Powered By Blogger

Minggu, 25 Mei 2025

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 25 Mei 2025

 “When you focus on problems, you will have more problems. When you focus on having great opportunities, you will obtain great opportunities.”

Steven Cuoco


Sesuai dengan quotes di atas, di kesempatan kali ini kita akan menyimak sebuah kisah dari seorang musisi terkenal di Italia bernama Nicolo Paganini . Disini kita, bisa belajar dari beliau yang fokus pada solusi bukan fokus pada masalah di konser termegahnya.


Nicolo Paganini adalah seorang pemain biola classic. Setiap pertunjukan yang digelarnya selalu dihadiri ratusan orang dan tiket yang dijual pun pasti habis. Paganini memang luar biasa. Bila biola sudah dimainkan, siapapun yang mendengar pastilah akan hanyut dalam setiap petikan dawainya. Bila dia memainkan musik bertema bahagia, maka bahagialah perasaan mereka yang mendengarnya hingga dunia terasa indah. Bagitu juga bila dia memainkan musik bertema kesedihan, maka sedihlah mereka yang mendengarnya hingga tanpa terasa meneteskan air mata. Kalau ada musisi yang selalu dibicarakan, itu tidak lain pastilah Nicolo Paganini Sang Pemain Biola.

Suatu hari, Paganini berencana untuk mengadakan sebuah pertunjukan. Lain dengan sebelumnya, kali ini dia akan mengadakan pertunjukkan yang akan menghebohkan seantero Italia. Pertunjukan paling berkesan yang takkan dilupakan oleh masyarakat Italia hingga puluhan bahkan ratusan tahun ke depan.

Untuk hal tersebut, Paganini menyiapkan segala-galanya. Dia tidak ingin pertunjukan termegahnya itu tampil mengecewakan. Berbagai pilihan lagu yang berkualitas dicari dan dikumpulkannya. Tak lupa pula segera berita pertunjukan tersebut disebarkan ke seluruh penjuru Italia. Dengan demikian dalam waktu singkat saja, orang-orang sudah membicarakan seperti apa nanti kira-kira pertunjukan yang akan digelar oleh Paganini.

Hari H pun tiba. Seluruh tiket yang ada sudah habis terjual sejak tiga hari sebelumnya. Harganya, tentu 2x lipat dari harga pertunjukan biasa karena ini adalah pertunjukan terhebatnya. Para audience pun tak peduli meski mereka tidak mendapatkan tempat duduk (karena penuhnya). Mereka hanya ingin mendengar alunan dawai biola Sang Paganini.

Pertunjukan dimulai. Untuk malam itu, Paganini menyiapkan 10 lagu terbaiknya. Dia yakin malam itu akan menjadi malam yang tidak terlupakan. Satu demi satu lagu yang telah dipersiapkan sebelumnya dia mainkan. Suasana tribun silih berganti. Kadang penuh dengan senyum kebahagiaan. Kadang penuh dengan isak tangis para penonton. Ini semua tergantung tema musik yang dimainkan oleh Paganini. Semua berjalan lancar pada awalnya.

Ketika Paganini memainkan lagu ke-10, tiba-tiba saja musibah itu terjadi. Satu dawainya tiba-tiba putus. Pertanda apakah ini? Seluruh penonton pun berdiri dan memberikan tepuk tangan. Mereka menyerukan kepada Paganini bahwa mereka mengerti dan akan menunggu Paganini untuk mengganti dawai biolanya terlebih dahulu. Namun apa yang terjadi? Paganini berbicara di atas panggung, Paganini dengan 3 dawai biola.” Dia pun memainkan lagu ke-10 tersebut dengan 3 dawai saja.

Lagi-lagi kesialan itu datang. Dawainya kembali putus hingga tersisa 2 buah saja. Namun tetap saja Paganini hanya berkata, Paganini dengan 2 dawai biola.” Dan dia pun memainkannya dengan dua dawai biola yang tersisa. Penonton pun semakin larut dalam permainannya yang sungguh menggugah hati.

Hingga… Tus…, putuslah dawai ketiga. Kini hanya tersisa satu dawai saja. “Petaka apa ini?”, pikir Paganini. Reaksi penonton kali ini terdiam. Mereka memberikan tepukan tangan perlahan. Mereka terus memberikan segenap dukungan pada Paganini sembari menyerukannya untuk mengganti biolanya. Mereka memaklumi itu semua. Namun, apa reaksi Paganini?

Dia hanya berdoa dalam hati dan berkata, Paganini dengan 1 dawai biola.” Dia tahu itu sulit. Tapi dia terus meyakinkan dirinya bahwa Paganini akan menampilkan pertunjukan yang takkan terlupakan. Dia fokus pada tujuan akhirnya, konser yang sukses. Dengan susah payah, dia mencoba menemukan permainannya yang bisa terdengar indah hanya dengan 1 dawai. Dia tidak fokus pada masalah putusnya 3 dawai.

Luar biasa. Ibarat sebuah keajaiban, permainannya menjadi sangat indah. Permainan yang bahkan lebih bagus dan memberikan kesan mendalam dibandingkan dengan 9 lagu sebelumnya. Dan pertunjukan itu dia tutup dengan manisnya sembari mengucapkan terima kasih pada penonton yang selalu mendukungkan. Banjir air mata dan suara tepuk tangan pun tak terelakkan lagi.

Maka semenjak pertunjukan termegah malam itu, tak pernah ada musik yang dibicarakan selain permainan Sang Pemain Biola 1 Dawai. Siapa lagi kalau bukan Nicolo Paganini.

Pelajaran yang Bisa Kita Ambil

Nah, sepengal kisah hidup Paganini Sang Pemain Biola 1 Dawai sudah saya sharingkan. Sekarang waktunya kita bedah pelajaran apa yang bisa diambil di dalamnya.

Ketika memainkan biolanya, dawai Paganini putus satu persatu. Itu tentu merupakan sebuah masalah. Namun, lihatlah bagaimana Paganini bersikap. Dia tidak peduli dengan masalah itu. Paganini tidak memfokuskan dirinya pada masalah. Dia memilih untuk bersikap tenang dan fokus bagaimana solusi pemecahan dari masalahnya. Sekali lagi bukan pada masalah, tapi fokus pada solusi.

Paganini bisa melakukan itu semua karena dia memiliki sebuah keyakinan yang mendalam serta visi yang begitu berakar di dalam hatinya. Visinya adalah menjadikan pertunjukan malam itu menjadi pertunjukkan yang tidak akan terlupakan sepanjang masa dan dia yakin pasti bisa mewujudkannya.

Ngomong-ngomong, kalau kita senantiasa fokus pada solusi ketika masalah datang, maka kita memberikan kesempatan pada otak kita (khususnya sisi kreatifitas) untuk bekerja dan mencari jalan keluarnya. Kalau ini sering dilakukan maka sama artinya kita melatih otak untuk kreatif dan inovatif.

Sebaliknya, manakala kita fokus pada masalah yang ada, maka kita menutup jalan otak kita untuk bisa berpikir dan berkembang. Ujung-ujungnya, hanya mengeluh dan selalu merasa tidak pernah ada jalan keluar untuk masalah ini. So, mari mulai Fokus pada Solusi, bukan fokus pada masalah!

                   -----oooOOOooo-----


Kembali ke reportase... Cuaca di Bandung Minggu siang, 25 Mei 2025 cukup sejuk. Karena mendung menggelayut di atas langit. Sekalipun diwarnai hingar-bingar suara knalpot motor dan sedikit kemacetan yang ditimbulkan oleh konvoi perayaan kemenangan Persib, tak sedikit pun mengurangi semangat admin untuk tiba di GOR ABA dengan teoat waktu.

Ada beberapa orang Spartan yang absen karena sakit dan ada keperluan. Plus 2 orang yang ga jadi datang karena sakit dan ada keperluan dadakan, tapi bukan urusan menggoreng tahu bulat yang harus digoreng dadakan 😄.

Dari hasil drawing, admin mengunggulkan 2 pasangan terbaik minggu ini, yang akan maju ke partai puncak. Mereka adalah: Fauzi dan Herman lalu yang ke-dua adalah: Dumai dan Atep. Admin memprediksikan kedua pasangan diatas berdasarkan rekam jejeak mereka di Sparta. Tapi apa yang terjadi? Dumai dan Atep memang berhasil melaju babak final. Tapi secara mengejutkan Fauzi dan Herman rontok dibabak penyisihan grup A, padahal di pertandingan mereka yang pertama, mereka tampil impresif. Pun di percobaan mereka yang ke-dua di grup B, mereka lagi-lagi harus tersingkir. Bahkan kali ini dilibas oleh pasangan 'kuda hitam' Yudi H dan Amed, yang berhasil mengunci satu slot di babak semifinal.

Juara grup A harus diselesaikan dengan penghitungan selisih poin, dikarenakan kontestan di grup A sama-sama mengantongi 1 kali menang dan 1 kali kalah. Dari hasil penghitungan selisih poin, menetapkan pasangan Hizkia Ken dan Noval yang berhak menjadi juara grup A, karena memiliki 4 selisih poin. Disusul oleh Fathur dan Peter sebagi runner up, karena berhasil meraih 3 selisih poin. Fauzi dan Herman harus tersingkir secara mengenaskan karena hanya mengantongi selisih poin -7. Untuk penyisihan di grup B, Dumai dan Atep sukses menjadi juara grup. Dan yang menjadi runner up-nya adalah Yudi H dan Amed.

Di bawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil maju ke babak semifinal;

Grup A, Juara grup: Hizkia Ken dan Noval, runner up grup: Fathur dan Peter

Grup B, Juara grup: Dumai dan Atep, runner up grup: Yudi H dan Amed

Hasil pengundian untuk babak semifinal, lagi-lagi kembali mempertemukan sesama pesaing grup masing-masing. Pada bagan atas Dumai dan Atep tanpa kesulitan yang berarti, sukses mengalahkan Yudi H dan Amed untuk yang ke-dua kalinya dengan skor 42-29. Sebelumnya di babak penyisihan mereka menang 42-26.

Sementara pada bagan bawah  Fathur dan Peter yang merupakan runner up grup A, dan pada babak penyisihan berhasil mengalahkan sang juara grup Hizkia Ken dan Noval dengan 42-35. Di babak semifinal kembali berhasil mengalahkan Hizkia Ken dan Noval dengan skor mepet 42-40. Setelah sebelumnya terlibat pertandingan yang sangat ketat dan menegangkan.

Langkah Dumai dan Atep melaju ke final memang sudah terprediksi. Berbeda dengan Fathur dan Peter yang kali ini tidak diunggulkan. Pertemuan kedua pasangan ini di babak final sangat menarik untuk disimak.

Set pertema babak final dibuka dengan pertarungan super ketat. Saling susul menyusul poin terjadi dari awal hingga set pertama berakhir. Set pertama ditutup oleh Dumai dan Atep dengan unggul tipis 21-19. 

Pada set kedua Dumai dan Atep mendominasi permainan. Mereka kerap kali leading dalam perolehan poin. Bahkan sempat merentang jarak perolehan poin dengan selisih hingga 5 poin. Mereka secara disiplin berhasil menjaga ritme pertandingan. Fathur dan Peter beberapa kali sempat mendekatkan perolehan poin, namun lagi-lagi Dumai dan Atep berhasil menjauh lagi. Namun di penghujung set ke-dua perolehan poin Fathur dan Peter melesat. Menyamakan kedudukan, dan kemudian berhasil menikung. Fathur dan Peter berhasil menyegel kemenangan menjadi milik mereka dengan skor 42-39.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 25 Mei 2025;

Juara 1 Fathur dan Peter

Juara 2 Dumai dan Atep

Juara Hizkia Ken dan Noval / Yudi H dan Amed

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-16 tahun 2025;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Fokus pada solusi bukan pada masalah, berarti mengalihkan perhatian dan energi dari masalah itu sendiri ke upaya mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sekian reportase kali ini, Sampai jumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya...




Minggu, 18 Mei 2025

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 18 Mei 2025

 “Great ambition is the passion of a great character. Those endowed with it may perform very good or very bad acts. All depends on the principles which direct them.”

Napoleon Bonaparte


Kata “ambisi” memiliki reputasi yang beragam. Sebagian orang melihat ambisi sebagai sesuatu yang berlebihan atau egois, namun di sisi lain, ambisi adalah bahan bakar yang mendorong seseorang untuk mencapai hal-hal besar dalam hidup.


Orang ambisius umumnya memiliki tujuan yang jelas, cara-cara untuk mencapainya, dan ketekunan untuk terus berusaha meski menghadapi berbagai tantangan. Berikut ini adalah lima sisi positif dari menjadi orang ambisius.

1. Dorongan untuk Terus Berkembang dan Belajar

Salah satu manfaat utama menjadi orang ambisius adalah dorongan yang kuat untuk terus berkembang. Ambisi membawa keinginan yang tak terpadamkan untuk selalu meningkatkan diri. Orang yang ambisius tidak mudah puas, mereka ingin lebih baik dari sebelumnya. Mereka cenderung mencari cara untuk memperluas pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.

Dorongan ini membuat mereka untuk mengambil langkah-langkah yang lebih besar, seperti mengikuti kursus, membaca buku, atau bahkan berkolaborasi dengan orang-orang yang lebih berpengalaman dan ahli di bidangnya. Pada akhirnya, ambisi membantu mereka mencapai potensi terbaik mereka.

2. Kemampuan untuk Mengatasi Tantangan

Orang ambisius sering kali identik dengan ketangguhan mental. Ketika seseorang memiliki ambisi yang kuat, mereka lebih siap menghadapi hambatan atau kegagalan yang akan datang. Daripada merasa putus asa, mereka melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan memperbaiki diri.

Kemampuan ini membuat orang yang ambisius lebih tahan terhadap tekanan dan lebih mampu mengatasi rintangan dalam perjalanan mencapai tujuan. Mereka memiliki fokus jangka panjang dan keyakinan bahwa semua tantangan adalah bagian dari proses mencapai kesuksesan.

3. Mencapai Kesuksesan yang Lebih Besar

Orang ambisius cenderung menetapkan target yang tinggi, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Mereka tidak takut bermimpi besar, dan mereka memiliki disiplin untuk berusaha mencapainya. Karena ambisi mereka, mereka sering kali bekerja lebih keras dibandingkan dengan orang lain.

Inilah yang membuat orang ambisius sering berada di puncak karier atau mencapai kesuksesan yang lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka tidak mudah puas dan selalu ingin mencapai hal yang lebih tinggi. Inilah yang akhirnya membawa mereka ke puncak keberhasilan.

4. Inspirasi untuk Orang Lain agar Terus Berusaha

Orang ambisius tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga bisa memberikan inspirasi kepada orang lain. Orang yang ambisius biasanya menjadi panutan bagi rekan kerja, teman, dan bahkan keluarganya. Ketika seseorang melihat orang lain dengan semangat, tekad, dan kerja keras untuk mencapai tujuannya, hal itu dapat memotivasi mereka untuk melakukan hal yang sama.

Ambisi sering kali menular, dan lingkungan yang dipenuhi orang-orang ambisius biasanya lebih produktif dan inovatif. Oleh karena itu, menjadi orang ambisius tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.

5. Mengembangkan Kedisiplinan dan Fokus

Ambisi membutuhkan kedisiplinan. Untuk mencapai tujuan yang besar, seseorang harus berkomitmen untuk terus bekerja keras, bahkan ketika motivasi sedang turun. Orang yang ambisius umunya memiliki disiplin yang kuat untuk tetap fokus pada tujuan mereka, terlepas dari godaan untuk menyerah atau berpuas diri.

Disiplin juga melatih mereka untuk lebih efisien dalam mengelola waktu, prioritas, dan energi. Fokus mereka pada pencapaian membuat mereka mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada dan menjalani hidup dengan produktivitas yang lebih tinggi.

Menjadi ambisius memiliki banyak sisi positif yang seringkali tidak disadari. Ambisi tidak hanya tentang mencapai tujuan pribadi, tetapi juga tentang mendorong diri sendiri untuk terus berkembang. Namun jangan sampai terlalu ambisius hingga mengabaikan orang lain. Jadilah orang ambisius yang bijaksana.

                   -----oooOOOooo-----


Kembali ke reportase... Putaran roda keberuntungan yang dipakai untuk mengundi para partisipan Turnamen Mingguan Sparta Minggu, 18 Mei 2025, menggelindingkan roda nasib masing-masing pasangan. Kali ini admin hanya memasukkan 2 pasangan yang menjadi pasangan yang diprediksi akan melangkah sampai ke partai puncak. Mereka adalah: Dari grup A, Faisal R dan Chandra. Lalu dari grup B adalah: Fani dan Rizaldi. Sementara yang lainnya admin melihat persaingannya masih sangat merata.

Dan benar saja. Faisal R dan Chandra sukses menapaki urutan pertama di grup A alias menjadi juara grup. Disusul oleh Fathur dan Odod yang menjadi runner up-nya. Sementara untuk grup B, penentuan juara dan runner up grup sedikit lebih rumit karena masing-masing pasangan mengantongi 1 kali menang dan 1 kali kalah. Sehingga harus dilakukan proses penghitungan selisih poin. Dan hasilnya adalah sebagai berikut. Fani dan Rizaldi menjadi juara grup setelah mengantongi selisih poin +8. Fatoni dan Noval dengan memiliki selisih poin -1, sudah cukup menjadikan menjadi runner up grup B. Sementara Herman dan Yudi H harus rela tersingkir, karena mereka hanya mengantongi selisih poin -6.

Di bawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil maju ke babak semifinal;

Grup A, Juara grup: Faisal R dan Chandra, runner up grup: Fathur dan Odod

Grup B, Juara grup: Fani dan Rizaldi, runner up grup: Fatoni dan Noval

Tak ada perubahan nasib yang dihasilkan drawing babak semifinal. Masing-masing pesaing grup saling bertemu kembali. Pada bagan atas Faisal R dan Chandra untuk kedua kalinya berhasil mengalahkan Fathur dan Odod. Pada babak penyisihan grup mereka menang 42-22, dan pada semifinal menang 42-32. Fathur dan Odod berhasil meng-upgrade perolehan skor mereka dengan penambahan 10 poin.

Pada bagan atas Fani dan Rizaldi berhasil menumbangkan Fatoni dan Noval dengan 42-39. Kemenangan ini sekaligus ajang balas dendam, setelah sebelumnya di babak penyisihan Fani dan Rizaldi kalah 38-42 dari lawannya.

Sesuai prediksi  Faisal R dan Chandra dengan Fani dan Rizaldi bertemu di partai puncak. Set pertama dibuka dengan sangat imbang. Namun setelah skor 8-8, Faisal R dan Chandra ngebut dengan mulai meninggalkan perolehan poin lawannya. Mereka berhasil tetap leading 6 poin hingga set pertama berakhir dengan 21-15. 

Pada set ke-dua stamina dan kondisi fisik Rizaldi nampak terkuras habis. Bersyukur masih bisa berlaga di final, kendati waktu di babak penyisihan Rizaldi kakinya sempat kram. Selain itu Fani terlihat bermain nothing to lose, tidak ngotot. Karena dia masih kelelahan setelah paginya ikutan lari 10KM.  Kondisi ini turut mengubah formasi kekuatan pasangan Fani dan Rizaldi. Berkali-kali pasangan ini terlihat keteteran. Faisal R dan Chandra tak sedikitpun mengendorkan intensitas permainan mereka. Mereka memperjauh selisih perolehan poin dengan menjaganya diantara 10 hingga 15. Bahkan pada akhir babak final jurang selisih poin sangat menganga, yatiu 16 poin!! Babak final berakhir dengan skor sangat jomplang, 42-25.  Faisal R dan Chandra menyegel gelar juara minggu ke-15 menjadi milik mereka.  Kemenangan ini sekaligus mencatatkan comebacknya Chandra dengan epik.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 18 Mei 2025;

Juara 1 Faisal R dan Chandra

Juara 2 Fani dan Rizaldi

Juara Fathur dan Odod / Fatoni dan Noval

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-15 tahun 2025;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Ambisi mendorong seseorang untuk bersikap positif dan optimistis, serta menghindari pemikiran negatif yang dapat menghambat pencapaian tujuan. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya...




Minggu, 11 Mei 2025

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 11 Mei 2025

“All good is hard. All evil is easy. Dying, losing, cheating, and mediocrity are easy. Stay away from easy.”

Scott Alexander


Di sebuah perusahaan, sekelompok orang tengah berbangga hati karena proposal proyek yang mereka garap memenangkan tender. Menurut mereka, proposal yang dikerjakan sangat bagus dan menarik. Dalam kondisi seperti ini, siapa sih yang tidak ingin dipuji oleh atasan? 

Ketika secara antusias melaporkan kesuksesan mereka kepada pimpinan, sang pimpinan hanya berkomentar bahwa kualitas proposal dan perencanaan yang mereka buat memang telah memenuhi kriteria pelanggan dan kebutuhan pasar. Namun, Pak Direktur lebih lanjut mengatakan bahwa proposal itu tidak istimewa dan belum memenuhi standar dirinya. Tim pembuat proposal lemas. Seketika muncul gerutuan di antara mereka, “Mengapa sih kerja kita tidak dihargai pimpinan?”, “Mengapa pimpinan kita tidak ada puas-puasnya?”. 

Dalam situasi ini, seorang manajer berkomentar, menyetujui pendapat pimpinan perusahaan: ”Rasanya kita memang tidak boleh cepat puas dengan standar kerja yang biasa-biasa saja. Standard of excellence kita harus lebih tinggi dari tuntutan perusahaan, atasan, dan pelanggan. Hanya dengan mencanangkan standar tinggi dan mendera diri untuk berkinerja sangat-sangat baik, kita bisa kompetitif.” 

Kalau direnungkan lagi, kita semua pasti setuju bahwa memang sulit untuk bersaing bila kinerja kita biasa-biasa saja. Kita segera akan dilindas oleh orang yang berkinerja sedikit lebih baik saja. Hanya dengan lari jauh di depan dan berkinerja sangat baik, kita bisa menarik pelanggan tanpa harus “berdarah-darah” berkompetisi dengan yang lain. Dengan berprestasi sedang-sedang saja, bagaimana mungkin kita bisa menciptakan bahasa programming yang canggih? Tanpa standard of excellence yang tinggi, mana mungkin tercipta teknologi I-Mac atau VW Beetle yang bisa bertahan puluhan tahun? 

Jika kita tidak memasang standar tinggi dan mendera diri untuk melampaui standar yang ada, bagaimana bisa kita membuat terobosan dalam produk, servis, dan prestasi yang bisa mengharumkan nama bangsa? 

Anti "biasa-biasa saja"      

Seorang teman berkomentar, tentu saja semua orang ingin berprestasi prima. Tidak sedikit orang yang berupaya keras untuk mencapai prestasi terbaik. Tantangan kita sebenarnya adalah kinerja yang tidak stabil, alias turun-naik. Disadari ataupun tidak, kita sering kali menoleransi kesalahan, membiarkan kesalahan terjadi berulang kali, dan menganggap bahwa kesalahan adalah hal yang “manusiawi”. Padahal, suatu produk atau jasa baru bisa disebut excellent bila ia sempurna 100 persen. Bagaimana kalau kita menoleransi ada 1 persen saja kejadian malapraktik dalam operasi bedah di rumah sakit? Jika setiap pekan terjadi 500.000 operasi di seluruh dunia, berarti kita menoleransi 5.000 kejadian malapraktik. Bukankah hal ini sangat membahayakan? Itu sebabnya, kita tidak bisa menoleransi kinerja yang tidak konsisten, tidak stabil atau on-off.

Saya merasa surprised saat seorang dokter yang saya kunjungi minggu lalu menelepon dan menanyakan apakah obat yang ia berikan mempan atau tidak? Sikap terkejut dengan standard of excellence orang lain sebetulnya sama dengan sikap kita yang longgar dan cenderung memaafkan diri sendiri terhadap mutu kinerja kita yang tidak sempurna. Bila kita benar-benar ingin menonjol, excellence harus menjadi gaya hidup dan sikap dalam semua aspek hidup kita. Bagaimana kita bisa mencapai ambisi untuk berprestasi prima di bidang olahraga, jika kita tidak merasa bersalah bila menunda waktu latihan? Saat sudah mencapai suatu keberhasilan, bukankah banyak orang yang merasa marah atau kesal bila ia dikritik oleh orang lain? Padahal, excellence adalah mindset dan sikap proaktif, di mana kita tidak cepat puas dengan keberhasilan kita, senantiasa berusaha melakukan kritik diri sebelum dikritik orang lain, dan selalu waspada terhadap berkurangnya mutu kinerja kita. Kita lihat bahwa kesulitan untuk mempertahankan sikap tersebut terutama berada di dalam diri kita sendiri.

Berbeda secara signifikan 

Ratusan, bahkan ribuan orang, mengikuti kontes putri kecantikan atau ajang pencarian bakat yang sedang menjamur. Apa yang membuat seorang kontestan terpilih dan mengalahkan kontestan yang lain? Jawabannya hanya satu: excellence! Seorang putri kecantikan sudah pasti tidak bisa sedikit gendut, atau sedikit pendek, atau sedikit bodoh ataupun sedikit tidak berkepribadian. Dia harus memiliki semua komponen dengan ciamik dan dramatik. Barulah ia bisa menonjol dan dibedakan dari pesaingnya. 

Secara personal maupun profesional, bila kita sudah terbukti berbeda dan memiliki tingkat excellence yang tidak bisa “digoyang”, kita tentu tidak lagi perlu lelah-lelah memasarkan diri. Itulah sebabnya, setiap individu maupun organisasi perlu berpikir dua kali bila di dalam misinya tidak tercantum keinginan untuk mencapai tingkat kinerja yang sangat-sangat baik. Kita perlu memerangi sikap toleransi terhadap kondisi sedang, biasa-biasa, atau mediocre. Tom Peters, seorang ahli manajemen yang sangat berobsesi pada sikap dan keyakinan mengenai excellence, dalam buku terbarunya berjudul The Little BIG Things, mengemukakan, “Excellence is sooo….cool! Let’s punish mediocre success”.

Bagaimana memerangi mediocre? Langkah pertama adalah mengidentifikasi kondisi yang baik, tetapi belum bisa diacungi dua jempol. Misalnya, dalam sebuah restoran, pengunjung berkomentar, ”Yah..., lumayan. Makanannya segar, tapi rasanya tidak bisa dibilang spesial.” 

Kondisi inilah yang perlu kita anggap sebagai titik awal upaya perbaikan kita. Kita tidak boleh ragu untuk menggeser standar kualitas ke tingkat terbaik, tanpa kompromi. Standar memang diciptakan untuk digeser-geser. Standar memang digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan tingkat konsistensi kita. Pribadi atau lembaga yang mengejar standard of excellence biasanya lebih action oriented, dekat dengan pelanggan, tidak birokratis, berjiwa muda, penuh rasa ingin tahu, dan ceria. Jadi, standard of excellence menjadi bagian dari keseharian dan tidak menciptakan stres.

                   -----oooOOOooo-----


Kembali ke reportase.... Minggu 11 Mei 2025 dengan cuaca panas terik, tak menghalangi semangat para Spartan untuk meramaikan tourney Mingguan Sparta edisi minggu ke-14. Acara Tourney lumayan agak molor beresnya, dikarenakan banyak yang datang terlambat.

Dari hasil proses pengundian, admin dengann yakin memasukkan pasangan Iwan dan Fani sebagai pasangan terkuat minggu ini. Dan punya kans yang paling tinggi untuk menjadi jawara minggu ini. Untuk pasangan-pasangan lainnya, admin menilai sangat rata. Jadi semua pasangan minggu ini mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa melaju ke babak berikutnya.

Penentuan juara dan runner up grup A, harus diakhiri dengan melakukan penghitungan selisih poin antara pasangan Hizkia Ken dan Dumai dengan Fathur dan Peter, karena kedua pasangan ini sama-sama mengantngi 2 kali menang dan 1 kali kalah. Dari hasil penghitungan selisih poin,  Hizkia Ken dan Dumai yang memiliki selisih poin +4, berhak menjadi juara grup. Sementara Fathur dan Peter harus puas menjadi runner up grup dikarenakan hanya mengantongi selisi poin -1. Begitu pula untuk menentukan posisi ke-3 dan ke-4 di grup B harus dituntaskan dengan menghitung selisih poin, dikarenakan kedua pasangan mengantongi 1 kali menang dan 2 kali kalah.

Pada grup B, pasangan Iwan dan Fani berhasil menjadi juara grup setelah menyapu bersih kemenangan. Dan untuk posisi runner up ditempati oleh Nugi dan Apin.

Di bawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil maju ke babak semifinal;

Grup A, Juara grup:   Hizkia Ken dan Dumai, runner up grup: Fathur dan Peter

Grup B, Juara grup: Iwan dan Fani, runner up grup: Nugi dan Apin

Berbeda dari minggu-minggu sebelumnya, hasil drawing babak semifinal mentakdirkan pertemuan juara grup dan runner up grup secara menyilang, jadi setiap semifinalis akan bertemu dengan lawan baru diluar grupnya.

Pada bagan atas Hizkia Ken dan Dumai setelah menjalani pertandingan super ketat, akhirnya berhasil menyingkirkan Nugi dan Apin dengan skor tipis 42-40. Dan untuk bagan bawah Fathur dan Peter yang fisiknya sudah terkuras (karena main 3 kali), tanpa kesulitan berarti, bisa disingkirkan oleh lawannya;  Iwan dan Fani dengan skor telak 42-32.

Bertemunya Hizkia Ken dan Dumai dengan Iwan dan Fani pada babak final, merupakan final yang sangat ideal. Karena kedua finalis merupakan juara grup dari masing-masing grup A dan grup B. 

Set pertama dibuka dengan permainan agresif  Hizkia Ken dan Dumai. Mereka menerapkan pola bermain rally-rally panjang yang dikombinasikan dengan permainan bertempo cepat dan smash yang kencang. Pasangan ini langsung unggul 7-1 dalam satu kali kesempatan service. Iwan dan Fani tak tinggal diam. Mereka berhasil menyamakan skor 8-8 dan 10-10. Namun setelah itu lagi-lagi Hizkia Ken dan Dumai perolehan poinnya melesat dan langsung unggul 17-13. Set pertama ditutup dengan skor 21-19, untuk keunggulan sementara pasangan Hizkia Ken dan Dumai.

Pada awal set ke-2 sempat terjadi skor kembar 23-23, Dan lagi-lagi Hizkia Ken dan Dumai leading 28-24. Pada pertengahan set ke-2, terjadi lagi dua kali skor kembar 29-29 dan 31-31. Namun setelah itu, pasangan Iwan dan Fani bermain lebih agresif dengan serangan-serangan mematikan. Mereka mengunci skor lawannya di angka 31 dan sepertinya tidak mau memberi kesempatan lawannya untuk berkembang. Hizkia Ken dan Dumai dipaksa mengikuti pola permainan Iwan dan Fani. Luar biasa!! perolehan poin Iwan dan Fani langsung melesat. Mereka membalikkan keadaan dan leading 41-33. Hizkia Ken dan Dumai hanya berkesempatan menambah 1 poin saja, karena babak final harus berakhir karena service dari Hizkia Ken tidak berhasil menyeberangi net. Laga final berakhir dengan skor 42-34, untuk kemenangan pasangan Iwan dan Fani.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 11 Mei 2025;

Juara 1 Iwan dan Fani

Juara 2  Hizkia Ken dan Dumai

Juara Nugi dan Apin / Fathur dan Peter

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-14 tahun 2025;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta


Jangan jadi biasa-biasa saja, jadilah excellence sebab dunia terlalu kejam untuk orang yang hidupnya rata-rata. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya...



Minggu, 04 Mei 2025

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 4 Mei 2025

 “Sometimes you need a little crisis to get your adrenaline flowing and help you realize your potential.”                                                

Jeannette Walls


Jangan takut dengan krisis. Krisis itu vitamin dan pemicu untuk maju. Krisis itu bagian integral dari perjalanan seseorang dan bangsa. Lewat krisis biasanya seseorang tertantang untuk bangkit menjawab hambatan dan impitan hidup yang menghadang.

Karena krisis, sebuah bangsa dipaksa berpikir mencari terobosan dan menciptakan inovasi serta alternatif baru untuk membangun masa depan yang lebih baik. Coba saja amati dan renungkan. Kalau saja Nagasaki dan Hiroshima tidak dibom oleh tentara Sekutu, maka Jepang tidak akan semaju sekarang.

Dulu nenek moyang kita pernah berkeluh kesah kehujanan dan kedinginan, maka muncul kreasi untuk membuat rumah dan perapian. Lain kesempatan dihadapkan problem tidak bisa berenang menyeberangi sungai atau lautan, maka muncullah ide untuk menciptakan jembatan dan perahu. Demikianlah seterusnya, krisis, tantangan dan problem selalu muncul di depan kita sehingga kita dipaksa untuk berpikir kreatif, bekerja cerdas dan keras.

Menurut kajian neuropsikologi, potensi otak manusia jauh masih lebih banyak lagi yang belum tergali dan teraktualisasikan. Jaringan syaraf-syaraf dalam otak yang berfungsi untuk menghimpun informasi sebagai bahan tumbuhnya ilmu pengetahuan belum sampai sepuluh persen yang terisi. Ibarat rak-rak buku di perpustakaan, atau alat penyimpan data (harddisk) yang berkapasitas 120 GB, syaraf manusia yang terisi masih sekitar 7%.

Konon katanya, ilmuwan jenius ternama seperti Einstein atau Stephen Hawking potensi otaknya yang berfungsi baru sekitar 9%. Jadi, sungguh sulit kita membayangkan inovasi manusia seratus atau seribu tahun ke depan. Berbagai terobosan itu muncul biasanya ketika ada krisis yang memaksa manusia untuk mencari solusi.

Ketika sel-sel biji benih akan tumbuh, maka terjadilah krisis pada jaringan kulitnya berupa keretakan pada permukaannya, sehingga membuka jalan bagi berkembangnya calon pohon besar yang secara potensial masih amat kecil tersimpan di dalam biji. Telur ayam yang sedang ditetaskan juga akan mengalami krisis dan keretakan pada dindingnya sehingga terbuka pintu bagi anak ayam yang akan menggantikan induknya di kemudian hari.

Manusia itu makhluk luar biasa. Mampu hidup di segala cuaca dan kondisi lapangan. Dulu kakek-nenek kita tidak pernah membayangkan anak cucunya bisa berbicara antarbenua lewat telepon genggam tanpa kabel. Mereka tak pernah membayangkan benda aneh bernama televisi yang mampu menghadirkan suasana keserentakan di seluruh dunia, semuanya bisa melihat objek yang sama dalam waktu yang bersamaan pula.

Dulu nenek moyang kita mencari tempat berteduh dari sengatan panas dan guyuran hujan, lalu mereka tinggal dalam gua-gua. Di luar gua dibangun kandang untuk memelihara hewan. Lama-lama teknologi gua berkembang menjadi bangunan megah dengan halaman luas tempat parkir mobil, bukannya kandang hewan seperti zaman dulu. Untuk melintasi berbagai benua diciptakan pesawat terbang,bukan lagi naik kuda atau menaiki sampan.

Jadi, sesungguhnya sejarah manusia selalu dipicu untuk maju oleh serangkaian krisis yang terjadi dari zaman ke zaman. Tanpa krisis dan tantangan, potensi manusia tidak akan muncul dan teraktualkan. Mirip orang kampung yang membuat minyak kelapa, hanya dengan cara diperas sedemikian rupa maka minyak baru akan keluar. Atau padi ditumbuk berulang kali agar terjadi gesekan dalam jangka waktu tertentu, sehingga kulitnya terkelupas dan muncullah beras.

Dalam pendidikan pun dikenal adanya ujian agar siswa merasa tertantang dan menggali potensi dirinya.Tanpa ujian dan kesulitan, seorang siswa tak akan maju. Kalau soalnya terlalu mudah, mereka tidak akan tambah pintar. Dalam pepatah Arab dikenal ungkapan yang populer,“Bil Imtihaani Yukromul Mar’u au Yuhaanu”  Artinya, lewat ujian maka derajat dan kualitas seseorang akan diketahui, adakah pantas naik kelas ataukah tertinggal oleh yang lain.

Dari para rasul utusan Tuhan pun bisa menjadi pembelajaran buat kita semua, bahwa kemuliaan dan kemenangan mesti ditempuh dan didahului dengan krisis dan tantangan. Karenanya semua tokoh sejarah yang dicatat dengan tinta emas adalah mereka yang berhasil menjadikan krisis dan tantangan sebagai guru dan tangga naik untuk meraih sukses dan kemuliaan hidup.

Pribadi dan bangsa yang tidak pernah terkena krisis akan mati pelan-pelan daya juang dan daya kreasinya. Mereka hanyut terbuai dalam comfort zone yang ujungnya adalah kesepian dan kegagalan. Mari kita posisikan berbagai krisis yang menimpa bangsa ini sebagai undangan untuk bangkit membuat loncatan sejarah ke depan.

Andaikan Thomas Alpha Edison tidak bekerja keras melakukan percobaan demi percobaan memang tak akan ada yang menyalahkan.Tetapi pasti dunia tak akan kenal Thomas Edison yang telah ikut menggubah sejarah, berjasa besar memajukan peradaban manusia. Edison, sebagaimana juga penggubah sejarah lainnya, berani berpikir dan berbuat dengan cara pandang yang sangat berbeda dari masyarakat. Thinking out of the box.

Ada adagium sosial, orang besar dan pahlawan sejati dilahirkan oleh situasi krisis. Begitu pun teman sejati, yaitu mereka yang mau diajak menderita dan menangis bersama,bukan hanya mau berteman selama kita berjaya. Sangat mudah mencari teman diajak makan dan tertawa, tapi sulit mencari teman di saat kita bersedih dan menangis.

Karenanya, di saat seseorang tertimpa musibah atau kondisi bangsa tengah dirundung masalah, kita akan mengenal tokoh-tokoh yang memiliki pribadi kuat dengan solidaritas tinggi; siapa pula orang yang memiliki sifat benalu, hidupnya selalu menempel pada kesuksesan orang lain. Sisi negatif dari comfort zone, yaitu suasana nyaman yang bisa membuat lalai dan kerdil sebuah bangsa, diilustrasikan dalam cerita berikut ini.

Ada sebuah eksperimen tentang seekor kodok yang dimasukkan ke dalam panci berisi air yang dipanaskan secara pelan-pelan dengan saluran listrik. Ketika suhu airnya dinaikkan derajat panasnya, kodok tadi bergerak menggeliat. Lalu dipanaskan lagi secara bertahap, maka kodok tadi tampak menggeliat karena kepanasan, namun masih hidup. Lalu dinaikkan lagi panasnya, dan lama-lama kodok tadi lemas dan mati.

Eksperimen berikutnya adalah seekor kodok yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dingin. Lalu diguyur secara tiba-tiba dengan air panas. Apa yang terjadi? Kodok tadi kaget lalu loncat keluar dari panci. Cerita ini sering digunakan untuk menyindir mereka yang enggan keluar dari comfort zone, tidak menyadari bahwa perubahan dan kemajuan di luar begitu dinamis.

Kalau tak ada peringatan berupa krisis, akhirnya akan ditinggalkan oleh dinamika perubahan dan kemajuan. Kodok saja langsung meloncat ketika ada hantaman krisis berupa guyuran air panas. Masa kita kalah dari kodok? Semoga bangsa ini mampu, bahkan bergairah menghadapi berbagai krisis yang menimpa untuk membuat loncatan baru, sebagaimana yang pernah dilakukan para pendiri republik ini.

                  -----oooOOOooo-----


Kembali ke reportase... Siang ini awan hitam pertanda akan turun hujan menggelayut manja di kota Bandung. Menurut beberapa orang Spartan, bahkan di beberapa wilayah hujan sudah turun dengan derasnya. Untunglah di sekitar GOR ABA tidak hujan. Hujan hanya sempat turun di pertengahan acara tourney, itu pun hanya sesaat. Dan hujan lagi saat Maghrib. 

Dari hasil drawing kali ini, ada satu pasang yang sangat menonjol dan boleh dibilang paling berpotensi menjadi juara minggu ini. Mereka adalah pasangan Atep dan Rama Dhany. Skill main badminton mereka tidak perlu diragukan lagi. Perpaduan yang bisa saling melengkapi saat bermain di lapangan. Selain mereka ada pasangan Herman dan Odod yang masuk ke jajaran pemain unggulan minggu ini. O ya, hari ini kita kedatangan Azhar, member lama Sparta yang sekarang bekerja di Jakarta. Disela-sela liburan di Bandung, dia menyempatkan diri ikutan berpartisipasi di Turnamen Mingguan Sparta edisi minggu ke-13 tahun 2025. Azhar yang berpasangan dengan Fatoni, punya potensi untuk melaju di lebih jauh di tourney kali ini.

Dan sesuai prediksi: Atep dan Rama Dhany memenangi semua laga di babak penyisihan, sehingga mereka berhasil menjadi juara grup A, didampingi oleh Azhar dan Fatoni sebagai runner up-nya. Pada grup B, Herman dan Odod menyabet posisi juara grup. Sementara posisi runner up-nya ditempati oleh Amed dan Yudi H.

Di bawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil maju ke babak semifinal;

Grup A, Juara grup:  Atep dan Rama Dhany, runner up grup: Azhar dan Fatoni 

Grup B, Juara grup: Herman dan Odod, runner up grup: Amed dan Yudi H

Hasil undian babak semifinal lagi-lagi membuahkan takdir harus dipertemukannya kembali sesama pesaing grup. Pada bagan atas pertemuan kembali antara Atep dan Rama Dhany dengan Azhar dan Fatoni menjadi laga balas dendam. Azhar dan Fatoni yang sebelumnya kalah 36-42 dari Atep dan Rama Dhany. Di semifinal berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 42-33. Secara mengejutkan pasangan unggulan teratas minggu ini, sang juara grup A, Atep dan Rama Dhany harus tersingkir di babak semifinal.

Sementara pada bagan bawah laga Herman dan Odod VS Amed dan Yudi H berlangsung cukup ketat. Herman dan Odod akhirnya berhasil membungkus kemenangan 42-37 atas Amed dan Yudi H pasangan semifinalis kompetitor mereka.

Laga final mempertemukan Azhar dan Fatoni VS Herman dan Odod. Mulai set pertama Azhar dan Fatoni langsung bermain menekan. Perpaduan keduanya menghasilkan pasangan yang solid. Tak heran bila dengan cepat mereka langsung leading dalam perolehan poin. Tak main-main, pada set pertama mereka dengan disiplin bisa menjaga jarak 5 hingga 8 poin. Bahkan pada suatu kesempatan mereka bisa leading 12 poin. Sete pertama berhasil ditutup dengan skor cukup jomplang 21-10, untuk keunggulan sementara Azhar dan Fatoni.

Pada set ke-2 Azhar dan Fatoni  masih mendominasi laga final. Beberapa kali Herman dan Odod dibikin pontang-panting dan jatuh bangun. Selisih skor sempat menyentuh 15 poin. Setelah poin Azhar dan Fatoni mendekati angka matang, yaotu poin 40. Pasangan ini kelihatan sedikit mengendorkan tensi permainan dan memberi kesempatan lawannya untuk sedikit bernafas lega. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh lawannya. Pertambahan pundi-pundi poin diperoleh Herman dan Odod secara berturut-turut. Jarak yang terlalu jauh membuat Herman dan Odod untuk bisa mengejar perolehan poin lawannya. Azhar dan Fatoni berhasil menutup laga final dengan manis. Dengan skor 42-33 mereka menyegel gelar juara minggu ini menjadi milik mereka.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 4 Mei 2025;

Juara 1 Azhar dan Fatoni

Juara 2 Herman dan Odod

Juara Atep dan Rama Dhany / Amed dan Yudi H

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-13 tahun 2025;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Cara kita menghadapi krisis sangat menentukan hasil yang akan kita capai. Sikap dan tindakan yang tepat dapat membantu kita melewati masa sulit dengan lebih baik, sedangkan sikap dan tindakan yang salah dapat memperburuk situasi. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya...