Powered By Blogger

Minggu, 13 September 2020

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 13 September 2020

 “Respect is a two-way street, if you want it you have to give it.”

R.G. Risch

First thing first, mengapa kita harus menghargai orang lain? We may come with a thousand different reasons for why we have to pay enough respect for others, Sobat – entah alasan sebagai makhluk sosial, kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya. Namun satu hal yang pasti, sikap kita pada orang lain menunjukkan siapa kita sesungguhnya.


Kita dapat dengan mudah menanggapi sikap menyebalkan orang lain dengan perilaku yang sama menyebalkannya. Tapi bukankah dengan demikian berarti kita sama-sama menyebalkannya dengan orang tersebut? Tak ingin begitu bukan? Jadi, bagaimana sebenarnya cara-cara sederhana yang dapat kita terapkan dalam menghargai orang lain?

1. Tidak Mengabaikan Sopan Santun

Selama berabad-abad budaya kita mengajarkan sopan santun. Nilai sopan santun boleh jadi berbeda antar daerah, tapi pada dasarnya sikap sopan dan santun yang diajarkan bertujuan agar kita mampu menghargai orang lain. Contoh sederhananya adalah dengan tidak melupakan kata maaf, tolong, dan terima kasih.

Mengucap maaf tak berarti kita berada pada posisi yang lebih rendah atau menunggu sampai kita benar-benar melakukan kesalahan yang fatal. Mengucap tolong juga baik diucapkan para setiap orang, siapapun dia, yang membantu kita. Dan ucapan terima kasih merupakan cara kita menghargai sekecil apapun kontribusi yang diberikan oleh orang lain.

Selain bahasa verbal, sopan santun juga tampak pada sikap badan atau bahasa tubuh kita. Again, our native culture is very subjective in such matter. Secara umum dalam budaya ketimuran, misalnya, menunjuk-nunjuk dengan jari pada orang yang berusia lebih tua dianggap tidak sopan.

Bagaimana bila kita menghadapi orang yang bersikap tidak sopan? Haruskah kita tetap bersikap sopan? Tentu saja, iya. As it's mentioned earlier, the way we carry ourselves shows who we are – more than anything else. Jadi tetap saja tak ada ruginya bersikap sopan bagaimanapun reaksi orang yang tengah kita hadapi.

2. Terima Perbedaan pada Setiap Orang

Beda kepala, beda isi – pernah mendengarnya, kan? Adalah hal yang wajar bila masing-masing kita memiliki ide dan pendapat yang berbeda. Dalam banyak hal, yang semestinya dapat kita lakukan adalah menerima bahwa semua orang tak harus memiliki pendapat yang sama.

Perbedaan pula yang menuntun kita untuk tidak mengecilkan sesuatu. Misalnya, menganggap belajar menggambar tidak lebih penting dari belajar Matematika. Padahal, bagi orang lain mungkin memang passion-nya berada pada bidang seni dan ia dapat berbagi manfaat dengan orang lain pada bidang tersebut.

If it doesn't mean anything to you, something may mean the whole world for someone else. Therefore, it's worth every effort to always respect others' feelings and thoughts. (Jika itu tidak berarti apa-apa bagi Anda, sesuatu itu mungkin sangat berarti bagi orang lain. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk selalu menghargai perasaan dan pikiran orang lain).

3. Mau Menyimak dan Menjadi Pendengar

Berapa banyak teman yang sering menceritakan masalahnya pada kamu? Bila jumlahnya cukup banyak, besar kemungkinan kamu adalah pendengar yang baik.

Persoalan yang lebih serius memang membutuhkan bantuan profesional, misalnya melalui konseling. Akan tetapi, biasanya yang dibutuhkan teman kita hanya seseorang yang mau mendengar curahan perasaannya.

Bukan hanya teman yang sedang galau yang butuh disimak. Pada dasarnya, hampir setiap orang yang mengutarakan sesuatu berharap untuk disimak, didengarkan dengan baik. Disisi lain, sikap kita yang mau diam menyimak merupakan wujud dari respek atau penghargaan kita pada orang lain.

Bukan hanya di kelas saat menyimak guru atau dosen, sikap diam dan mau mendengarkan sebenarnya lebih dibutuhkan dalam berinteraksi dengan orang lain – khususnya mereka yang berusia lebih tua dari kita. Bila belum terbiasa, memang dibutuhkan kesabaran yang luar biasa untuk tidak memotong seseorang yang sedang berbicara – tapi itu layak diusahakan.

4. Menyadari Batasan

Manusia memang makhluk sosial, tapi kita juga memiliki ruang lingkup pribadi. Dalam ranah pribadi, setiap orang memiliki hak penuh atas dirinya sendiri. Batasan tersebut memberi panduan sejauh mana jangkauan ucapan, sikap, hingga tindakan kita.

Misalnya, ketika ada teman yang menceritakan masalah pribadinya, yang bisa kita lakukan hanya menyimak dan menyampaikan pendapat ketika diminta. Diterima atau tidaknya pendapat kita, apapun keputusan dan tindakan yang diambilnya, sepenuhnya berada dalam ranah pribadi teman tersebut.

Dengan kita menahan diri dari berkomentar tanpa diminta, memaksakan pendapat, hingga membuat seseorang melakukan sesuatu yang tak diinginkannya berarti kita mampu menghargai orang lain. Respek pada orang lain inilah yang turut memandu dan mengarahkan tindak tanduk dan tingkah laku kita.

Telah disebutkan diawal bahwa penghargaan, respek pada orang lain sebenarnya lebih menunjukkan siapa kita. Jadi, ketika tingkah laku kita baik pada orang lain, itu karena kita yang selalu berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi. Siapkah kita melakukannya, guys?

Kembali ke reportase. Turnamen minggu ini dihadiri oleh 15 orang Spartan. Sebenarnya ada 16 orang, tapi Iwan tidak mau masuk drawing karena ada keperluan.

Finalis kali ini berasal dari grup yang sama, yaitu grup A. Hadi M dan Roganda berhasil menyabet gelar juara minggu ini. Dibabak penyisihan mereka harus puas berada di posisi runner up grup. Mereka harus menelan pil pahit kekalahan dari Anton dan Olsen di babak penyisihan. Namun di babak final Hadi M dan Roganda berhasil membalas kekalahan mereka di babak penyisihan dari pasangan Anton dan Olsen, dengan score telak 42-27.

Anton dan Olsen yang bermain sangat apik di babak penyisihan hingga semifinal. Di babak final seperti kehilangan daya magisnya. Mereka bermain antiklimaks. Permainan rally-rally panjang tetap tersaji dengan apik, namun itu tak cukup untuk menjadi modal menghadapi permainan ulet dan pertahanan rapat dari  Hadi M dan Roganda.

Jujur, menurut admin pertarungan semifinal antara Hadi M dan Roganda melawan Nura Audy dan Alex jauh lebih menarik dan mendebarkan. Namun faktor keberuntungan rupanya ebih berpihak ke Hadi M dan Roganda. Setelah sebelumnya tertinggal dan hampir kalah di poin 37-41, Namun secara perlahan namun pasti mereka menambah poin dan mengunci poin 41 Nura audy dan Alex, lalu menuntaskan permainan dengan 42-41.

Inilah nama-nama juara minggu ini

Juara 1 Hadi M dan Roganda

Juara 2 Anton dan Olsen

Juara 3 Nura Audy dan Alex / Rama dan Romi

Dan dibawah ini adalah result selengkapnyan turnamen mingguan Sparta, edisi minggu ke-27;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Semoga kita selalu bisa saling menghargai. Bukan sabar namanya jika masih ada batasnya dan bukan ikhlas namanya jika masih dibicarakan, apalagi diumbar di medsos.  Let's respect each other. Sampai jumpa...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar