Powered By Blogger

Minggu, 27 September 2020

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 27 September 2020



 "Knowledge will give you power, but character respect."

Bruce Lee

Banyak orang yakin uang dan harta benda bisa mendatangkan kebahagiaan. Katanya sih gitu. Tapi sejumlah penelitian menyatakan kalo yang sebenernya diinginkan orang adalah disegani dan disukai.Bener juga sih. Buat apa punya banyak uang tapi dicela dan dibenci sama orang-orang? Hehehe.

Oke, balik lagi ke penelitian tadi. Ketika disegani dan disukai, seseorang jadi lebih bahagia. Gak cuma itu, perasaan disegani membantu menciptakan kedekatan dengan orang-orang di sekitar kamu.

Tapi gimana tuh caranya supaya lebih disegani?

Ada nggak nih perilaku-perilaku yang bisa kita coba?


Tokoh-tokoh besar yang mendapat respek punya kebiasaan-kebiasaan kecil yang bisa kamu praktekkan segera. Ini dia!

1. Ingin lebih disegani? Baca buku.

Nggak semua orang suka baca buku. Sejumlah orang yang saya temui mengaku pusing bila melihat tulisan yang terlalu banyak. Well, itulah yang membedakan antara orang penuh respek dengan orang biasa.

Warren Buffett barangkali adalah salah satu investor dan dermawan paling disegani di jaman ini. Kalo kamu googling tentang kebiasaan-kebiasaan Warren Buffett yang bisa kamu tiru, jumlahnya berlimpah.

Tapi salah satu kebiasaan Pak Buffett yang paling mencolok adalah membaca. Bahkan dilaporkan bahwa Buffett menghabiskan hampir 80% buat membaca. Wow!


"Not all readers are leaders, but all leaders are readers".

-Harry S. Truman


Contoh orang-orang disegani yang terkenal gila membaca? Steve Jobs dan Bill Gates.

Membaca bisa membantu kamu ngembangin sejumlah skill, seperti:

Pengembangan inteligensi verbal

Pemahaman sosial yang meningkat

Meningkatkan inteligensi emosi

Skill-skill ini adalah skill para pemimpin. Dan yang pasti, membuat kamu lebih disegani dong.

Jadi kalo kamu mau disegani, perbanyaklah membaca.


2. Orang yang disegani nggak cuma jago di bidangnya…mereka juga ramah.

Banyak orang ngira kalo kamu cukup pinter, cukup berbakat, dan cukup berkompeten dalam pekerjaan kamu,

secara otomatis kamu disegani oleh orang-orang di sekitar.

Iya gak sih?

Ngomong-ngomong, berdasarkan psikolog Harvard Amy Cuddy, kemampuan adalah syarat kedua untuk jadi disegani. Syarat paling penting, ternyata… sikap ramah.

Menurut Mbak Cuddy, kalo kita kenalan sama orang baru, otak kita langsung mikir gini: “Aku bisa percaya gak ya sama orang ini?” dan “Apa aku perlu menghormati dia?” Kepercayaan datang dari sikap yang ramah.

Sementara respek datang dari kemampuan dan kecakapan.

Tapi, berdasarkan penelitiannya, kalo kamu mau disegani, harus dipercaya dulu.

Artinya, kamu perlu membuat orang percaya sama kamu sebelum mereka menghormati kamu.

Jika kamu mau disegani, ya pertama kamu harus jadi ramah dong sama orang. Tempatkan diri di posisi orang lain. Kalo ada orang cerita, dengerin. Tunjukin kalo kamu peduli. Dengan gitu, orang akan percaya kalo kamu layak disegani.


3. Orang yang disegani tau kapan harus menolak.

Orang yang tegas lebih disegani dibandingkan sama yang klemar klemer.

Ketika seseorang bersikap tegas, dia memperlihatkan aura seorang yang punya kemampuan dan berkuasa. Ini bagus untuk menciptakan rasa percaya. Menjadi tegas bisa dilihat dari banyak contoh; tapiii kamu bisa mengawalinya dari bilang “nggak”.

Heh?

Ya, kamu harus tau kapan kamu harus menolak permintaan orang. Kamu harus tau kapan harus TIDAK memaklumi orang lain.

lagian kalo terus-terusan ngalah dan menerima, kamu jadi dianggap remeh kan?

Mampu mengeluarkan pikiranmu dan mempertahankan pendapat itu penting. Ini untuk meningkatkan respek dari orang-orang di sekitarmu.


4. Orang yang disegani, menghormati orang lain.

Kalo kamu mau dihormati, ya hormati orang lain dulu.

Semua orang tahu hal ini, tapi gak semua bisa melakukan. Tapi di sini kita gak cuma menghormati orang lain… kita juga katakan sejelas-jelasnya kalo kita menghormati orang lain.

Berdasarkan prinsip-prinsip  spontaneous trait transference, orang lain cenderung menilai kita dengan nilai-nilai yang kita katakan ke orang lain.

Contoh: kalo kita ngatain yang jelek-jelek tentang orang lain, si pendengar juga menilai kalo kita jelek.

Jadinya kalo kita senang memuji orang lain, senang menghargai karya orang lain… Mereka pun akan menganggap kamu orang yang ramah dan menyenangkan.

Jadilah orang yang gampang memuji dan menghargai. Pujilah hal baik di diri orang lain — jadi orang lain menilai kamu baik. Jadi lebih dihormati deh.


5. Orang yang disegani punya rasa humor.

Tertawa memberi pengaruh positif pada kesehatan. Kamu juga pasti tau dong kalo humor bisa jadi cara yang sip untuk mempererat hubungan dan mengendurkan situasi tegang.

Tapi ketika ingin jadi disegani, seseorang seringnya berusaha bersikap keras dan kaku. Ketika kita ingin mendapatkan respek dari orang lain, kadang tanpa sadar kita jadi kaku.

Padahal, kita bisa lo menggunakan humor untuk mengurangi perbedaan sosial antara kita dengan orang lain. Humor yang santai dan ringan bisa membantu kamu terlihat lebih manusiawi, dan lebih suportif.

Tapi inget: ngejokes boleh tapi jangan keseringan. Terlalu sering melucu malah kamu dianggap remeh dan jadinya gak disegani deh.

Nah!

Itu tadi 5 hal yang harus kamu lakukan supaya kamu disegani.

Kamu gak bisa meminta atau mengharapkan supaya kamu disegani sama orang.

Kamu sendiri yang harus membentuk sikap itu.

Satu hal lagi yang tak kalah penting. Jangan berharap orang akan selalu MAKLUM dan MEMAAFKAN atas  sikap kamu yang egois, nyeleneh, menyebalkan atau menjengkelkan. Karena ada saatnya orang lain itu akan MUAK dengan perilaku kamu yang kaya gitu. 

What you give is what you get!.


Kembali ke reportase. Turnamen mingguan kali ini diikuti oleh 16 orang Spartan. Di turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-29, tamu dari Bekasi kembali menunjukkan taringnya dengan menyabet gelar juara. Setelah minggu lalu Franky yang berada di podium juara, kali ini giliran Reza R yang berpasangan dengan Hadi M, yang keluar sebagai kampiun minggu ini.

Di babak penyisihan  Reza R dan Hadi secara meyakinkan menggulingkan lawan-lawannya dengan kemenangan penuh. Bahkan saat mereka kembali bertemu lagi di Semifinal dengan kompetitornya Fatoni dan Franky. Fatoni dan Franky yang di babak penyisihan harus menelan pil pahit kekalahan dengan score yang bikin ga bisa bobok nyenyak. 41-42. Tidak mampu membalaskan kekalahan mereka.

Babak final mempertemukan Reza R dan Hadi M dengan pasangan Ari Syam dan Roganda. Ari Syam yang baru datang lagi ke Sparta (karena kesibukan aktivitas bekerja di Jakarta), tak mengalami kesulitan berarti bertandem dengan Roganda.

Reza R dan Hadi M terlihat sedikit kedodoran di awal pertandingan partai puncak. Bahkan hingga paruh set ke-dua, mereka masih selalu tertinggal 3-4 poin.  Entah faktor fisik atau hilang fokus (karena hujan turun dengan derasnya, hingga suasana di dalam GOR sangat berisik), akhirnya Ari Syam dan Roganda poinnya tertikung tanpa bisa menyusul lagi. Dan pertandingan babak final berakhir dengan 42-40.

Inilah nama-nama yang menjadi juara kita minggu ini;

Juara I Reza R dan Hadi M

Juara 2 Ari Syam dan Roganda

Juara 3 Fatoni dan Franky / Iyan dan Olsen


Dan dibawah ini adalah ikhtisar turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-29;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Keep calm and smash hard!!



.





Minggu, 20 September 2020

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 20 September 2020

 “Look outside and you will see yourself. Look inside and you will find yourself.”

 Drew Gerald

Pada Jum'at Pagi hari, Empat orang santri sedang belajar adab-adab sholat jum'at, dan mereka mengetahui kalau sedang mendengarkan khutbah maka mereka harus diam tidak boleh bicara, lalu siangnya mereka masuk masjid untuk sholat Jum'at, yang sebelumnya tentu harus mendengarkan khutbah, pada saat awal khotib berkhutbah semuanya diam, berlangsung dengan khusyuk. Namun, tidak beberapa lama setelah itu, ada salah satu jamaah sibuk memainkan HP nya, dan ketika Hp orang itu berbunyi karena ada yang menelpon, seorang jamaah dari 4 orang itu tidak bisa menahan diri dan berseru kepada orang itu; ”Tolong matikan Hp itu!”

Santri kedua heran mendengar suara temannya. ”Kita tidak boleh berbicara,” komentarnya. Melihat hal ini Santri ketiga merasa jengkel, ”Kalian bodoh. Mengapa berbicara?” ia bertanya. ”Sayalah satu-satunya orang dari kalian berempat yang tidak berbicara,” Santri keempat menyimpulkan.


Apakah yang menarik dari cerita di atas? Ternyata melihat ke luar itu jauh lebih mudah dibandingkan dengan melihat ke dalam. Ini tentu saja tidak mengherankan, melihat ke luar hanya membutuhkan mata lahir, sedangkan melihat ke dalam membutuhkan mata batin. Melihat ke luar dapat kita lakukan di tengah kesibukan, sementara melihat ke dalam hanya bisa kita lakukan dalam keheningan, manakala kita melakukan dialog yang tak terputus dengan diri kita sendiri.

Yang menarik, karena kita hanya dapat fokus pada satu hal di satu waktu, maka ketika fokus ke luar, kita akan lupa untuk melihat ke dalam. Lantas, apa yang membuat kita sulit untuk melihat ke dalam?

Ada tiga alasan yang kuat, mengapa melihat ke dalam diri sendiri itu sulit. Pertama, karena kita sering merasa sudah benar. Kita tidak sadar bahwa kebenaran hanyalah posisi kita pada saat ini, dan sama sekali tidak ada jaminan bahwa kita tetap berada di posisi ini di masa mendatang. Kita lupa bahwa posisi kita bisa berubah seperti bandul yang berayun.

Selain itu, kita kerap menganggap diri kita berada di zona aman. Kita merasa diri kita baik dan bijak. Kita merasa mempunyai kedudukan yang menjamin kita berbuat baik seperti penegak hukum, aktivis antikorupsi, ahli agama, ilmuwan dan sebagainya. Semua posisi dan label ini menciptakan perasaan aman yang pada gilirannya menghasilkan sikap kurang hati-hati, lengah dan longgar. Tanpa disadari kita mengendurkan standar kita sendiri. Inilah yang membuat banyak penegak hukum melakukan aktivitas yang melanggar hukum, aktivis antikorupsi malah melakukan tindakan korupsi, ahli agama melakukan hal-hal yang justru bertentangan dengan agama yang diyakininya.

Kedua, kita lebih mudah melihat ke luar karena kita senang menyalahkan orang lain. Kita acap kali merasa bangga bila kita dapat menunjukkan kesalahan orang lain. Seolah-olah dengan menunjukkan kesalahan orang lain itu kita menjadi lebih baik dan lebih besar. Secara diam-diam dan tanpa disadari, kita masih memiliki penyakit ini dalam diri kita. Kita ingin lebih dibandingkan dengan orang lain. Kita membangun ego kita dengan cara seperti itu.

Ada sebuah cerita inspiratif mengenai tiga orang anak yang dibawa penduduk kampung ke pengadilan dengan tuduhan mencuri buah semangka. Ketiga anak itu sangat ketakutan karena berpikir akan menerima hukuman yang berat.

Ketika sampai di hadapan hakim, hakim yang dikenal sebagai orang yang sangat keras sekaligus bijaksana itu mengatakan, “Kalau di sini ada orang yang ketika masih anak-anak belum pernah mencuri buah semangka, silakan tunjuk jari.” Ternyata tak seorang pun termasuk hakim yang mengangkat jari telunjuknya. Maka, hakim pun langsung berkata, “Perkara ditolak.”

Jadi, sebelum bicara apa-apa, lihatlah diri Anda lebih dulu. Walaupun melihat diri sendiri memang amatlah sulit. Analoginya seperti melihat telinga Anda sendiri. Telinga itu berada sangat dekat dengan diri kita, tapi bisakah kita melihatnya? Tidak bisa, Anda membutuhkan alat, yakni cermin.

Ketiga, kita sulit melihat ke dalam diri karena kita sering merasa bahwa masalah berada di luar, bukan di dalam. Padahal, bukankah semua masalah yang ada di luar itu sebenarnya bersumber dari masalah yang ada di dalam, seperti halnya orang lebih suka mengarahkan telunjuknya ke luar tetapi lupa untuk bercermin. Bukankah semua kejahatan, permusuhan, dan peperangan bersumber pada sesuatu yang ada di dalam – dan bukan di luar – diri kita?

Karena merasa bahwa masalah ada di luar bukannya di dalam, maka perilaku kita seperti perilaku orang yang membaca buku psikologi dan bukan buku kesehatan. Ketika membaca buku psikologi kita akan cenderung menganalisis perilaku orang lain yang ada di sekitar kita. Kita mengatakan, “Ya, saya tahu, rekan kerja saya memang seperti ini, begitu pula dengan pasangan hidup saya.” Ini tentu saja berbeda dari perilaku ketika membaca buku kesehatan. Bayangkan kalau Anda membaca tulisan mengenai gejala diabetes atau jantung koroner. Siapakah yang akan langsung Anda pikirkan? Tentu saja, kita akan melihat ke dalam diri kita sendiri.

Seorang bijak pernah mengatakan, “Orang yang tahu mengenai alam semesta tetapi tidak tahu apa-apa mengenai dirinya berarti belum tahu apa-apa.” Karena itu tepat sekali Ebiet G. Ade dalam sebuah lagunya yang terkenal mengatakan, ”Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Singkirkan debu yang masih melekat...” Dalam lagu yang sama ia juga berpesan, ”Bercermin dan banyaklah bercermin. Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini. Berusahalah agar Dia tersenyum...”

Pada saat mata dan Panca indra kita terjaga, maka Perhatian Otak atau Jiwa kita berada pada luar diri kita, sehingga membuat Jiwa kita terperangkap pada panca indera, terkungkung oleh ke-diri-an. Berada pada Kesadaran inderawi, sehingga hanya menyadari lingkungannya hanya sebatas kesadaran yg bersifat fisik. Orang yg seperti ini lebih tertarik dan menyukai kehidupan dunia daripada akhirat.

Kembali ke reportase. Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-28 diikuti oleh 16 orang Spartan plus 5 orang Spartan yang hanya mabar. Minggu ini kita kedatangan 3 orang tamu dari Bekasi, 2 ikutan turnamen dan satu orang hanya jadi penonton. Keikutsertaan Franky S dan Reza R di turnamen kali ini, turut mewarnai jalannya turnamen. Skill Franky yang termasuk diatas rata-rata Spartan, berkolaborasi permainan apik Ari A, jadilah mereka sebagai kampiun minggu ini. Sebetulnya dari awal juga sudah tertebak kalau mereka yang akan keluar sebagai juara minggu ini. Perjalanan mereka sangat mulus mulai dari babak penyisihan hingga final tanpa menderita kekalahan satu kali pun. Di babak final mereka mengalahkan pasangan Fatoni dan Rama dengan score 42-32.

Fatoni dan Rama yang awalnya bermain kurang maksimal di awal babak penyisihan, sanggup menebus kekalahan mereka dari pasangan Adi Putra dan Reza R, dengan memetik 2 kemenangan di 2 partai penyisihan berikutnya. Penentuan juara dan runner up di grup A, harus diselesaikan dengan drama penghitungan selisih poin. Fatoni dan Rama berhasil membalas kekalahan mereka dengan mendepak Adi Putra dan Reza R di babak semifinal.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini;

Juara 1 Franky S dan Ari A

Juara 2 Fatoni dan Rama

Juara 3 Adi Putra dan Reza R / Iyan dan Andre

Dan dibawah ini adalah result dari turnamen mingguan Sparta tanggal 20 Sepetember 2020, disertai dengan update ranking dan Akumulasi perolehan medali Sparta;

Road to final

Bagan turnamen
Update ranking Sparta


Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Semoga kita menjadi insan yang bisa introspeksi atas kesalahan-kesalahan yang telah dibuat dan mengambil hikmah dari setiap kejadian. Tetap semangat dan Salam olahraga!!!

Minggu, 13 September 2020

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 13 September 2020

 “Respect is a two-way street, if you want it you have to give it.”

R.G. Risch

First thing first, mengapa kita harus menghargai orang lain? We may come with a thousand different reasons for why we have to pay enough respect for others, Sobat – entah alasan sebagai makhluk sosial, kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya. Namun satu hal yang pasti, sikap kita pada orang lain menunjukkan siapa kita sesungguhnya.


Kita dapat dengan mudah menanggapi sikap menyebalkan orang lain dengan perilaku yang sama menyebalkannya. Tapi bukankah dengan demikian berarti kita sama-sama menyebalkannya dengan orang tersebut? Tak ingin begitu bukan? Jadi, bagaimana sebenarnya cara-cara sederhana yang dapat kita terapkan dalam menghargai orang lain?

1. Tidak Mengabaikan Sopan Santun

Selama berabad-abad budaya kita mengajarkan sopan santun. Nilai sopan santun boleh jadi berbeda antar daerah, tapi pada dasarnya sikap sopan dan santun yang diajarkan bertujuan agar kita mampu menghargai orang lain. Contoh sederhananya adalah dengan tidak melupakan kata maaf, tolong, dan terima kasih.

Mengucap maaf tak berarti kita berada pada posisi yang lebih rendah atau menunggu sampai kita benar-benar melakukan kesalahan yang fatal. Mengucap tolong juga baik diucapkan para setiap orang, siapapun dia, yang membantu kita. Dan ucapan terima kasih merupakan cara kita menghargai sekecil apapun kontribusi yang diberikan oleh orang lain.

Selain bahasa verbal, sopan santun juga tampak pada sikap badan atau bahasa tubuh kita. Again, our native culture is very subjective in such matter. Secara umum dalam budaya ketimuran, misalnya, menunjuk-nunjuk dengan jari pada orang yang berusia lebih tua dianggap tidak sopan.

Bagaimana bila kita menghadapi orang yang bersikap tidak sopan? Haruskah kita tetap bersikap sopan? Tentu saja, iya. As it's mentioned earlier, the way we carry ourselves shows who we are – more than anything else. Jadi tetap saja tak ada ruginya bersikap sopan bagaimanapun reaksi orang yang tengah kita hadapi.

2. Terima Perbedaan pada Setiap Orang

Beda kepala, beda isi – pernah mendengarnya, kan? Adalah hal yang wajar bila masing-masing kita memiliki ide dan pendapat yang berbeda. Dalam banyak hal, yang semestinya dapat kita lakukan adalah menerima bahwa semua orang tak harus memiliki pendapat yang sama.

Perbedaan pula yang menuntun kita untuk tidak mengecilkan sesuatu. Misalnya, menganggap belajar menggambar tidak lebih penting dari belajar Matematika. Padahal, bagi orang lain mungkin memang passion-nya berada pada bidang seni dan ia dapat berbagi manfaat dengan orang lain pada bidang tersebut.

If it doesn't mean anything to you, something may mean the whole world for someone else. Therefore, it's worth every effort to always respect others' feelings and thoughts. (Jika itu tidak berarti apa-apa bagi Anda, sesuatu itu mungkin sangat berarti bagi orang lain. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk selalu menghargai perasaan dan pikiran orang lain).

3. Mau Menyimak dan Menjadi Pendengar

Berapa banyak teman yang sering menceritakan masalahnya pada kamu? Bila jumlahnya cukup banyak, besar kemungkinan kamu adalah pendengar yang baik.

Persoalan yang lebih serius memang membutuhkan bantuan profesional, misalnya melalui konseling. Akan tetapi, biasanya yang dibutuhkan teman kita hanya seseorang yang mau mendengar curahan perasaannya.

Bukan hanya teman yang sedang galau yang butuh disimak. Pada dasarnya, hampir setiap orang yang mengutarakan sesuatu berharap untuk disimak, didengarkan dengan baik. Disisi lain, sikap kita yang mau diam menyimak merupakan wujud dari respek atau penghargaan kita pada orang lain.

Bukan hanya di kelas saat menyimak guru atau dosen, sikap diam dan mau mendengarkan sebenarnya lebih dibutuhkan dalam berinteraksi dengan orang lain – khususnya mereka yang berusia lebih tua dari kita. Bila belum terbiasa, memang dibutuhkan kesabaran yang luar biasa untuk tidak memotong seseorang yang sedang berbicara – tapi itu layak diusahakan.

4. Menyadari Batasan

Manusia memang makhluk sosial, tapi kita juga memiliki ruang lingkup pribadi. Dalam ranah pribadi, setiap orang memiliki hak penuh atas dirinya sendiri. Batasan tersebut memberi panduan sejauh mana jangkauan ucapan, sikap, hingga tindakan kita.

Misalnya, ketika ada teman yang menceritakan masalah pribadinya, yang bisa kita lakukan hanya menyimak dan menyampaikan pendapat ketika diminta. Diterima atau tidaknya pendapat kita, apapun keputusan dan tindakan yang diambilnya, sepenuhnya berada dalam ranah pribadi teman tersebut.

Dengan kita menahan diri dari berkomentar tanpa diminta, memaksakan pendapat, hingga membuat seseorang melakukan sesuatu yang tak diinginkannya berarti kita mampu menghargai orang lain. Respek pada orang lain inilah yang turut memandu dan mengarahkan tindak tanduk dan tingkah laku kita.

Telah disebutkan diawal bahwa penghargaan, respek pada orang lain sebenarnya lebih menunjukkan siapa kita. Jadi, ketika tingkah laku kita baik pada orang lain, itu karena kita yang selalu berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi. Siapkah kita melakukannya, guys?

Kembali ke reportase. Turnamen minggu ini dihadiri oleh 15 orang Spartan. Sebenarnya ada 16 orang, tapi Iwan tidak mau masuk drawing karena ada keperluan.

Finalis kali ini berasal dari grup yang sama, yaitu grup A. Hadi M dan Roganda berhasil menyabet gelar juara minggu ini. Dibabak penyisihan mereka harus puas berada di posisi runner up grup. Mereka harus menelan pil pahit kekalahan dari Anton dan Olsen di babak penyisihan. Namun di babak final Hadi M dan Roganda berhasil membalas kekalahan mereka di babak penyisihan dari pasangan Anton dan Olsen, dengan score telak 42-27.

Anton dan Olsen yang bermain sangat apik di babak penyisihan hingga semifinal. Di babak final seperti kehilangan daya magisnya. Mereka bermain antiklimaks. Permainan rally-rally panjang tetap tersaji dengan apik, namun itu tak cukup untuk menjadi modal menghadapi permainan ulet dan pertahanan rapat dari  Hadi M dan Roganda.

Jujur, menurut admin pertarungan semifinal antara Hadi M dan Roganda melawan Nura Audy dan Alex jauh lebih menarik dan mendebarkan. Namun faktor keberuntungan rupanya ebih berpihak ke Hadi M dan Roganda. Setelah sebelumnya tertinggal dan hampir kalah di poin 37-41, Namun secara perlahan namun pasti mereka menambah poin dan mengunci poin 41 Nura audy dan Alex, lalu menuntaskan permainan dengan 42-41.

Inilah nama-nama juara minggu ini

Juara 1 Hadi M dan Roganda

Juara 2 Anton dan Olsen

Juara 3 Nura Audy dan Alex / Rama dan Romi

Dan dibawah ini adalah result selengkapnyan turnamen mingguan Sparta, edisi minggu ke-27;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Semoga kita selalu bisa saling menghargai. Bukan sabar namanya jika masih ada batasnya dan bukan ikhlas namanya jika masih dibicarakan, apalagi diumbar di medsos.  Let's respect each other. Sampai jumpa...


Minggu, 06 September 2020

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 6 September 2020

 “Do something today that your future self will thank you for.”

Sean Patrick Flanery

Hidup memang hanya satu kali, tapi bukan berarti kamu boleh hanya memikirkan saat ini saja. Hidupmu di masa depan juga bisa dipengaruhi oleh apa yang kamu lakukan sekarang. Banyak kebiasaan-kebiasaan kecil yang barangkali kamu abaikan sekarang, tapi sebenarnya sangat berpengaruh untuk masa depanmu kelak.

Karena masa depan yang secerah bintang tidak datang begitu saja, kamu harus mulai menyiapkannya dari sekarang. Lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, dirimu akan berterima kasih karena sekarang kamu melakukan hal-hal ini.


1. Orang sukses selalu bangun pagi, tak peduli weekdays ataupun weekend. Yuk ubah kebiasaanmu bangun siang!

Kalau kamu ingin menjadi orang sukses, jauh-jauhlah dari kebiasaan bangun siang, meski di akhir pekan sekalipun. Ada yang bilang bahwa apa yang kamu lakukan di pagi hari akan berpengaruh pada pekerjaanmu sampai sore nanti. Tetapi yang pasti, dengan bangun lebih pagi, kamu punya waktu lebih banyak untuk mempersiapkan pekerjaanmu. Kamu juga punya waktu lebih untuk melakukan aktivitas-aktivitas refleksi sebelum berkutat dengan pekerjaan seharian nanti.

Bangun lebih pagi juga mempengaruhi mood-mu lho, karena kamu tidak harus terburu-buru bersiap-siap. Santai, karena waktumu masih cukup luang.

2. Kamu malas olahraga? Sekarang sih tidak terasa apa-apa, tapi sepuluh tahun dari sekarang kamu akan menyesalinya

Kamu pasti tahu bahwa penyebab dari penyakit-penyakit berbahaya di usia tua seperti jantung, stroke, hipertensi, diabetes, dan obesitas, dipengaruhi oleh pola hidup yang buruk. Mulai dari makanan yang tidak sehat sampai malas olahraga sejak masih muda. Sekarang mungkin kamu belum merasakan masalahnya kalau kamu malas olahraga. Kamu merasa sehat-sehat saja, dan tubuhmu juga tetap ramping.

Tapi sepuluh tahun dari sekarang, kamu akan sangat berterima kasih pada dirimu saat ini, bila kamu mulai menghilangkan kebiasaan malas olahraga itu. Tidak perlu berat-berat kok. Cukup joging ringan minimal seminggu 3x sudah cukup mengurangi risiko-risiko seram di masa depan.

3. Mulai sekarang kurangi kebiasaanmu bergadang. Itu ‘kan yang membuatmu sulit bangun pagi dan kurang produktif di siang hari?

Begadang adalah penyakit sekaligus hobi anak muda kita. Mulai dari mahasiswa yang beralasan mengerjakan tugas, sampai pekerja yang beralasan melembur pekerjaan. Tapi ada juga sih yang begadang untuk sekadar nonton film. Akibatnya, esok hari menjadi kurang produktif karena waktu istirahat yang kurang. Belum lagi kalau ingat efek-efek negatif begadang untuk kesehatan.

Mulai sekarang biasakan untuk mendisiplinkan dirimu sendiri. Tidur tepat waktu akan membuatmu mudah bangun tepat waktu juga. Sehingga hidupmu lebih teratur dan produktivitasmu bisa meningkat.

4. Mumpung masih muda, biasakan baca buku minimal 1 buku per bulan. Selain menambah pengetahuan, membaca juga bisa mencegah kepikunan

Bila sudah memasuki dunia kerja, berangkat pagi dan pulang malam, membaca buku adalah hal yang paling menyulitkan sedunia.  Tapi meskipun sulit, membaca adalah salah satu hal yang harus kamu lakukan demi masa depanmu kelak.  Kamu tentu masih ingat nasihat guru SD-mu dulu bahwa buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku, kamu akan mendapat pengetahuan baru yang selalu kamu perlukan untuk kehidupan.

Selain itu, membaca juga bisa membawa dampak baik untuk kesehatan, yaitu mencegah penyakit alzheimers atau pikun. Kalau memang kamu tidak bisa membaca buku, kamu bisa membaca surat kabar setiap pagi.

5. Berhenti menunda-nunda pekerjaan, karena apa yang kamu dapat di depan sana bergantung kepada apa yang kamu lakukan sekarang

Menunda-nunda pekerjaan juga salah satu hal yang bisa menghambat kesuksesan. Menunda pekerjaan memang menyenangkan, karena hidupmu akan terasa lebih santai. Tapi kita nggak tahu apa yang terjadi di depan. Kita menunda itu sekarang dengan berbagai alasan. Kalau bisa dikerjakan nanti kenapa harus buru-buru, ya ‘kan?

Tapi kita nggak pernah tahu apakah nanti akan benar datang atau tidak. Kesempatan seringnya nggak datang dua kali, ingat? Toh lebih baik kamu mengerjakan itu sekarang dan bersantai setelahnya. Jadi mulai sekarang, ganti prinsipmu menjadi:

Kalau bisa dikerjakan sekarang, kenapa harus nanti-nanti?

6. Selalu takut mengambil risiko nggak akan membawamu ke mana-mana, padahal dunia ini demikian luasnya. Beranilah mencoba!

Apa yang membedakan kenapa satu orang bisa sukses sementara yang lain tidak, bisa dipengaruhi oleh keberanian untuk mengambil risiko. Seseorang yang takut mengambil risiko dan terus bertahan di zona nyaman, selamanya hanya akan berada di posisi yang sama. Tidak naik dan tidak turun. Padahal dunia ini sedemikian luasnya, dan banyak hal menarik yang bisa kamu coba. Kamu takut akan gagal? Tapi bagaimana kamu tahu kamu akan gagal bila kamu terlalu takut bahkan untuk mencoba? Selagi masih muda, akrabilah kegagalan. Karena tanpa kegagalan, kamu tidak akan pernah belajar bukan?

7. Tentukan prinsipmu dan jadikan itu pedoman sehari-hari. Tanpa prinsip yang pasti, hidupmu akan kacau dan tak terarah

Untuk mencapai golmu di masa mendatang, kamu perlu seperangkat prinsip yang kamu jadikan pedoman hidup sehari-hari. Prinsip-prinsip pribadi ini akan menjadi pemandumu dalam setiap langkah yang kamu ambil, untuk membedakan mana yang harus kamu lakukan dan tidak boleh kamu lakukan. Tidak harus mengikuti apa yang orang lain percayai, tapi tentukan sendiri prinsip-prinsipmu karena setiap orang pasti memiliki perbedaan visi dan misi. Tanpa prinsip-prinsip pribadi, hidupmu sulit terarah. Kamu akan mudah terpengaruh oleh orang lain, dan demikian life goal-mu juga sulit untuk dikejar.

8. Biasakan membuat schedule-mu sendiri, dan berusahalah mati-matian untuk menepatinya!

Terkadang musuh yang paling sulit dilawan adalah diri sendiri. Itu juga yang membuat rencana yang sudah kamu susun untuk dirimu sendiri, buyar begitu saja tanpa pernah kamu lakukan karena ini dan itu. Self-dicipline jadi mutlak perlu. Buatlah jadwal untuk dirimu sendiri. Buatlah deadline untuk kamu patuhi sendiri. Tapi jangan hanya sekadar membuat saja lalu dengan tanpa beban mengingkarinya dengan segudang alasan yang kamu buat sendiri. Siksa dirimu untuk mematuhi jadwal yang kamu buat sendiri, agar kelak 5 tahun lagi, kamu sudah terbiasa hidup disiplin bukan untuk mematuhi aturan, tapi untuk dirimu sendiri.

9. Mulai menabung dan berinvestasi. Agar kamu nggak hanya mengandalkan gaji seumur hidupmu nanti

Masa muda adalah masa yang tepat untuk membuat perencanaan keuangan yang matang. Kenapa? Toh duitnya masih untuk diri sendiri ini? Justru karena itulah kamu harus mulai mengatur keuanganmu, karena bila nanti kamu sudah berkeluarga, mengatur keuangan akan jauh lebih sulit. Selagi kamu masih muda, mumpung kebutuhannya belum seberapa, jangan dulu berfoya-foya. Mulai menabung sedikit demi sedikit dan cobalah melirik peluang investasi. Karena gajimu saat ini belum tentu bisa menjamin hidupmu sampai sepuluh tahun lagi.

Kesuksesan nggak pernah jatuh dari langit. Orang-orang yang kamu lihat sukses sekarang, barangkali sudah memulai perjuangannya sejak lima sampai sepuluh tahun yang lalu. Nah, biar dirimu sepuluh tahun lagi nggak menyesal, pertama-tama, yuk melakukan kebiasaan-kebiasaan sederhana di atas!

Kembali ke reportase. Akhir-akhir ini jumlah Spartan yang hadir di turnamen mingguan Sparta hampir selalu sama, yaitu sekitar 14 orang. Demikian juga turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-26 ini, diikuti oleh 14 orang Spartan. Sebenarnya jumlah segini sangat menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Semoga Spartan kembali semangat mengikuti turnamen mingguan. Dan datangnya tidak bergiliran. Yang ini hadir yang lain hilang, karena kalo serentak datang semua pasti akan makin seru.

Juara kali ini Hadi M dan Alex muncul sebagai kuda hitam. Karena 2 unggulan teratas (Iyan dan Nura Audy + Fatoni dan Ari A) harus puas di posisi runner up dan semifinalis. Hadi M dan Alex sukses melibas lawan-lawannya tanpa ampun, mulai dari babak penyisihan hingga final.  Dibabak final saat melawan pasangan Iyan dan Nura Audy, Hadi M dan Alex menang dengan score telah 42-28.

Mungkin karena faktor kelelahan, pasangan Iyan dan Nura Audy gagal mengimbangi permainan lawan. Faktor kelelahan ini sangat mungkin terjadi, karena mereka harus bertanding lebih banyak dibandingkan dengan Hadi M dan Alex, karena mereka berada di grup yang dihuni oleh 4 pasang Spartan. Kelelahan bisa mengakibatkan; hilang fokus, gerakan melambat, akurasi pukulan memburuk, mood menurun dll.

Meskipun hanya menjadi runner up, Namun Nura Audy berhasil merebut kembali posisi ranking pertama Sparta, yang sebelumnya dipegang oleh Roganda selama beberapa minggu.

Inilah nama-nama juara kita minggu ini;

Juara 1 Hadi M dan Alex

Juara 2 Iyan dan Nura Audy

Juara 3 Fatoni dan Ari A / Rizaldi dan Regan

Dan dibawah ini adalah result selengkapnya dari turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-26;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta


Sekian reportase kita kali ini, sampai berjumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya. Adios, Amigos, Parantos :) See you next week!!!