Powered By Blogger

Minggu, 01 Agustus 2021

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 1 Agustus 2021

 "Only those who dare to fail greatly can ever achieve greatly."

Robert Kennedy

Hidup bukanlah seperti matahari, yang bersinar sepanjang hari. Hidup juga bukanlah angin yang terus mengembara melintasi musim dan masa. Hidup sederhana saja, ia laksana musim bermekaran bunga, singkat, indah dan pasti akan meluruh. Tak ada bunga di dunia ini yang benar-benar abadi, sekalipun edellweis dari dataran dan puncak gunung tinggi. Semuanya laksana musim, berganti dan terus berganti. Tak ada kemarau sepanjang tahun, tak ada pula hujan seluruh waktu. Hidup punya logikanya sendiri. Kadang panas, kadang hujan. Kadang suka kadang duka. Kadang sehat, dan terkadang sakit. Dalam sebuah kesemapatan, seorang tokoh dunia hiburan Amerika serikat mengatakan :

“ Jika anda menginginkan pelangi, anda harus rela untuk berathan dalam hujan”.


Benar apa yang dikatakannya, untuk bisa sukses, kita harus berani menanggung segala resiko yang terjadi. Sekalipun bertahan dalam hujan atau bahkan badai. Dan dari sinilah segala macam teori, konseptual, keyakinan dan loyalitas kita diuji. Melawan badai berarti membuktikan karakter dan merahnya darah kita. Siapa yang teruji ia akan terus melaju bersama dan siapa yang gagal dan menyerah ia akan terpinggirkan jaman. Berada dalam kisah-kisah masa lalu yang secara perlahan akan terlupakan.

Melewati badai adalah persoalan karakter. Ia tidak muncul dan tumbuh tiba-tiba, dan tidak pula bisa dengan cepat ditularkan pada para pendatang yang baru bergabung kemudian. Karena masalah karakter sesunnguhnya amat lekat dengan kombinasi jiwa manusia. Di dalamnya terforulasi dengan sempurna nilai-nilai dasar keyakinan, pengetahuan, kapasitas, loyalitas serta visi dan tujuan dan motivasi hidup seseorang secara sempurna. Dalam formula tadi, semuanya menyatu secara harmoni. Tidak kurang dan tidak lebih.

Dalam organisasi, maupun individual nantinya, kegagalan bukanlah hal yang harus ditakutkan. Dengan kegagalan kita bisa belajar dan punya pengalaman. Dan dengan pengalaman, kita mampu memberikan nilai terhadap proses yang kita jalani kemudian. Tak ada yang tiba-tiba menang dalam sebuah pertandingan, dan tak ada cerita sukses sebuah organisasi tanpa rentang panjang perjalanan yang dilaluinya. Dan tentu saja dalam perjalanan itu, bisa dipastikan tidak semua laksana jalan tol, mulus tanpa lobang dan kerusakan. Normalnya kehidupan, dalam sebuah proses perjalanan, ada saja satu, dua, atau kesekian akan mengalami ketidaksuksesan atau kegagalan.

Berani menanggung kegagalan adalah jiwa kstaria dan pemberani. Bukan harus lari dan dihindari. Disinilah lagi-lagi karakter menentukan seberapa kuat seseorang bertahan dalam terpaan kegagalan amat menentukan. Ia bertahan atau lari mengindar, keduanya adalah pilihan yang rasional. Siapapun boleh-boleh saja terus bertahan atau memilih keluar dari gelanggang. Tokh, permainan tidak hanya akan kita temui saat ini saja. Dalam waktu dan kondisi yang kurang lebih sama, kita juga pasti akan bertemu dengan sebuah badai yang mengguncang kesadaran kita, memilih bertahan atau lari menghindari kenyataan.

Hadapi bahwa ketidaksuksesan memang terjadi, tetapi ketidaksussesan tidak berarti kita gagal. Ketidaksuksesan hanya berarti bahwa kita harus mencoba lagi. Lagi dan lagi. Pertanyaannya seberapa besarkah keinginan kita untuk sukses? Apakah cukup besar untuk kembali memulai dari awal?

Kisah Abraham Lincoln, barangkali menjadi ilustrasi yang membantu kita untuk belajar bagaimana harus bangkit dari kegagalan. Abraham Lincoln tak diragukan lagi dianggap orang yang berhasil. Bahkan nama Lincoln terukir sebagai Presiden Amerika terhebat sepanjang sejarah. Namun ternyata, Abraham Lincoln meraih kesuksesan ini bukan tiba-tiba, ia demikian panjang melewati sejumlah kegagalan demi kegagalan yang nyaris meruntuhkan semangat dia, namun dengan keteguhannya ia berhasil bangkit dan melewati sejumlah kegagalan. Berikut garis besar riwayat hidupnya :

  • Pada tahun 1816, di usianya yang ke-7, keluarganya didesak untuk keluar rumah mereka dan ia harus pergi bekerja dengan ayahnya untuk membantu keluarga.
  • Pada tahun 1818, di usianya yang ke-9, ibunya meninggal.
  • Pada tahun 1831, ia meninggalkan rumah, memulai sebuah bisnis dan gagal.
  • Pada tahun 1832, ia pindah ke jalur politik dan bersaing untuk kursi legislatif di negara bagian illinois, ia dikalahkan di kotak suara.
  • Pada tahun yang sama (1832), ia kehilangan satu-satunya pekerjaan, yakni sebagai karyawan sebuah toko, karena tokonya tutup. Ia juga gagal masuk sekolah hukum.
  • Pada tahun 1833, Ia meminjam uang dan dengan seorang teman ia membuka sebuah toko dan memulai bisnis baru. Beberapa bulan kemudian, temannyameninggal dan tokonya bangkrut, ia juga berhutang lebih dari 1000 dollar. Ia butuh 17 tahun untuk bisa melunasinya.
  • Pada tahun 1834, ia bersaing untuk kursi legislatif di negara bagian Illinois lagi. Kali ini Ia menang.
  • Pada tahun 1835, seorang gadis yang ia harap bisa menikahinya, Ann Rutledge, tiba-tiba meninggal karena radang otak. Lincoln merasa patah hati.
  • Pada tahun 1836, ia mengalami guncangan jiwa dan harus terbaring di tempat tidur selama 6 bulan.
  • Pada tahun 1837, Ia melamar Mary Owens, seorang kawan lama, untuk menikah dengannya, tapi gadis itu menolaknya.
  • Pada tahun 1838, ia mencoba menjadi juru bicara dewan legislatif negara bagian, tetapi ia dikalahkan.
  • Pada tahun 1840, ia mencoba jadi anggota dewan legislatif kotamadya, tetapi sekali lagi ia dikalahkan.
  • Pada tahun 1843, ia menjadi kandidat untuk anggota dewan kongres, ia kalah lagi.
  • Pada tahun 1846, ia menjadi kandidat dewan kongres lagi. Kali ini ia menang.
  • Pada tahun 1848, ia menjadi kandidat untuk pemilihan ulang dewan kongres, dan ia kehilangan kursinya.
  • Pada tahun1849, ia kembali ke rumahnya di Springfield dan melamar untuk jabatan komisioner kantor pertanahan. Sekali lagi ia tidak berhasil.
  • Pada tahun 1854, ia menjadi kandidat untuk pemilihan anggota dewan senat Amerika Serikat. Ia kalah.
  • Pada tahun 1856, ia mencoba untuk bisa dinominasikan sebagai wakil presiden pada konvensi nasional Partai Republik. Ia kalah dan hanya menerima 110 suara.
  • Pada tahun 1858, ia menjadi kandidat lagi untuk dewan senat, dan ia kalah lagi.
  • Tetapi kemudian pada tahun 1860, Abraham Lincoln memenangkan pemilihan terbesar dari semuanya, yaitu ketika rakyat Amerika Serikat memilihnya untuk masuk ke Gedung Putih sebagai Presiden.

Satu hal yang harus kita lihat dalam gambaran tentang Abraham Lincoln dan semua orang sukses adalah pada kenyataannya merupakan karakteristik orang yang berhasil. Karakter itu pula terlihat pada ketekunan dalam menghadapi kesulitan disertai ketetapan hati untuk mencapai tujuan yang berharga. Tentu saja para pemenang dalam hidup, bukanlah orang-orang yang kebal terhadap perasaan tertekan. Ia juga pastilah merasakan kehilangan akan keinginan untuk terus berusaha. Setiap manusia pasti rentan terhadap perasaan itu, akan tetapi ketetapan hati para pemenang untuk terus berupaya dalam sebuah usaha yang berharga adalah lebih kuat (walaupun perbedaanya tidak jauh) dibandingkan dengan keinginan mereka untuk menganggap perjuangan telah usai dan kemudian menyerah.

Jadi, jangan biarkan ketidaksuksesan mengubur kita hidup-hidup. Jangan biarkan ketidaksuksesan menjadi kegagalan permanen. Ingatlah orang atau organisasi yang sukses adalah orang atau organisasi yang pernah gagal tapi terus mencoba. Jadi, tetaplah terus berusaha.

Kembali ke reportase....  Ketika admin mem-broadcast pengumuman mabar minggu (agenda rutin admin tiap Hari Sabtu, sehari sebelum turnamen mingguan Sparta), admin agak heran, kok tumben tidak ada respon satu orang pun. Ga ada jawaban dari satu oran Spartan pun. Pukul 17.26 baru ada jawaban dari Andre. Pada pukul 23.10 Rizaldi whatsapp admin, menanyakan: "apakah besok ada mabar?" Admin jawab: "ada dong, emang broadcast-an ga masuk gitu?" Rizaldi menjawab ga ada. Admin melihat history chat Rizaldi dan melihat broadcast-an cuma centang satu. Wah gawat, jangan-jangan broadcast-annya pada nyangkut!! Tapi melihat history-history chat Spartan lainnya keliatan pada masuk dan dibaca. Pada pukul 23.38 admin memposting broadcast-an ke WA grup Sparta. Yang respon hanya Joshua, itu pun pada pukul 00.21. 

Next, tolong lebih responsif lagi ya guys. Jawab secepat mungkin jangan nunggu hari H dan last minutes pula. Hal ini membuat admin merasa insecure dan jantungan. Jangan menunggu admin menanyakan dua kali juga ya guys, karena admin rasa sebenarnya broadcast-an itu sudah cukup.

Turnamen mingguan kali ini masih dalam suasana prihatin. Yang konfirmasi 10 orang tapi pada saatnya ada yang cancel ada 2 orang. It's okay, bagaimanapun agenda Sparta harus tetap berjalan. Turnamen mingguan Sparta tetap digelar untuk menghargai para loyalis Sparta.

Mengapa yang hadir sangat sedikit? ada beberapa orang loyalis Sparta yang berhalangan hadir. Alex lagi dinas di Tasikmalaya, Joshua lagi evaluasi pemulihan kesehatannya sambil menunggu hasil check up kondisi tubuhnya, Rama lagi berhalangan,  Hadi M juga lagi tidak bisa hadir, dan lain-lain.

Pasangan Christian dan Adi Putra merajai turnamen kali ini. Mereka sukses menumbangkan semua lawan-lawannya anpa ampun. Sebenarnya admin mengira kalau yang akan keluar sebagai juara minggu ini pasangan Fatoni dan Andre, tapi takdir berkata lain. Seperti para unggulan pertama (ganda putra, ganda putri dan tunggal putra) Olimpiade Tokyo 2020 pada cabang bulutangkis pada rontok di babak awal he hehe....

Inilah nama-nama juara kali ini (karea yang ikutan hanya 8 orang, maka yang diambil dan mendapatkan medali hanya juara dan runner up saja);

Juara 1 Christian dan Adi Putra 

Juara 2 Fatoni dan Andre

Dan dibawah ini adalah catatan lengkap turnamen minggu ini; 

Road to final

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan. Tetapi yang terpenting bagaimana kita menyikapinya dan berusaha bangkit dari kegagalan tersebut. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi minggu depan.  Arrivederci. Ci vediamo!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar