen kali ini. muncul beberapa nama-nama baru yang performanya patut diperhitungkan. formasi-formasi tandem pasangan baru, yang sebelumnya tak pernah berpasangan, menghasilkan kolaborasi yang sangat bagus.

Di grup A pasangan Atep K dan Alex berhasil menjadi juara grup, disusul oleh pasangan Gilang R dan Fatoni sebagai runner up-nya. Sementara di grup B terjadi pertarungan yang sangat ketat, karena masing-masing pasangan saling mengalahkan. Pasangan  Alvian dan Rama yang semula diprediksi bakal jadi juara grup B, malah harus tersungkur ke posisi nomor buncit dan harus gugur, setelah pada laga terakhir mereka dikalahkan oleh pasangan Ismail dan IyanIsmail dan Iyan berhasil mengukuhkan diri mereka sebagai juara grup B, dan posisi runner up diraih oleh pasangan Agun dan Fareza. Raihan Agun dan Fareza pada debut pertama mereka cukup memberi kejutan.

Drawing semifinal mempertemukan lawan-lawannya secara menyilang. Laga semifinal terlihat sebagai laga semifinal ideal, karena 2 partai itu diselesaikan dengan poin sangat ketat. Pada laga semifinal bagan atas dimenangkan oleh Atep K dan Alex 42-39 atas lawannya Agun dan Fareza. Lalu pada bagan bawah Ismail dan Iyan secara mengejutan sukses menumbangkan Gilang R dan Fatoni dengan skor super ketat 42-41.

Pada babak final, dominasi  Atep K dan Alex tak terbentung. Penampilan mereka makin solid. variasi serangan dan pertahanan yang sulit ditembus membuat Ismail dan Iyan keteteran. Ismail dan Iyan tampil tertekan, hingga membuat permainan mereka tidak berkembang. Sete pertama ditutup dengan skor yang cukup jauh, yaitu  21-11 untuk keunggulan Atep K dan Alex. Pada set kedua tak ada perubahan signifikan. Atep K dan Alex masih mendominasi permainan. Hingga partai final ditutup 42-30 untuk kemenangan  Atep K dan Alex.

Inilah nama-nama juara minggu ini;

Juara 1  Atep K dan Alex 

Juara 2 Ismail dan Iyan

Juara 3 Agun dan Fareza / Gilang R dan Fatoni

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen minggguan Sparta edisi minggu ke-32 disertai dengan update ranking Sparta dan akumulasi perolehan medali Sparta;

Road to final

Bagan turnamen


Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini, sampai jumpa lagi di reportase-reportase berikutnya. Salam Olahraga!!!