Powered By Blogger

Minggu, 29 Januari 2023

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 29 Januari 2023

 “People will try and put limitations on you but the only person who can truly limit you is YOU.”

Megan Street

Banyak orang yang tidak berkembang, karena mereka membatasi diri sendiri.

Mungkin mereka itu memiliki potensi hebat.

Ada bakat terpendam.

Hanya saja semuanya tidak keluar untuk kebaikan diri sendiri atau orang lain.

Sayang, bukan karena tidak ada kemampuan, tetapi kebanyakan orang menutupnya.

Bagaimana cara agar kita tidak membatasi diri dan bisa melepaskan potensi diri kita?

Tidak Membatasi Diri Meski Memiliki Keterbatasan


Saya sangat suka membaca cerita-cerita yang memberikan inspirasi dalam hidup. Cerita-cerita yang cukup melekat dalam benak saya ialah saat membaca cerita seseorang yang cacat tetapi memiliki keterampilan luar biasa. Seorang yang cacat tetapi mencapai prestasi yang mengagumkan.

Salah satunya ini: Nick Vujivic

Kunci sukses mereka ialah mereka tidak menganggap cacat mereka sebagai hambatan meraih sukses. Mereka beranggapan bahwa mereka adalah sama dengan orang pada umumnya (dan memang benar).

Mereka tidak beranggapan kekurangan pada dirinya sebagai alasan mereka untuk bersantai ria dan mengandalkan belas kasih orang lain.

Keterbatasan itu tidak harus membatasi diri. Setiap kita memiliki keterbatasan, adalah pilihan kita apakah keterbatasan itu menjadikan kita membatasi diri atau tidak.

Saya menjadi sedih saat melihat orang yang justru orang yang segar bugar tetapi telah memvonis dirinya tidak mampu sejak awal. Ketidak mampuan mungkin ada, saya memang melihat ada faktor bakat pada kesuksesan manusia. Tetapi faktor bakat memberikan kontribusi yang sedikit.

Bakat tanpa usaha keras akan percuma saja. Para atlet piala Uber dan Thomas memang kumpulan orang berbakat tetapi mereka berlatih seharian dan hampir tiap hari, dan masih kalah.

Cacat atau kekurangan lainnya memang akan membatasi kebebasan kita di suatu sisi. Namun kebebasan itu banyak dan bermacam- macam, jika salah satu kebebasan kita terpenjara, kita masih bisa mencari kebebasan yang lainnya.

Sebagai contoh beberapa orang cacat yang tidak memiliki tangan kemudian bisa menulis dan melukis dengan mulutnya. Kebebasan tangan memiliki batasan tetapi dia masih memiliki kebebasan di mulutnya.

Apakah Anda tidak memiliki kebebasan di semua tubuh dan potensi Anda? Ya, Tuhan telah memberikan banyak kenikmatan kepada kita, bahkan tidak terhitung. Tetapi mengapa saat sebagian nikmat tidak ada harus mengeluh dan dijadikan alasan untuk tidak berbuat apa-apa? Bukankah itu sama dengan mendustakan nikmat Tuhan?

Jangan Pernah Membatasi Diri Sendiri Untuk Hal Positif

Yang dimaksud membatasi diri adalah membatasi kemampuan dan potensi diri sendiri. Tidak ada yang membatasi diri Anda kecuali Anda sendiri. Pikiran Andalah yang membatasi diri, bukan orang lain, bukan kondisi, bukan politik.

Contoh orang yang membatasi diri sendiri adalah mereka yang selalu mengatakan saya tidak bisa, saya tidak akan mampu, atau saya tidak akan berhasil. Dia sudah memvonis diri bahwa dia tidak mampu.

Membatasi diri juga cirinya adalah selalu melakukan hal-hal yang mudah saja, tindakan yang bisa dan biasa dilakukan. Padahal, tidak akan mendapatkan kemajuan jika kita tidak mau melakukan hal baru yang diluar jangkauan kita.

Ya … membatasi diri sama dengan membatasi kemajuan, membatasi pencapaian. Kita menyia-nyiakan potensi yang sebenarnya sangat besar dalam diri kita.

Jadi arti membatasi diri disini adalah berkaitan dengan kemampuan dan potensi kita. Anda hanya melakukan dibatas kemampuan Anda, padahal jika Anda mau membukan batas itu, kemampuan yang Anda miliki jauh lebih baik dibandingkan apa yang Anda pikirkan saat ini.

Keyakinan Yang Membatasi Diri Sendiri

Kenapa kita bisa membatasi diri sendiri untuk meraih pencapaian yang belum pernah kita capai sebelumnya? Karena ada keyakinan yang membatasi. Keyakinan yang membuahkan asumsi bahwa kita tidak bisa, tidak mampu, atau tidak mungkin mencapai apa yang kita inginkan.

Berikut adalah beberapa contoh keyakinan yang membatasi diri:

  • Merasa tidak bisa
  • Merasa tidak pantas atau layak
  • Merasa tidak perlu lebih baik
  • Takut gagal
  • Takut komentar atau penilaian orang lain
  • Merasa lebih rendah dibanding orang lain
  • Merasa tidak berbakat
  • Tidak punya waktu
  • Sudah nasib, nasib tidak bisa berubah
  • Dan sebagainya yang membuat kita tertahan.

Cara Menghilangkan Keyakinan Yang Membatasi

Lalu bagaimana caranya untuk menghapus keyakinan-keyakinan itu?

  1. Langkah pertama adalah pemahaman, bahwa apa yang ada dalam pikiran itu tidak benar. Misalnya saat Anda merasakan tidak layak, kata siapa? Siapa yang memutuskan layak atau tidak? Yang benar adalah semua orang layak untuk sukses, termasuk Anda. Carilah berbagai referensi bahwa keyakinan-keyakinan Anda itu salah. Banyak baca buku-buku orang sukses yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita.
  2. Langkah kedua memahami keyakinan-keyakinan yang memberdayakan. Dengan belajar Anda akan menemukan berbagai keyakinan yang justru memberdayakan potensi diri.
  3. Langkah ketiga resapkan keyakinan-keyakinan baru dalam hati kita atau dalam pikiran bawah sadar dengan cara afirmasi dan visualisasi.
  4. Langkah keempat mulai melakukan apa yang selama ini Anda anggap tidak bisa. Perlebar jangkauan Anda secara bertahap.

Jika Anda sudah berhasil menghilangkan berbagai keyakinan yang membatasi, maka potensi Anda akan lebih terbuka dan teroptimalkan. Saat potensi sudah optimal dan tergali, Anda akan lebih banyak menemukan peluang yang terbuka.

Bahkan, yang sebelumnya Anda pikir tidak mungkin menjadi mungkin. Yang sebelumnya Anda tidak percaya diri melakukan sesuatu menjadi lebih percaya diri.


Kembali ke reportase...  Minggu ini adalah minggu terakhir di Bulan Januari 2023. tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-4 tahun 2023, tanggal 29 Januari 2023 diikuti oleh 14 orang Spartan. Sebenarnya yang konfirmasi ada 16 orang, Tapi yang 2 orang cancel.

Dari hasil drawing, admin mejagokan pasangan Alex dan Atep yang akan menjadi jawara minggu ini. Selain Alex dan Atep, ada 2 pasangan yang merupakan unggulan minggu ini. Mereka adalah Adi N dan Iyan, lalu Fatoni dan Ardhi. Tapi diluar dugaan Fatoni dan Ardhi malah rontok di babak penyisihan. Yang memberi kejutan justru ada pasangan yang tidak diunggulkan tapi malah lolos ke babak semifinal Mereka adalah pasangan Iko dan Peter (yang terlebih dahulu harus bertarung sengit melawan Fajrin dan Farhan, dan menang tipis 42-41).  Pasangan lainnya adalah  Tommy dan Apin

Babak penyisihan grup A memunculkan Adi N dan Iyan sebagai juara grup, disusul oleh Iko dan Peter sebagai runner up-nya. Sementara di grup  B, Alex dan Atep tanpa hambatan menjadi juara grup, diikuti oleh Tommy dan Apin sebagai runner up-nya.

Drawing semifinal mempertemukan semifinalis secara menyilang. Alex dan Atep tanpa ampun membantai Iko dan Peter dengan skor sadis 42-11. Mereka sangat memanfaatkan titik lemah lawannya. Adi N dan Iyan gagal melaju ke babak final, setelah ditundukkan  pasangan Tommy dan ApinTommy dan Apin menang 42-37 atas lawannya.

Lanjut ke babak final... Pasangan Alex dan Atep rupanya masih terlalu tangguh buat Tommy dan Apin. Mulai set pertama pasangan ini langsung tancap gas, hingga mereka langsung unggul dalam perolehan poin. Semakin mendekati set pertama berakhir jarak perolehan poin makin menjaduh. Tak bisa dipungkiri faktor kelelahan Tommy dan Apin membuat performa mereka menurun secara drastis. Hal itu terjadi karena mereka bermain nyaris tanpa jeda mulai babak penyisihan hingga final. Set pertama ditutup dengan 21-11 untuk keunggulan Alex dan Atep. Pada set ke-dua tak ada perubahan yang signifikan.  Pasangan Alex dan Atep makin ganas membantai lawannya. Pada set ini Tommy dan Apin hanya berhasil menambah 9 poin saja. Hingga partai final ini berakhir dengan 42-20 untuk kemenangan Alex dan Atep .

Inilah nama-nama juara minggu ini;

Juara 1 Alex dan Atep 

Juara 2 Tommy dan Apin

Juara 3 Adi N dan Iyan /  Iko dan Peter

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-4 tahun 2023;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Pada babak semifinal ada kejadian yang kurang elok. Dimana salah seorang semifinalis ada yang tidak puas dengan keputusan wasit. Awalnya masing-masing pemain ngotot yakin bolanya masuk dan out. Sementara wasit kurang jelas melihat jatuhnya bola, sehingga diputuskan untuk mengulang permainan (itu juga atas saran admin dan beberapa orang lainnya biar lebih adil). Beberapa kali admin mendengar salah satu semifinalis mengumpat dengan bahasa yang kasar dan tidak pantas: "Wasit Anj*#*!!!" bahkan sampai laga semifinal itu berakhir. Admin sampai harus tegas dan menaikkan nada bicara/membentak untuk menghentikkannya: "CUKUP!!!"

Seharusnya kita kembali mengingat, bahwa tujuan mabar SPARTA adalah untuk menambah saudara dan menjalin silaturahmi. jangan sampai emosi yang meledak sesaat merusak tujuan sebenarnya dari mabar SPARTA. Marah boleh, tapi tetap harus beradab dan menjaga attitude. Karena pada akhirnya yang dipandang dan dihargai orang bukanlah kepintaran, kekayaan ataupun skill, melainkan adab cara memperlakukan orang lain. Jika kita ingin dihargai, maka hargailah orang lain. Itu adalah nasehat dari admin buat kita semua. Admin bersyukur, masalah tidak merembet dan membesar.

Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa di reportase-reportase selanjutnya. Junjung terus sportivitas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar