Powered By Blogger

Minggu, 31 Januari 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 31 Januari 2021

 “You are the master of your destiny. You can influence, direct and control your own environment. You can make your life what you want it to be.”

Napoleon Hill

Jika menilik arti kata, “TAKDIR” beda (meski nyaris sama) dengan “nasib”. Apalagi jika ditinjau dari bahasa Inggris. Takdir disebut sebagai DESTINY. Dalam arti harfiah lainnya, takdir adalah sebuah tujuan yang sudah ditetapkan. Karena itu, takdir tak bisa diubah. Contohnya adalah kelahiran dan kematian.

Sementara nasib disebut FATE. Dalam pengertian lainnya, disebut juga sebagai CHANCE atau KESEMPATAN. Artinya, nasib adalah sebuah kesempatan yang bisa diusahakan maupun datang dengan sendirinya.

Karena itu, saya memandang nasib selalu bisa diubah. Nasib adalah pilihan. Kita sendirilah yang menentukan nasib. Baik atau buruk, semua di tangan kita. Dan, itu semua adalah konsekuensi dari apa yang kita pilih dan lakukan dalam hidup ini. Maka, ketika ada orang yang mengatakan nasib kita akan jelek (apalagi seorang peramal) sesungguhnya kita sendiri yang akan mewujudkannya atau tidak. Semua bergantung pada apa yang ada di pikiran kita.

Beruntung, saya selalu memilih (sekali lagi saya tegaskan, saya memilih dan sadar sepenuhnya) bahwa saya juga punya hak untuk sukses. Saya pun berhasil mengubah nasib.

Banyak ungkapan yang intinya menyebutkan, bahwa hidup sebenarnya adalah pilihan. Dan, nasib pun sebenarnya sama. Kita sendiri yang menentukan. Coba kita perhatikan pola hidup kita. Jika masih begitu-begitu saja, mungkin ada yang perlu diubah dalam “jalan yang kita pilih” saat menghadapi berbagai macam kendala atau keseharian kita. Saat bangun, pagi atau kesiangan, itu sebenarnya adalah pilihan. Saat akan bekerja, mau banyak ngobrol atau segera menyelesaikan tanggung jawab, itu juga pilihan. Saat akan belajar, mau sebentar atau berlama-lama, itu juga pilihan. Akankah kita bersantai-santai atau bekerja keras, itu juga pilihan. Intinya, kita sendiri yang menentukan, akan seperti apakah kita di masa depan.

Maka, ketika kita melihat orang yang sudah sangat sukses, patut kita pertanyakan, pilihan-pilihan hidup seperti apa yang ia lakukan dalam kesehariannya. Saya bisa memastikan, pasti banyak hal positif yang ia lakukan dalam kesehariannya.

Pertanyaannya kemudian, hidup seperti apa yang akan kita pilih agar sukses bisa diwujudkan?

Semua orang pasti punya caranya sendiri-sendiri. Ada pula yang mencontoh pola hidup orang yang sudah sukses. Tapi intinya, semua kembali pada pilihan masing-masing. Maka jangan salahkan nasib yang buruk jika kita sendiri tidak memaksimalkan pilihan positif dalam hidup. Jangan katakan diri merasa belum beruntung jika kita sendiri ternyata tidak memanfaatkan waktu secara maksimal. Baik Anda pekerja kantoran atau seorang pengusaha, pilihannya sama. Apa yang kita maksimalkan itulah yang akan “berbuah” di masa depan.

Untuk itu, mari jauhkan sikap mengeluh saat menghadapi tantangan dan halangan. Tapi, jadikan itu sebagai sebuah pengalaman hidup yang harus kita ubah jadi pembelajaran kesuksesan. Kita sendiri yang bisa memilih itu atau tidak. Begitu pula saat kita sedang menikmati masa kesuksesan dan keemasan. Apakah kita mau tetap waspada karena kegagalan sering kali terus siap menanti atau mau bersantai sejenak menikmati hidup yang sedang enak-enaknya. Itu juga pilihan kita sendiri yang akan menentukan.

Jadi, nasib seperti apa yang akan kita pilih untuk masa depan kita nanti?

Terus berjuang, terus berkarya, terus beraktivitas maksimal (jika itu pilihan kita). Sukses akan selalu menanti!

Tetap Semangat.  (•̀_•́)ง 加 油 !!!

Tetap Luar Biasa!!! 

(By Jimmy Tanrian)

Kembali ke reportase.... Turnamen mingguan Sparta edisi minggu terakhir Bulan Jauari 2021 diikuti oleh 16 orang Spartan. Sebenarnya ada beberapa Spartan yang tidak hadir. Mungkin karena kelelahan karena semalam mengikuti turnamen di tempat lain, atau entah dengan alasan lainnya. Untunglah ada 5 orang rekan dari Xavero yang turut meramaikan tourney minggu ini. Mereka adalah; Reza R, Frengki S, Fachri, Zacky dan Abi. Roganda yang telah kembali ke Bandung, dan Eko yang comeback lagi ke Sparta setelah selama tahun 2020 menghilang. Syukurlah kehadiran mereka cukup menyalakan panasnya bara persaingan turnamen kali ini.

Seperti prediksi admin yang menjadi finalis adalah Reza R dan Rinal VS Frengki S dan Abraham. Mereka adalah saingan sejak di babak penyisihan grup. Di babak penyisihan grup Reza R dan Rinal berhasil mengalahkan Frengki S dan Abraham dengan 42-34, sekaligus mengukuhkan diri mereka sebagai juara grup B. Dan Frengki S dan Abraham sebagai runner up-nya.

Hasil drawing untuk babak semifinal mempertemukan mereka dengan kompetitor mereka dari grup A. Di semi final  Reza R dan Rinal  berhasil melibas Fachri dan Fatoni dengan 42-36. Sementara Frengki S dan Abraham berhasil menyingkirkan pasangan Hadi M dan Alex dengan 42-40.

Di babak final Frengki S dan Abraham nampaknya jauh lebih siap bertempur. Kelihatan banget mereka berhasil mendominasi dan memegang kendali permainan. Set pertama mereka tutup dengan kemenangan 21-17. Di set ke-dua Reza R dan Rinal mulai keteteran dan poin mereka secara perlahan namun pasti,  mulai tertinggal menjauh. Rentang jarak selisih 6 hinggal 12 poin bisa tetap dikawal dengan baik oleh Frengki S dan Abraham. Hingga babak final berakhir dengan 42-33 untuk kemenangan pasangan Frengki S dan Abraham. Sang runner up grup sukses mencukur habis saingan terberatnya di grup B, yang pernah mengalahkan mereka sebelumnya. 

Kemenangan diakhir memang lebih terasa manis. Sebaliknya, kekalahan di akhir menyisakan rasa getir.

Inilah nama-nama juara minggu ini;

Juara 1  Frengki S dan Abraham

Juara 2 Reza R dan Rinal

Juara 3 Fachri dan Fatoni / Hadi M dan Alex

Dibawah ini adalah result selengkapnya dari tourney mingguan Sparta edisi minggu ke-5 tahun 2021;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Tetap sehat, tetap semangat. Be a master of your destiny. Sampai jumpa!!!


Minggu, 24 Januari 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 24 Januari 2021

 "Keep your vitality. A life without health is like a river without water" 

Maxime Lagacé

 

Hidup tanpa kesehatan seperti sungai tanpa air. kering dan tak berarti...

Kesehatan Bukan Segalanya tapi Segalanya Tak Berarti Tanpa Kesehatan. Biasanya kalimat bijak itu tidak menjadi perhatian orang yang sehat, kecuali ada salah anggota keluarganya yang sedang sakit.

Di masa-masa sekarang ini, kalimat bijak itu sangat relevan dan penting bagi kita semua, di level apa pun, kelas atau strata sosial ekonomi kita.

sebanyak apa pun harta yang kita miliki seolah tidak berdaya saat berhadapan dengan covid 19. Pejabat tinggi, selebriti dunia, keluarga kerajaan dan konglomerat pun terpapar tanpa terkecuali.

Semesta melalui covid 19 ini seolah ingin menunjukkan bahwa hidup dan kehidupan ini teramat sangat berharga. Kesehatan (lahir dan batin) adalah jalan untuk dapat mengenyam dan menikmatinya. Bukan uang, bukan kekuasaan, bukan pula agama yang selama ini ditempatkan sebagai faktor perhatian paling utama dalam hidup.

Bukankah dengan uang dan kekuasaan kita bisa mendapatkan kualitas kesehatan dan daya tahan tubuh lebih prima? Ya, begitulah asumsi di masa lalu. Melalui covid 19 ini Semesta seolah menunjukkan fakta yang berbeda.

Lihatlah kenyataan di sekitar kita. Apakah para kere, pengemis, pemulung, pengamen, dan gelandangan  terpapar covid 19 lalu mati merana? Mereka makan dan mandi pun tidak karuan, boro-boro minum vitamin dan pakai masker + sarung tangan. Apakah yang diurus oleh rumah sakit dan ditempatkan di Wisma Atlet itu adalah golongan mereka? Sama sekali bukan!

Apa yang mereka punya, kecuali sinar matahari dan keyakinan serta kepasrahan bahwa mereka mampu bertahan hidup dalam kondisi apa pun? Mereka tidak ke gereja, tidak ke vihara, tidak ke pura, tidak ke kelenteng, dan juga tidak ke mesjid yang tiap jengkal dapat mereka temui.

Mereka tidak seperti kita yang sibuk mengejar uang, kekuasaan, pencitraan, kecantikan, dan aneka bungkus religiusitas itu. Mereka kaum nobody, di pinggiran, di emperan, di kebon-kebon kosong dan gelap, yang bahkan sebagian tidak tercatat di dinas kependudukan. Mereka antara ada dan tiada, tapi keyakinan dan kepasrahan mereka merupakan praktek beriman yang teguh.

Alam telah menjungkirbalikkan semua itu. Tidak penting! Semua ritual dan gaya hidup yang kita anggap paling penting itu nyatanya sama sekali tidak penting. Nyatanya hanya kulit dan bungkus semata. Kaum kesrakat (melarat atau sengsara), kelompok paling papa itu justru survive.

Melalui covid 19 ini kita sepertinya sedang dihajar dan diajar oleh Raja Semesta Alam, supaya kita kembali ingat untuk apa sebetulnya kita ini hidup. Sopo siro sopo Ingsun, siapa kamu siapa Aku.

Semoga kesempatan heneng (diam) dan hening (kontemplatif) ini bisa membuat kita dunung (paham) bahwa kita manusia adalah citra Allah yang berwenang seperti Dia, sehingga kita dapat memenangkan pertandingan melawan kegelapan batin yang selama ini menyelubungi dan menjadi tabir bagi kesadaran kita.

Kesehatan memang bukan segala-galanya, tapi segalanya tidak berarti tanpa kesehatan. Lahir dan batin.

Kembali ke reportase... Minggu tanggal 24 Januari 2021, turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-4 digelar. Masih banyak yang absen, dengan alasan yang berbeda-beda, tetapi didominasi oleh alasan kesehatan.

14 orang Spartan hadir dan mengikuti turnamen minggu ini. Ada 3 orang pendatang baru yang cukup berbakat dan potensial menjadi pemain-pemain unggulan di Sparta. Mereka adalah Bayu, Rafa dan Dika. Welcome to the club guys!!!

Jika dilihat dari hasil drawing, grup A memang lebih berat persaingannya, ditambah dengan jumlah pasangannya lebih banyak dari grup B. Dika yang mengalami cidera lengan karena ototnya ketarik , tidak bisa melanjutkan pertandingan, alhasil pertandingan terakhir di grup A antara pasangan Dika dan Alex versus Rinal dan Rama tidak dimainkan karena Dika walkover (W.O.). Hal ini tentu bisa menjadi advantage buat Rinal dan Rama, karena tidak usah membuang tenaga untuk lolos sebagai runner up grup A.

Hasil drawing untuk babak semifinal, kembali mempertemukan kembali para juara dan runner up grupnya masing-masing. Di semifinal Fatoni dan Nura Audy kembali membukukan kemenangan atas runner up grupnya. Sementara Rinal dan Rama yang notabene sebagai runner up grup A, berhasil  mengalahkan juara grup A Andre dan Christian.

Dibabak final terjadi pertandingan yang seru dan sangat imbang antara Fatoni dan Nura Audy dengan  Rinal dan Rama. di poin-poin awal set pertama Rama dan Rinal bermain sangat apik dan unggul beberapa poin. Namun lawannya berhasil menyamakan kedudukan menjadi 16-16. Dari situlah menjadi momentum bagi Fatoni dan Nura Audy mulai menambah poin demi poin sampai mereka berhasil menutup set pertama dengan 21-17. 

Di set ke-dua Fatoni dan Nura Audy masih unggul hingga pertengahan set ke-dua. Rama dan Rinal  berhasil menyamakan poin tapi kembali mereka tertinggal lagi. Sebetulnya Fatoni dan Nura Audy sudah unggul 40-36 perolehan poinnya. Namun berhasil mempersempit jarak poin. Fatoni dan Nura Audy sudah berhasil meraih poin 41 terlebih dahulu. Score 41-40 membuat permainan semakin menegangkan. Rama dan Rinal menyamakan poin 41-41. Dan smash tajam dari Rinal  mengakhiri pertarungan ini. Mereka berhasil menutup babak final kali ini dengan kemenangan tipis 42-41. 

Sungguh permainan yang sangat melelahkan karena poin demi poin harus diraih melalui rally-rally panjang dan smash bertubi-tubi dari kedua pasangan ini.

Dengan kemenangan ini, membuat Rinal bercokol di posisi puncak peroleh medali terbanyak di minggu ke-4 ini. Sementara Nura Audy tetap berada di ranking pertama Sparta.

Inilah nama-nama juara minggu ini;

Juara 1 Rinal dan Rama

Juara 2 Fatoni dan Nura Audy

Juara 3 Andre dan Christian / Nugroho dan Rizaldi

Dan dibawah ini adalah result selengkapnya dar turnamen mingguan Sparta edisi 24 Januari 2021;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Tetap sehat, tetap semangat. terapkan terus protokol kesehatan 3M memakai Masker, rajin Mencuci tangan dan Menjaga jarak. Sampai jumpa di reportase-reportase selanjutnya!! Keep Calm and Smash Hard!!!


Minggu, 17 Januari 2021

Reportase FRIENDSHIP CUP SPARTA - PB BULU ENTOG, 17 Januari 2021

 "No matter if you win or lose, the most important thing in life is to enjoy what you have".

Dong Dong

Kian modern dunia, kian kita memberikan banyak label dan pengertian label tersebut. Setiap kata memiliki definisi, setiap emosi memiliki interpretasi. Seperti pada kata kalah dan menang. Kita tak akan pernah tahu seperti apa rasanya menang jika tak mengerti pemahaman menang, bukan? Begitu pun sebaliknya. Namun, meski tahu arti kalah-menang, kita seringkali memberikan penerjemahan yang terlalu negatif pada kata kalah. Saat kita berada dalam sebuah kompetisi dan bukan menjadi pemenangnya kata kalah seakan-akan memberikan kita label baru: ‘pecundang’. Padahal kalau kita mau mengartikan kalah sebagai hal yang biasa saja tanpa adanya pengertian negatif berlebih kita juga tidak akan merasa diri kita kurang daripada orang lain, kan?

Perihal menjadi seseorang yang kompetitif sebenarnya sah-sah saja dan bahkan baik untuk memiliki motivasi lebih. Yang kurang baik adalah ketika kita terobsesi untuk menang dan tidak bisa melepaskan diri dari label kalah nan negatif tersebut. Kita merasa terpukul, tidak menerima kenyataan, merasa diri tidak bisa melakukan hal benar, bahkan bisa sampai meningkatkan rasa iri hati yang terlewat batas hingga melancarkan segala cara untuk terlepas dari label tersebut. Coba sekarang pikirkan kembali saat emosi meningkat kala kekalahan datang menghampiri. Banyak dari kita yang tidak bisa menerima kekalahan pasti akan sering bersungut-sungut, mencari beragam alasan mengapa bisa kalah. Kemudian bisa saja menjadi sangat manipulatif dan membuat strategi untuk mengubah keadaan demi tercapainya kemenangan. Ah, memikirkan emosi tersebut saja sebenarnya sudah tidak sehat. Apalagi benar-benar dilakukan. Rasa bersalah yang akan datang belakangan akan jauh lebih membuat diri kalah, lho.

Menjadi seseorang yang kompetitif sebenarnya sah-sah saja. Yang kurang baik adalah ketika kita terobsesi untuk menang dan tidak bisa melepaskan diri dari label kalah nan negatif.

Lalu bagaimana untuk bisa merasakan emosi yang positif saat sedang berada di kekalahan? Hal yang paling utama adalah menerima dengan ikhlas atau sering kita sebut let it go. Tidak melulu kok kita berada di bawah. Kita bisa saja ada di atas podium nomor satu suatu saat. Terus berusaha dan percaya bahwa jika waktunya tepat, kita pasti akan menang (dalam hal apapun). Ingatlah arti kata dunia fana yaitu dunia yang sementara. Ya, memang, semua hal di bumi ini sifatnya hanya sementara. Dalam satu hari saja perilaku satu pribadi bisa berubah. Tidak ada yang benar-benar dapat memastikan keesokan hari akan mengulangi kekalahan atau mengubah keadaan menjadi menang. Jadi the art of letting go menjadi langkah utama yang dapat membantu kita menerima rasa kalah tersebut. Kenyataannya, kamu tidak perlu merasa bahwa kemenangan itu bisa membawa kebahagiaan dan melengkapi hidup. Dengan berada di kondisi kalah kamu tetap bisa merasa bahagia. Semua tergantung persepsi kita dalam memberikan deskripsi pada label tersebut.

Tidak melulu kita berada di bawah. Suatu saat, kita bisa ada di atas podium nomor satu. Terus berusaha dan percaya bahwa jika waktunya tepat, kita pasti akan menang.

Yang penting lagi untuk diketahui adalah rasa kalah dapat menghantui kita dengan rasa iri hati. Kemudian perasaan itu berkembang menjadi kebencian pada orang lain karena seringnya membandingkan diri dengan orang lain. Tidak, tidak. Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain baik saat kalah atau bahkan menang. Bandingkanlah diri dengan diri kita sebelumnya. Sejauh apa progres yang sudah dijalani hingga bisa sampai di tahap tersebut. Label ‘menang’ hanyalah bonus. Jika memang kalah, ya sudah berarti belum waktunya.

Oleh karena itu, penting untuk bermonolog dengan diri sendiri ketika pikiran kita mulai membicarakan orang lain di dalam hati. Suara-suara seperti: “ah dia kan menang karena orang tuanya kaya” atau “dia hanya beruntung saja padahal tidak ada apa-apanya dibanding saya”, bisa sangat berbahaya untuk mental kita di kemudian hari. Ibarat racun, kalimat-kalimat ini bisa menggerogoti hidup kita dan menenggelamkan diri pada sumur kebencian terdalam. Akhirnya? Kita bisa terobsesi untuk mengalahkan orang lain, menjadi individu yang bukan kita lalu malah tidak fokus pada kebahagiaan yang didamba. Mulailah mengenali suara-suara negatif tersebut dan beritahu pada diri sendiri bahwa suara tersebut hanyalah rasa iri kita bukan karena orang tersebut berbuat buruk. Cobalah untuk mulai mengontrol diri sendiri dari monolog-monolog tersebut dengan mempertemukan otak dan hati. Pikiran logis dan emosi. Ketika keduanya bisa saling berdialog, maka kamu akan semakin mahir melatih diri untuk menerima keadaan sekalah apapun dan akhirnya terbebas dari rasa kalah yang berkonotasi negatif itu.

Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain baik saat kalah atau bahkan menang.

Kembali ke reportase... Minggu ini adalah hari yang spesial, karena Markas Sparta kedatangan tamu istimewa. Tamunya adalah 18 orang dari PB BULU ENTOG (beserta dengan beberapa orang supporternya). O ya, agenda minggu ini adalah turnamen bersama antara SPARTA dengan PB BULU ENTOG. Turnamen seru-seruan yang dinamai FRIENDSHIP CUP 2021. Sesuai dengan nama turnamennya, turnamen ini memang dijadikan sebagai ajang silaturahmi guna mempererat persahabatan antara SPARTA dengan PB BULU ENTOG.

Flyer Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021

Medali Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021


Cindera mata Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021

Tamu yang datang jauh lebih banyak dari tuan rumah. Tamunya 18 orang, sementara tuan rumahnya hanya 12 orang. Sedikit agak miris But it's okay because no matter what happens the show must go. Karena kita ga bisa memaksa orang yang tidak mau. 

Turnamen berjalan cukup lancar, tanpa ada kendala. karena dimulai tepat waktu sesuai jadwal. Bahkan babak final selesai digelar sebelum pukul 17.00.

Untuk menentukan pasangannya, semua peserta turnamen diundi (antar masing-masing PB). Dan pasangan-pasangan hasil undian tersebut kebali diundi lagi untuk disebar ke dalam 4 grup, supaya penyebaran masing-masing PB merata.

Result dari babak penyisihan grup cukup menggembirakan buat Sparta. Karena keenam pasang kontestan Sparta, semuanya  lolos dan melaju  ke babak quarter final. Sementara dari PB Bulu Entog menyisakan 2 pasang. Lalu di babak semifinal menyisakan all Spartan semifinal.

Prediksi admin kali ini sedikit meleset, karena beberapa unggulan justru rontok di babak quarter final dan semi final. Karindra dan Billy yang admin unggulkan dari PB Bulu Entog malah gugur di babak penyisihan grup.

Iyan dan Christian berhasil menjadi jawara Friendship Cup 2021, tanpa terkalahkan satu kali pun. Sementara Rinal dan Nura Audy harus puas menjadi runner up. Kekalahan Rinal dan Nura Audy adalah kekalahan terhormat karena mereka sudah berusaha maksimal dan berjuang optimal. 

Persaingan super ketat terjadi dari awal set pertama, saling susul menyusul poin terjadi. Hingga set pertama ditutup dengan 21-20 untuk Iyan dan Christian. Set ke-dua persaingan masih terus berlanjut, sampai di poin 31-31, mulailah Iyan dan Christian tancap gas meraih poin demi poin. Dan kemenanganpun berhasil mereka reguk dengan  poin akhir 42-39.

Inilah nama-nama juara Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021;

Juara 1 Iyan dan Christian

Juara 2 Rinal dan Nura Audy

Juara 3 Andre dan Rama / Fatoni dan Aditya M


Juara 1 Christian dan Iyan

Juara 2 Rinal dan Nura Audy

Juara 3 Rama dan Andre

Juara 3 Aditya M dan Fatoni

Para juara foto bersama

berikut ini adalah catatan selengkapnya dari turnamen, disertai dengan update ranking dan akumulasi perolehan medali Sparta.

Road to final

Bagan turnamen Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021


Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Tetap sehat, tetap semangat. Karena kita akan kehilangan segalanya saat kita kehilangan kesehatan dan kehilangan semangat. Salam olahraga!!!





Minggu, 10 Januari 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 10 Januari 2021

"No one is in control of your happiness but you; therefore, you have the power to change anything about yourself or your life that you want to change."

Barbara De Angelis

Dalam sebuah sesi coaching, seorang karyawan bercerita bahwa saat ini ia sedang menarik diri untuk beberapa saat dari rekan-rekan kerjanya. Untuk sementara waktu, dia tidak mau terlibat dalam proyek di luar pekerjaan pokoknya. Pasalnya, ia merasa tidak dihargai oleh atasannya, apapun yang dikerjakannya dianggap salah. Puncaknya ketika proposal yang ia susun dengan susah payah, diubah langsung oleh atasan tanpa melibatkan dirinya, dan ia merasa tidak dianggap.

Dalam kisah lain, seorang pengajar muda merasa malu sekali dan menganggap dirinya gagal setelah membaca hasil evaluasi training dari peserta. Dari dua puluh lima peserta, sebagian peserta menilai cara mengajarnya menarik dan bermanfaat. Ia merasa gembira dan antusias sekali. Namun tiba-tiba ada evaluasi dari seorang peserta senior yang menilai dirinya kurang pengalaman, cara mengajarnya kurang menarik dan tidak aplikatif. Dari sekian evaluasi, hanya satu evaluasi itu saja yang diingat. Mood-nya hancur sepanjang hari.

Dua kisah di atas menggambarkan bahwa perasaan kita mudah sekali dipengaruhi oleh  pendapat dan sikap orang lain. Entah itu pendapat negatif maupun positif, semuanya kita konsumsi mentah-mentah dan menjadi ‘baper’, dibawa perasaan.

Seorang guru besar psikologi dari Harvard University, Henri Nouwen mengatakan bahwa manusia seringkali mendefinisikan dirinya sebagai apa yang orang lain katakan. I am what other say about me. Apa yang dikatakan orang lain, menjadi sangat penting. “Jika orang mengatakan hal yang baik tentang diri saya, maka saya melihat dunia secara positif, sebaliknya jika orang mengatakan sesuatu yang tidak sesuai harapan saya, maka kehidupan berubah menjadi kelam.”

Disadari atau tidak, banyak orang mengalami hal ini dalam hidup sehari-hari, termasuk dalam dunia kerja. Jika atasan memuji, maka alangkah senang terasa, bersemangat dan merasa diri berharga, tempat kerja menjadi tempat yang menyenangkan. Sebaliknya, jika atasan memberikan feedback negatif atau rekan kerja mengatakan hal yang bertentangan dengan harapan, maka perasaan sedih, marah, galau, bahkan menilai diri sendiri negatif melanda.

Jika kita terus menerus baper, membiarkan diri dipengaruhi dan dikontrol orang lain, maka waktu dan perhatian akan habis untuk memikirkan pendapat orang lain dan menyesuaikan diri dengan harapan orang lain. Alhasil, kita tidak akan pernah menjadi diri sendiri, menjadi orang yang merdeka dan merasa damai dalam situasi apapun. Perasaan selalu galau dan menjadi tidak produktif.

Fokus dan energi yang harusnya bisa disalurkan untuk bekerja secara produktif dan menciptakan suatu karya yang otentik, habis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan emosi yang tidak stabil. Emosi selalu naik turun, sikap berubah-ubah, tergantung pada pandangan orang lain. Kinerja pun menjadi tidak stabil dan tidak efektif, tergantung dari respon orang lain.

Kita memang dididik untuk terbuka pada masukan dan pendapat orang lain. Namun, kita harus mampu memfilter, membedakan pendapat mana yang merupakan realita yang harus diperhatikan, dan mana pendapat ‘sampah’ yang harusnya diabaikan. Agar mampu membedakan ini, kita perlu memiliki kesadaran diri yang tinggi dan kemampuan mengendalikan diri sendiri.

Julian B. Rotter mengungkapkan, manusia dari keyakinan kemampuan mengontrol kepribadiannya dapat di kategorikan menjadi dua jenis, yaitu lokus kontrol internal dan lokus kontrol eksternal. Orang yang meyakini bahwa ia memiliki kontrol terhadap kehidupannya, pikiran dan perasaannya, yakin terhadap kemampuan, keterampilan dan usaha, serta bertanggungjawab atas kebahagiaannya sendiri merupakan ciri orang yang memiliki lokus kontrol internal yang tinggi.

Sementara, untuk orang yang lokus kontrol eksternal tinggi cirinya, mereka yakin bahwa takdirnya dikontrol oleh faktor eksternal yakni; orang lain, keberuntungan, kesempatan. Kebahagiaan dan kedamaian orang ini ditentukan oleh orang lain. Ia cenderung merasa diri menjadi korban, tidak berdaya, menyalahkan orang lain, mencari pembenaran serta pesimis.

Banyak hasil studi membuktikan bahwa seorang karyawan dengan lokus kontrol internal yang tinggi cenderung memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan ber-lokus kontrol eksternal tinggi. Mereka cenderung lebih proaktif dan efektif dalam bekerja. Selain itu, mereka juga biasanya memilih pekerjaan di bidang yang ia sukai, sehingga tidak heran jika kepuasan kerjanya lebih tinggi dan stres kerjanya pun lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang lokus kontrol eksternalnya tinggi.

Kebiasaan baper dan menilai diri sebagaimana apa yang dikatakan orang lain dikarenakan orang ini cenderung meletakkan kontrol diri pada pihak eksternal. Sementara, Individu dengan lokus kontrol internal yang tinggi cenderung tidak mudah mengubah perilakunya setiap kali mendengarkan pendapat orang lain, sekalipun orang tersebut sangat persuasif.

Sejatinya Lokus kontrol internal dapat ditingkatkan dengan melatih kesadaran diri yang lebih tinggi dan pengetahuan diri yang mendalam. Beberapa tokoh mengatakan cara efektif adalah dengan meditasi atau refleksi diri secara terus menerus.

Namun, sebetulnya kita dapat melatih ini dengan cara yang mudah dalam hidup sehari-hari. Caranya dengan membiasakan diri untuk tenang dan tidak responsif terhadap pendapat orang lain, baik itu pendapat positif maupun negatif. Setiap kali mendengarkan pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan harapan, tariklah nafas yang panjang dan bertanyalah dalam hati.

Apakah pendapat ini cukup berharga untuk saya tanggapi? Apakah pendapat ini sungguh menggambarkan realita diri saya? Atau sebetulnya hanya pandangan subjektif yang belum tentu kebenarannya, dan jika saya konsumsi akan menjadi toxic bagi jiwa dan mengacaukan emosi.

Terakhir, biasakan untuk selalu menyadari bahwa sayalah yang mengontrol kehidupan saya, bukan pihak eksternal. Dan, jika harus berhadapan dengan situasi eksternal yang tidak bisa diubah, maka saya masih bisa mengubah cara melihat, cara berpikir dan cara bersikap terhadap situasi tersebut.

Mari menjadi tuan bagi diri sendiri! 

Kembali ke reportase.... Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-2 di tahun 2021 diramaikan oleh 14 orang Spartan. Tak terlalu ramai memang, tapi cukup seru juga persaingannya. Mengingat beberapa orang Spartan yang biasanya rajin hadir seperti Roganda dan Olsen yang lagi mudik, Nugi yang lagi dinas ke luar kota, Romi yang lagi rehat dulu, dan Christian yang lagi bulan madu. Jumlah 14 orang masih cukup okay-lah ya.

Dari hasil drawing, Persaingan lebih terasa panas di grup A karena selain terdiri dari 4 pasang, juga terjadi pertarungan yang sangat ketat. Hingga penentuan juara dan runner up grup harus ditentukan dengan penghitungan selisih poin antara 3 pasang (Anton/Andre, Alex/Peter dan Adi Putra/Rama). Karena ketiga pasangan ini masing-masing mengantongin 2 kali kemenangan dan menderita 1 kali kekalahan. Dari hasil penghitungan selisih poin Adi Putra dan Rama keluar sebagai juara grup A., serta pasangan Anton dan Andre menjadi runner up-nya. Langkah  Anton dan Andre hampir saja berakhir tragis gugur di R1, namun kemenangan mereka secara meyakinkan atas Hadi M dan Syarief di pertarungan pamungkas dengan score 42-31, membuat mereka merebut posisi runner up grup dari Alex dan Peter.

Sementara di grup B persaingan cukup adem ayem. Karena sudah terprediksi 2 pasangan yang akan lolos dari penyisihan grup mereka.

Hari ini rupanya para runner up grup justru yang berjaya di babak semifinal, karena masing berhasil mengalahkan rival mereka di babak penyisihan. Rinal dan Nura Audy berhasil menyingkirkan Ari A dan Fatoni dengan 42-38 (sebelumnya mereka kalah di babak penyisihan dengan 31-42). Sementara Anton dan Andre berhasil menghalau Adi Putra dan Rama dengan kembali menang 42-34 (sebelumnya mereka menang tipis 42-41 di babak penyisihan).

Pertemuan Rinal dan Nura Audy dengan Anton dan Andre di babak final cukup seru dan menegangkan. Anton dan Andre sebenarnya sudah unggul jauh, namun insiden 2 kali serangan kram di kaki Andre cukup membuat hilang fokus. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh pasangan Rinal dan Nura Audy bermanuver melakukan 'tikungan maut' hingga pertandingan berakhir harus dengan 42-33 untuk kemenangan Rinal dan Nura Audy.

Inilah nama-nama juara kita minggu ini;

Juara 1 Rinal dan Nura Audy

Juara 2 Anton dan Andre 

Juara 3 Ari A dan Fatoni / Adi Putra dan Rama

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result turnamen mingguan Sparta minggu ke-2, disertai dengan update ranking-nya.

Road to final
Bagan turnamen



Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini, sampai jumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya. Spartan Jiayou!!!