Powered By Blogger

Minggu, 17 Januari 2021

Reportase FRIENDSHIP CUP SPARTA - PB BULU ENTOG, 17 Januari 2021

 "No matter if you win or lose, the most important thing in life is to enjoy what you have".

Dong Dong

Kian modern dunia, kian kita memberikan banyak label dan pengertian label tersebut. Setiap kata memiliki definisi, setiap emosi memiliki interpretasi. Seperti pada kata kalah dan menang. Kita tak akan pernah tahu seperti apa rasanya menang jika tak mengerti pemahaman menang, bukan? Begitu pun sebaliknya. Namun, meski tahu arti kalah-menang, kita seringkali memberikan penerjemahan yang terlalu negatif pada kata kalah. Saat kita berada dalam sebuah kompetisi dan bukan menjadi pemenangnya kata kalah seakan-akan memberikan kita label baru: ‘pecundang’. Padahal kalau kita mau mengartikan kalah sebagai hal yang biasa saja tanpa adanya pengertian negatif berlebih kita juga tidak akan merasa diri kita kurang daripada orang lain, kan?

Perihal menjadi seseorang yang kompetitif sebenarnya sah-sah saja dan bahkan baik untuk memiliki motivasi lebih. Yang kurang baik adalah ketika kita terobsesi untuk menang dan tidak bisa melepaskan diri dari label kalah nan negatif tersebut. Kita merasa terpukul, tidak menerima kenyataan, merasa diri tidak bisa melakukan hal benar, bahkan bisa sampai meningkatkan rasa iri hati yang terlewat batas hingga melancarkan segala cara untuk terlepas dari label tersebut. Coba sekarang pikirkan kembali saat emosi meningkat kala kekalahan datang menghampiri. Banyak dari kita yang tidak bisa menerima kekalahan pasti akan sering bersungut-sungut, mencari beragam alasan mengapa bisa kalah. Kemudian bisa saja menjadi sangat manipulatif dan membuat strategi untuk mengubah keadaan demi tercapainya kemenangan. Ah, memikirkan emosi tersebut saja sebenarnya sudah tidak sehat. Apalagi benar-benar dilakukan. Rasa bersalah yang akan datang belakangan akan jauh lebih membuat diri kalah, lho.

Menjadi seseorang yang kompetitif sebenarnya sah-sah saja. Yang kurang baik adalah ketika kita terobsesi untuk menang dan tidak bisa melepaskan diri dari label kalah nan negatif.

Lalu bagaimana untuk bisa merasakan emosi yang positif saat sedang berada di kekalahan? Hal yang paling utama adalah menerima dengan ikhlas atau sering kita sebut let it go. Tidak melulu kok kita berada di bawah. Kita bisa saja ada di atas podium nomor satu suatu saat. Terus berusaha dan percaya bahwa jika waktunya tepat, kita pasti akan menang (dalam hal apapun). Ingatlah arti kata dunia fana yaitu dunia yang sementara. Ya, memang, semua hal di bumi ini sifatnya hanya sementara. Dalam satu hari saja perilaku satu pribadi bisa berubah. Tidak ada yang benar-benar dapat memastikan keesokan hari akan mengulangi kekalahan atau mengubah keadaan menjadi menang. Jadi the art of letting go menjadi langkah utama yang dapat membantu kita menerima rasa kalah tersebut. Kenyataannya, kamu tidak perlu merasa bahwa kemenangan itu bisa membawa kebahagiaan dan melengkapi hidup. Dengan berada di kondisi kalah kamu tetap bisa merasa bahagia. Semua tergantung persepsi kita dalam memberikan deskripsi pada label tersebut.

Tidak melulu kita berada di bawah. Suatu saat, kita bisa ada di atas podium nomor satu. Terus berusaha dan percaya bahwa jika waktunya tepat, kita pasti akan menang.

Yang penting lagi untuk diketahui adalah rasa kalah dapat menghantui kita dengan rasa iri hati. Kemudian perasaan itu berkembang menjadi kebencian pada orang lain karena seringnya membandingkan diri dengan orang lain. Tidak, tidak. Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain baik saat kalah atau bahkan menang. Bandingkanlah diri dengan diri kita sebelumnya. Sejauh apa progres yang sudah dijalani hingga bisa sampai di tahap tersebut. Label ‘menang’ hanyalah bonus. Jika memang kalah, ya sudah berarti belum waktunya.

Oleh karena itu, penting untuk bermonolog dengan diri sendiri ketika pikiran kita mulai membicarakan orang lain di dalam hati. Suara-suara seperti: “ah dia kan menang karena orang tuanya kaya” atau “dia hanya beruntung saja padahal tidak ada apa-apanya dibanding saya”, bisa sangat berbahaya untuk mental kita di kemudian hari. Ibarat racun, kalimat-kalimat ini bisa menggerogoti hidup kita dan menenggelamkan diri pada sumur kebencian terdalam. Akhirnya? Kita bisa terobsesi untuk mengalahkan orang lain, menjadi individu yang bukan kita lalu malah tidak fokus pada kebahagiaan yang didamba. Mulailah mengenali suara-suara negatif tersebut dan beritahu pada diri sendiri bahwa suara tersebut hanyalah rasa iri kita bukan karena orang tersebut berbuat buruk. Cobalah untuk mulai mengontrol diri sendiri dari monolog-monolog tersebut dengan mempertemukan otak dan hati. Pikiran logis dan emosi. Ketika keduanya bisa saling berdialog, maka kamu akan semakin mahir melatih diri untuk menerima keadaan sekalah apapun dan akhirnya terbebas dari rasa kalah yang berkonotasi negatif itu.

Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain baik saat kalah atau bahkan menang.

Kembali ke reportase... Minggu ini adalah hari yang spesial, karena Markas Sparta kedatangan tamu istimewa. Tamunya adalah 18 orang dari PB BULU ENTOG (beserta dengan beberapa orang supporternya). O ya, agenda minggu ini adalah turnamen bersama antara SPARTA dengan PB BULU ENTOG. Turnamen seru-seruan yang dinamai FRIENDSHIP CUP 2021. Sesuai dengan nama turnamennya, turnamen ini memang dijadikan sebagai ajang silaturahmi guna mempererat persahabatan antara SPARTA dengan PB BULU ENTOG.

Flyer Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021

Medali Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021


Cindera mata Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021

Tamu yang datang jauh lebih banyak dari tuan rumah. Tamunya 18 orang, sementara tuan rumahnya hanya 12 orang. Sedikit agak miris But it's okay because no matter what happens the show must go. Karena kita ga bisa memaksa orang yang tidak mau. 

Turnamen berjalan cukup lancar, tanpa ada kendala. karena dimulai tepat waktu sesuai jadwal. Bahkan babak final selesai digelar sebelum pukul 17.00.

Untuk menentukan pasangannya, semua peserta turnamen diundi (antar masing-masing PB). Dan pasangan-pasangan hasil undian tersebut kebali diundi lagi untuk disebar ke dalam 4 grup, supaya penyebaran masing-masing PB merata.

Result dari babak penyisihan grup cukup menggembirakan buat Sparta. Karena keenam pasang kontestan Sparta, semuanya  lolos dan melaju  ke babak quarter final. Sementara dari PB Bulu Entog menyisakan 2 pasang. Lalu di babak semifinal menyisakan all Spartan semifinal.

Prediksi admin kali ini sedikit meleset, karena beberapa unggulan justru rontok di babak quarter final dan semi final. Karindra dan Billy yang admin unggulkan dari PB Bulu Entog malah gugur di babak penyisihan grup.

Iyan dan Christian berhasil menjadi jawara Friendship Cup 2021, tanpa terkalahkan satu kali pun. Sementara Rinal dan Nura Audy harus puas menjadi runner up. Kekalahan Rinal dan Nura Audy adalah kekalahan terhormat karena mereka sudah berusaha maksimal dan berjuang optimal. 

Persaingan super ketat terjadi dari awal set pertama, saling susul menyusul poin terjadi. Hingga set pertama ditutup dengan 21-20 untuk Iyan dan Christian. Set ke-dua persaingan masih terus berlanjut, sampai di poin 31-31, mulailah Iyan dan Christian tancap gas meraih poin demi poin. Dan kemenanganpun berhasil mereka reguk dengan  poin akhir 42-39.

Inilah nama-nama juara Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021;

Juara 1 Iyan dan Christian

Juara 2 Rinal dan Nura Audy

Juara 3 Andre dan Rama / Fatoni dan Aditya M


Juara 1 Christian dan Iyan

Juara 2 Rinal dan Nura Audy

Juara 3 Rama dan Andre

Juara 3 Aditya M dan Fatoni

Para juara foto bersama

berikut ini adalah catatan selengkapnya dari turnamen, disertai dengan update ranking dan akumulasi perolehan medali Sparta.

Road to final

Bagan turnamen Friendship Cup Sparta-PB bulu Entog 2021


Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Tetap sehat, tetap semangat. Karena kita akan kehilangan segalanya saat kita kehilangan kesehatan dan kehilangan semangat. Salam olahraga!!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar