Powered By Blogger

Minggu, 24 September 2023

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 24 September 2023


 “He who sweats more in training, bleeds less in war.” 

Spartan Creed


Masa Depan Adalah Milik Mereka yang Mempersiapkan Hari Ini. 

Melihat perubahan dunia yang amat cepat, generasi muda perlu mempersiapkan masa depan dari sekarang dan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dunia tersebut. 

Hal ini diulas oleh Najwa Shihab dalam “Mofest 2021:The Future is Today” pada sesi “Mofest Conference: Nurturing Brighter Generation”, Kamis (18/11/2021). 

Najwa menyampaikan saat ini teknologi membuat percepatan perubahan dunia dalam berbagai aspek kehidupan. Saat berbicara tentang masa depan, masa depan bukanlah sesuatu yang masih jauh.

“Dalam realitanya masa depan merupakan salah satu hal yang sangat nyata ada di depan kita, tidak ada alasan untuk menunda-nunda dalam hal mempersiapkan masa depan, 'THE FUTURE IS TODAY', masa depan itu adalah milik mereka yang mempersiapkannya hari ini.” jelasnya.

Menghadapi perubahan dunia, perkembangan teknologi, Najwa menjabarkan bahwa manusia perlu memiliki kemampuan atau kompetensi tertentu untuk bisa beradaptasi dan survive (berkembang dan bersaing). Kompetensi yang wajib dimiliki yaitu berorientasi tindakan, berprinsip, inovatif, berkomitmen, mandiri, reflektif, bekerja sama, komunikatif, dan cerdas.

“Kompetensi ini harus terus dilatih setiap harinya dengan mempelajari hal yang baru dan mencari pengetahuan baru setiap harinya. Jangan terpaku pada skill atau ilmu tertentu, yang terpenting kita harus punya kemampuan ingin mempelajari sesuatu hal yang baru.” tegas Najwa.

Sesuatu yang baru tersebut akan menghasilkan sebuah ide. Ide bukanlah hal yang datang dengan sendirinya, ide itu harus dicari. Ide bisa muncul karena berasal dari pikiran yang kreatif, dan kunci dari keberhasilan untuk bisa survive adalah kreatifitas. Dengan kreatifitas manusia mampu menghasilkan sesuatu yang baru, sehingga akan lebih mudah untuk survive di dunia yang begitu cepat berubah.

Imagine the best scenario, pikirkan bagaimana ide yang muncul akan berhasil, bukan pikirkan bagaimana ide ini bagus atau tidak. Hal ini akan mendorong kita mencapai level kreativitas yang paling tinggi.” ungkap Founder of Narasi dan Program Owner of Mata Najwa ini.

Najwa menambahkan, di zaman atau era digital, dimana segala sesuatu bisa dilakukan melalui media digital. Manusia harus memiliki digital mindset untuk mengetahui bagaimana memanfaatkan dunia digital dengan baik, serta skill digital literacy agar tidak diperbudak teknologi maupun dibohongi oleh informasi yang beredar di dunia digital. Digital mindset dan digital literacy akan menjadi sebuah aset yang nantinya akan membuat manusia bisa memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik untuk berdaya bersama, bukan untuk diperdaya.

Menutup sesi ini, Najwa menyampaikan, “Selagi masih muda kita harus mempunyai banyak mimpi, mimpi yang besar, dan kita harus mampu bertindak besar. Bermimpi besar itu menepikan kata tidak mungkin, selalu mulai dengan alasan kenapa kita bisa, memandang masalah sebagai tantangan dan melihat tantangan sebagai kesempatan. Ukuran kepercayaan diri dan mimpi itu menentukan ukuran kesuksesan.” tegas Najwa.

Najwa juga mengingatkan hal yang paling penting yang harus selalu diingat adalah jadilah manfaat bagi orang sekitar, perjuangan bukan hanya hal yang penting bagi diri sendiri saja, tapi juga harus berdampak bagi orang lain.


Kembali ke reportase...  Siang yang sangat panas. Bahkan hanya duduk-duduk dan berdiam diri saja bisa bercucuran keringat.  Meskipun suhu cukup panas, tapi semangat harus tetap membara.

Drawing Turney Mingguan Sparta kali ini, memecah persaingan  menjadi dua kubu. Grub A berisi 5 pasang dan grup B berisi 4 pasang. 

Babak penyisihan, mengerucutkankan 2 pasang juara grup dan 2 pasang runner up grup. Dibawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil melaju ke babak semifinal.

Grup A, Juara grup: Rama Dhany dan Faisal R runner up grup: Hizkia Ken dan Rizaldi

Grup B, Juara grup:  Yusuf dan Odod, runner up grup: Adi Putra dan Fatoni

Drawing semifinal mempertemukan seluruh semifinalis secara menyilang, sehingga tidak ada yang saling berhadapan dengan lawan sebelumnya di babak penyisihan grup.

Pada bagan atas, Rama Dhany dan Faisal R yang pada set pertama mendapat perlawanan cukup ketat dari Adi Putra dan Fatoni, menang cukup 42-24. Karena pda set ke-dua, pasangan Adi Putra dan Fatoni kehilangan fokus, sehingga banyak poin terbuang percuma. Sementara pada bagan bawah, Yusuf dan Odod yang berhadapan dengan Hizkia Ken dan Rizaldi, menyajikan pertandingan yang sangat menarik dan ketat. Mereka saling susul-menyusul poin dengan cukup dinamis. Tak pernah tertinggal selisih poin melebihi 2 poin. Namun apa yang terjadi setelah melewati skor 36-36? Hizkia Ken dan Rizaldi beberapa kali secara beruntun melakukan kesalahan, hingga 6 poin terakhir dibungkus untuk pasangan Yusuf dan Odod, dan skor 42-36 menjadi tiket mereka ke babak final.

Babak final mempertemukan Rama Dhany dan Faisal R dengan Yusuf dan Odod. Babak final kali ini, sekalipun harus melalui hari yang panas dan jumlah pertandingan yang lebih banyak dari biasanya, tak membuat kedua pasangan ini terlihat seperti kelelahan yang berlebihan. Mereka nampak masih bugar.

Set pertama Rama Dhany dan Faisal R langsung mendominasi dan memegang kendali permainan. Mereka secara konsisten menyerang Yusuf dan Odod dengan serangan bertubi-tubi dan mempertahankan area permainan mereka sendiri dengan sangat rapat. Set pertama sebenarnya masih cukup ketat, meskipun ditutup dengan 21-16 untuk keunggulan sementara pasangan Rama Dhany dan Faisal R.

Pada set ke-dua, Yusuf dan Odod tidak bisa bermain sebaik pada set pertama. Perolehan poin mereka bahkan tertinggal 10 hingga 12 poin. Sementara lawannya, Rama Dhany dan Faisal R makin solid dengan serangan-serangan lebih gencar.  Akhirnya babak final berakhir dengan 42-31 untuk kemenangan Rama Dhany dan Faisal R.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 24 September 2023;

Juara 1 Rama Dhany dan Faisal R

Juara 2 Yusuf dan Odod 

Juara 3 Adi Putra dan Fatoni / Hizkia Ken dan Rizaldi

Sebagai catatan penting minggu ini: Rama Dhany dalam dua minggu ini secara berturut-turut menjadi juara. Apakah minggu depan dia bisa membuat hattrick? We'll see.

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-33 tahun 2023;

Road to final
Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase berikutnya. Swing your racket and smash harder the shuttle!!!







Minggu, 17 September 2023

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 17 September 2023

  “In Sparta, the word ‘I’ did not exist. The only word was ‘we’.” 

Leonidas, Spartan King


“Kamu egois, kenapa tidak mau menerima pandangan dan perbedaan orang lain?”

Ungkapan tersebut mungkin sering dialami oleh setiap orang dalam kehidupan sosial, entah dalam suatu hubungan dekat (close relationship) antara suami-istri, teman akrab atau dalam kehidupan sosial yang lebih luas antara teman di kantor, atau dalam pertengkaran antara dua orang yang baru kenal sekalipun.


Egoisme adalah sikap yang semuanya diukur dari kepentingan pribadi (self-interest). Suatu tindakan untuk mempertahankan pandangan atau bahkan kepemilikan atas dasar baik-buruk yang berasal dari konsep diri bahwa pandangan atau kepemilikannya harus dipertahankan, orang lain harus mengikuti.

Egoisme berasal dari kata ego, yaitu konsep psikologis yang berkaitan dengan persepsi individu tentang dirinya sendiri yang berpengaruh pada tindakannya (Sobur, Psikologi Umum, 2016). Seseorang yang selalu mengutamakan kepentingan diri sendiri disebut orang egois.

Saat seorang anak ditegur oleh temannya karena ngebut di jalan, dijawab: “Motor ini motor gua, yang beli gua, terserah gua, kenapa lu jadi repot?” Rasa-rasanya berhadapan dengan orang semacam ini, ujungnya pasti menyebalkan. Susah dikasih tahu. Susah diberi pengertian. Tidak mau tahu kondisi orang lain, yang diketahui hanya dirinya sendiri.

Atau saat seorang teman (A) bermaksud baik mengingatkan temannya (B) dengan ungkapan: “Jangan telat lho. Kalau telat nanti kutinggal”. Teman yang diingatkan malah mengatakan ungkapan itu sebagai nada ancaman, lantas ia marah. Ia sedang merasa dirinya diancam.

Di kesempatan lain, saat teman yang diingatkan itu (B) mengatakan, “Jangan diposting sebelum aku approve“, lalu temannya (A) mengatakan, “Lho kok jadi ngancam”, si B malah bersikukuh dan malah marah, bahwa ungkapan itu bukan ancaman.

Yang manakah yang egois? Dua situasi saat si B ditegur, malah ia bilang diancam. Tetapi saat ia sendiri mengungkapkan yang struktur kalimatnya hampir sama, malah ia mengatakan itu bukan ancaman. Ini gambaran orang yang sangat egois, karena semua diukur dari cara pandang diri-sendiri dan cenderung tidak konsisten.

Orang yang egois yang diketahui hanya perasaan dirinya sendiri. Lama-lama orang malas bergaul dengan orang seperti ini. Lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Bahkan, bukan tidak mungkin, bisa timbul prasangka (prejudice) orang lain pada orang semacam ini.

Orang egois cirinya adalah mau menang sendiri, tidak mau mengalah, mengutamakan kepentingan sendiri, sulit menerima saran sepanjang tidak menguntungkan dirinya, tidak kooperatif, rasa toleransi kecil, perhitungan, kurang pengertian, keras kepala, ingin menang dalam setiap perdebatan, dan anti minta maaf (Suhanda, Kompas, 2017 dan berbagai sumber).

Lawan dari egoisme adalah altruisme. Altruisme muncul sebagai suatu sikap di mana pertimbangan diri sendiri digantikan dengan mementingkan orang lain. Fokus altruisme bukan ego, tapi kepentingan orang lain, atau sosial.

Saat seseorang yang sedang buru-buru ke kantor lalu mendapati di jalan orang yang jatuh dari motor atau tabrakan, orang dengan ciri altruisme akan turun dan menolong orang yang sedang memerlukan pertolongan tanpa diminta. Itu karena yang dikedepankan adalah bukan kepentingan diri sendiri, tetapi orang lain.

Apakah orang yang egois akan susah menolong orang lain? Tidak juga. Orang yang egois tetap ada kecendrungan diri untuk menolong orang lain. Tetapi, ia menolong orang lain karena didorong untuk memuaskan diri sendiri. Entah untuk pamer atau memberi karena barang yang akan diberikan sudah tidak diperlukan lagi, yang intinya berawal dari kepentingan sendiri.

Itulah yang menyebabkan banyaknya kajian mengenai Egoisme vs Altruisme, baik dalam kajian Psikologi dan Etika (Filsafat), karena sikap egoisme dan altruisme di dunia nyata kadang tumpang-tindih.

Orang akan salah menilai ketika melihat seseorang yang sedang melakukan donor darah, misalnya, atau orang yang sedang membagikan bingkisan lebaran. Ia akan disebut dermawan. Ia dinilai peka sosial, altruistik. Padahal, belum tentu.

Perbuatan peduli sosial tentu baik dan perlu dikembangkan. Tetapi, jika dilakukan atas dasar egoisme, kepedulian ini hanya sebagai tindakan pemanis. Bukan inheren dalam diri seseorang. Sehingga ketika dalam situasi tertentu, justru akan sangat kontras perbuatannya.

Di satu kesempatan ia sangat peduli sosial, tetapi di kesempatan lain, ia sangat korup dan menindas.

Dalam kajian etika, seorang yang melakukan perbaikan atas dasar untuk memuaskan diri sendiri apalagi untuk pamer di media sosial, perbuatan baik itu kurang memiliki makna.

Adapun dalam kajian psikologi, orang yang egois cenderung akan tidak merasa puas dengan semua keadaan. Karena hidup selalu tidak sama dengan keinginan, maka orang egois akan selalu frutrasi dalam melihat hal yang berbeda dengan konsep dirinya.

Mengetahui tipe kepribadian diri sendiri apakah egois ataukah altruis sangat penting. Karena boleh jadi orang bersikap buruk terhadap kita, bukan karena murni orang lain jahat, tetapi juga mungkin karena diri kita sangat egois, ingin menang sendiri, bahkan tidak pernah mau minta maaf ketika salah. Pokoknya harus orang lain yang minta maaf. Gawat kalau sudah begini.


Kembali ke reportase...  Siang tadi cuaca sedikit bersahabat. Cerah tapi tidak terlalu panas membara. Hanya panas aja dan masih cukup bikin keringetan sekalipun cuma duduk-duduk saja :)

Hari ini Sparta kedatangan 6 member baru. 5 orang yang berpartisipasi di turnamen mingguan Sparta, diantaranya adalah: Hermansyah, Abdu, Rigel, Hibban, dan Alfan. Dan satu orang lagi hanya ikutan mabar saja, yaitu: Galan. Welcome to the club guys!!

Hasil drawing kali ini cukup adil, karena tiap grup terdiri dari 4 pasang. Sehingga tenaga yang dikeluarkan kurang lebih sama.  Sejujurnya, awalnya admin meemperkirakan grup B persaingannya lebih berat karena dihuni oleh pemain-pemain hebat. 3 pasang unggulan juga admin perkirakan berasal dari grup B. Mereka adalah: Kencana dan Apin, Rama P dan Razaq, lalu ada Alfan F dan Faisal R. Sementara dari grup A admin hanya memprediksi Peter dan Hizkia Ken yang akan lolos ke babak berikutnya, karena admin belum bisa membaca peta kekuatan pasangan-pasangan yang mix dengan para pemain pendatang baru.

Berikut ini adalah  2 pasang juara grup dan 2 pasang runner up grup baik dari grup A maupun grup B;

Grup A, Juara grup: Rama Dhany dan Rigel runner up grup: Peter dan Hizkia Ken

Grup B, Juara grup:  Kencana dan Apin, runner up grup: Alfan F dan Faisal R

Ada sedikit kejutan, dimana unggulan pertama yaitu Alfan dan Faisal R, kalah dari pasangan Kencana dan Apin. Sehingga Alfan dan Faisal R hanya menempati posisi runner up grup.'

Drawing semifinal mempertemukan para semifinalis secara menyilang. Pada bagan atas terjadi pertemuan antara Kencana dan Apin versus Peter dan Hizkia Ken. Diluar perkiraan, Peter dan Hizkia Ken menang secara meyakinkan 42-32, menaklukkan Kencana dan Apin.  padahal sebelum turun main di babak semifinal, paha bagian belakang Hizkia Ken mengalami kram. jadi mereka tak berekspektasi terlalu tinggi.

Sementara pada bagan bawah Rama Dhany dan Rigel bertemu dengan Alfan F dan Faisal R. Kali ini Alfan Fdan Faisal R menjadi korban keganasan pasangan baru yang solid, Rama Dhany dan Rigel. Mereka secara mengejutkan harus tersingkir dengan skor 34-42 atas lawannya tersebut.

Babak final seperti 'reuni' grup A. Karena para finalis ini keduanya merupakan jebolan dari grup A. Set pertama dibuka Rama Dhany dan Rigel dengan langsung tancap gas. Dipertarrungan awal perolehan poin mereka sudah leading. Dan sudah diduga, selanjutnya kendali permainan dikuasai oleh pasangan ini. Paduan permainan ciamik dari Rama Dhany yang menjadi playmaker, berkolaborasi dengan power tangan kidal Rigel yang menjadi eksekutor.  Tanpa kesulitan berarti, Rama Dhany dan Rigel menutup set pertama dengan 21-7. 

Pada set ke-dua permainan Rama Dhany dan Rigel masih cukup stabil, dan masih konsisten menjaga jarak selisih poin cukup jauh. Kondisi kram otot Hizkia Ken kembali terasa lagi, dan ketidakakuratan pukulan Peter, yang mengalami kelelahan karena faktor usia, membuat penampilan meraka kurang maksimal. 

Tak bisa dipungkiri Rama Dhany dan Rigel susah untuk ditaklukkan. Diajak main bola-bola cepat, pergerakkan mereka jauh lebih cepat. Diajak main rally mereka pun lebih unggul. Dan mereka sangat jarang mengangkat bola, hingga susah untuk diserang. Hingga set kedua pun berakhir dengan skor 42-28 untuk kemenangan Rama Dhany dan Rigel.

Hasil ini sekaligus mengubur ambisi Hizkia Ken yang ingin menyempurnakan dengan medali emas di minggu ini, karena dua minggu minggu sebelumnya, secara berturut-turut masuk babak final dan hanya menjadi runner up saja. Apa mau dikata, minggu ini dia harus puas membuat Hattrick di posisi runner up.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 17 September 2023;

Juara 1 Rama Dhany dan Rigel

Juara 2 Peter dan Hizkia Ken

Juara 3 Kencana dan Apin / Alfan F dan Faisal R

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-32 tahun 2023;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

“Egoisme adalah pencerminan harkat diri yang rendah. Manusia egois cenderung menuntut orang-orang di sekelilingnya untuk memenuhi segala apa yang ia butuhkan jauh melebihi apa yang sanggup ia terima, karena secara emosional mereka gagal memperoleh pemuasan dari dirinya sendiri.” Titon Rahmawan. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportse selanjutnya.


Minggu, 10 September 2023

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 10 September 2023

"Life isn't about finding yourself. Life is about creating yourself."

George Bernard Shaw


“Jadilah dirimu yang sebenar-benarnya.” kata Polonius di Hamlet, karya William Shakespeare yang ditulis lima abad lalu.

Siapakah kamu?

Mari bayangkan sebuah skenario. Saat kamu hendak memperkenalkan diri di sebuah lingkungan kerja baru, secara naluriah dan tanpa banyak berpikir kamu akan memberikan nama, usia, latar belakang, pekerjaan dan hobimu, mungkin bagimu ini sudah cukup untuk mendefinisikan “dirimu”.


Dalam skenario lain yang lebih santai — saat memperkenalkan diri dalam lingkup grup sosial baru misalnya — kamu mungkin akan memberikan beberapa hal yang lebih personal, seperti menyebutkan minat khusus yang sedang kamu dalami, series/anime yang sedang kamu tonton belakangan ini, tokoh idola atau superhero favoritmu, atau bahkan mengungkap tipe MBTI-mu, kamu akan menjawabnya dengan nada yang lebih bersemangat.

Namun, ini semua bukanlah dirimu yang sebenarnya. Ini hanyalah aspek atau bagian dari dirimu. Dirimu yang sebenarnya adalah seluruh bagian dari dirimu, dirimu secara utuh. Bukan salah satu atau sebagian saja.

Lalu, siapa dirimu yang sebenarnya? Pikirkan sejenak, saat kamu sendirian, merefleksi kembali pertanyaan ini, apakah kamu benar-benar tahu jawabannya? Mungkin kamu tahu. Mungkin tidak. Atau mungkin kamu “pikir” kamu tahu, padahal kamu sama sekali tidak tahu. Apakah diri kita yang sebenarnya selaras dengan jati diri kita?

Menurut KBBI, jati diri adalah: “ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda; identitas.”

Secara singkat, jati diri berhubungan dengan identitas. Identitas yang dimaksud adalah bagian dari “inner-self” kita: bagian dalam dari diri kita yang tak kasat mata; perasaan, intuisi, nilai, keyakinan, kepribadian, pikiran, emosi, fantasi, spiritualitas, keinginan, dan tujuan.

Menurut saya jati diri bukan dicari, namun dipahami.

Banyak orang melakukan perjalanan “pencarian jati diri” tanpa benar-benar memahami diri mereka. Hasilnya, sebagian dapat “menemukan” jati diri mereka (dengan rentang waktu yang berbeda-beda), namun sebagian lain merasa tak kunjung sampai pada tujuannya, bahkan hingga akhir hayatnya. Mereka hidup tanpa benar-benar memahami siapa diri mereka sebenarnya. Layaknya sebuah “ikan tak bernyawa” yang hanya mengikuti arus lautan, mengapung kemanapun dibawanya.

Apakah jati diri dapat hilang dan pergi?

Sebagian dari kita merasa dapat menemukan jati diri beberapa kali dalam hidup, kita berpikir bahwa jati diri kita saat masih berusia 17 tahun dan 35 tahun akan berbeda. Pasti kamu juga pernah mendengar istilah orang yang ‘kehilangan jati diri’. Lalu, apakah masih bisa dikatakan sejati apabila ia dapat berubah-ubah, hilang dan pergi?

Agar tidak terjebak dalam pemikiran ini, sekali lagi kita perlu mengubah pola pikir kita: jati diri bukan dicari, tapi dipahami. Apabila jati diri “dicari”, maka di momen saat kita merasa menemukannya, kita bisa dengan mudah merasa “telah sampai pada tujuan”, padahal proses pemahaman jati diri akan terus berlaku seumur hidup kita. Jati diri perlu dipahami, dan pemahaman ini adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.

Poinnya adalah: tak perlu mencari jati diri ke luar sana, melainkan lihat dan pahamilah ke dalam dirimu sendiri.

“Can you remember who you were, before the world told you who you should be?” Charles Bukowski

Mengapa penting untuk memahami diri kita sebenarnya?

Setiap orang itu unik (kecuali kamu bisa mengkloning dirimu sendiri), maka jati dirimu yang sebenarnya tidak dapat dikotak-kotakkan oleh label apa pun. Memahami diri kita menjadi penting untuk dapat benar-benar “menjalani hidup”, bukan hanya “memainkan peran” dalam hidup ini.

Ironisnya, sebagian besar dari kita berpikir sudah mengenal diri kita dengan baik, namun studi psikologi terbaru menyatakan sebaliknya. Psikolog Tasha Eurich dalam buku “Insight” menyatakan sebuah statement keras: “Almost nobody is self-aware.”

Banyak dari kita sebenarnya “berdelusi” tentang konsep yang kita buat atas diri kita sendiri.

Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar hidup kita digunakan untuk mengikuti apa yang menarik bagi kita, apa yang berhubungan dengan diri kita, yang mana sesungguhnya ini hanyalah alasan untuk bisa menjadi “bagian dari sesuatu”. Sebagai makhluk sosial, kita cenderung mengikuti arus mainstream karena kita ingin menjadi bagian dari hal yang lebih besar.

Apakah artinya kita harus menjadi individualis yang egosentris? Tentu bukan. Tidak salah mencari inspirasi dan aspirasi dari orang atau tokoh yang kita kagumi, justru baik sebagai tolak ukur kita dalam mengejar mimpi atau mencapai tujuan dalam hidup. We all need someone to look up to. Tapi, pada titik tertentu kita harus membuat keputusan untuk diri sendiri berdasarkan kemampuan kita, memahami diri tanpa berada di bawah bayangan sosok atau orang lain, supaya kita bisa lebih bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri, dan dapat mencari solusi ketika rintangan hidup — yang seringkali tanpa aba-aba — dilempar secara kasar ke muka kita. Semua ini dapat dilakukan dengan mulai memahami diri kita sendiri secara sadar dan bertanggung jawab. Bukan secara mentah-mentah menerima pemberian “cap identitas” dari orang lain. Embrace who you are, not what the world says you should be, and the rest will follow.

“The privilege of a lifetime is to become who you really are.” Carl Jung

Memahami jati diri adalah proses seumur hidup.

Ketika saya masih SD, saya tidak benar-benar tahu siapa diri saya, apa yang saya perjuangkan, nilai apa yang saya pegang, apa tujuan hidup saya dan lain sebagainya. Saat lulus kuliah, saya mulai bisa memahami hal tersebut sedikit demi sedikit. Pemahaman jati diri secara kongruen ini berpengaruh terhadap hidup saya, bagaimana saya bertindak dan berinteraksi dengan orang lain. Tentu ada kalanya saya terjatuh, salah, kalah dan gagal. Namun hal terbaik dari semua itu adalah, saya tidak perlu menyalahkan keadaan (apalagi orang lain), karena saya telah lebih jujur terhadap diri sendiri. Kegagalan saya adalah karena pemahaman diri saya yang belum sempurna. Saya hanya perlu terus belajar lagi dan lagi.

Memahami diri kita artinya memahami perasaan, intuisi, nilai, keyakinan, kepribadian, pikiran, emosi, fantasi, spiritualitas, keinginan, dan tujuan kita.

Tidak apa-apa jika kita tidak dapat memahaminya secara utuh saat ini. Keseluruhan proses pemahaman jati diri adalah perjalanan panjang yang perlu dilatih. Latihan ini dapat dimulai dengan mempertanyakan “inner-self" kita, melakukan introspeksi secara konstan, menjadi lebih sadar (aware) terhadap pikiran dan perasaan kita, serta menyelaraskannya dengan action kita. Sekali lagi, ini adalah proses belajar seumur hidup. Maka selama kita masih bernafas di dunia ini, tentu tidak pernah terlambat untuk memulainya.

“Knowing yourself is the beginning of all wisdom.”Aristotle

Saat kita dapat memahami diri sendiri dan memutuskan untuk menampilkan diri otentik kita yang tidak sempurna ini pada dunia, kita menerima bagian diri kita yang sesungguhnya, sehingga dari situlah kita dapat terus menerus belajar dan berkembang untuk menjadi manusia yang lebih berguna. Kebenaran diri lah yang akan menulis “cerita asli” hidup kita — alih-alih didikte atau dituliskan oleh orang lain. Pada masanya, cerita ini tak hanya akan tertinggal sebagai memori yang akan sirna dan terlupakan saat kita telah tiada, melainkan sebagai bukti nyata bahwa kita, sebagai diri kita yang sebenar-benarnya, dapat memberi pengaruh kepada dunia.

Because everything we do — no matter how small — will leave an impact on the world. At some point, to someone, it matters.

Maka, pertanyaan selanjutnya adalah, beranikah kamu menjadi dirimu yang sebenarnya?


Kwmbali ke reportase...  Minggu 10 september merupakan Turnamen Mingguan Sparta edisi minggu ke 31. Masih tak banyak perubahan masalah kehadiran mengingat masih banyak anak rantau yang belum kembali ke bandung.  Tapi gpp, agenda harus terus berjalan sekalipun ada beberapa hal yang kadang membuat admin harus mengelus dada. 

Satu hal yang menggembirakan, hari ini kita kedatangan member baru yang namanya Topan Prayoga. Selamat bergabung dengan keluarga Sparta, ya.

Drawing minggu ini boleh dibilang cukup merata dan hampir sama kuat. Yang paling menonjol mungkin hanya pasangan Fatoni dan Faisal R, maka tak mengherankan bila langkah mereka begitu mulus. 

Berikut ini adalah  2 pasang juara grup dan 2 pasang runner up grup baik dari grup A maupun grup B;

Grup A, Juara grup: Apin dan Hizkia Ken runner up grup: Fathur dan Peter

Grup B, Juara grup:  Fatoni dan Faisal R runner up grup: Huda dan Kencana

Hasil drawing semifinal kembali mempertemukan sesama juara dan runner up grupnya masing-masing.  Apin dan Hizkia Ken yang berhadapan dengan Fathur dan Peter, tanpa ada kendala menang 42-33. Sementara Fatoni dan Faisal R yang kembali bertarung dengan Huda dan Kencana, untuk kedua kalinya memenangi pertandingan. Mereka menang dengan skor cukup meyakinkan 42-30.

Pertemuan antara pasangan Apin dan Hizkia Ken dengan Fatoni dan Faisal R boleh dibilang merupakan partai final ideal minggu ini. Karena kedua finalis ini unggul atas lawan-lawannya sejak babak penyisihan hingga semifinal. Mereka memenangkan semua laga alias tak kehilangan satu partai pun.

Set pertama babak final dibuka lumayan seru. Kedua pasangan kelihatan tak mau mengalah begitu saja dari lawannya. Hizkia Ken yang baru pulang dari luar kota, setelah seminggu keliling Jawa. Tak bisa dipungkiri kali ini dia tampil kurang prima, karena mengalami kelelahan fisik. Ditambah lagi Apin dan Hizkia Ken bertanding lebih banyak di babak penyisihan dibandingkan dengan kompetitornya.  Fatoni dan Faisal R yang tampil ciamik dan saling melengkapi. Rotasi mereka di lapangan pun, terlihat kompak. Tanpa basa basi Fatoni dan Faisal R langsung meninggalkan perolehan poin lawannya. Mereka membungkus set pertama dengan 21-15.

pada set kedua, Apin dan Hizkia Ken tidak diberi ruang untuk berkembang oleh Fatoni dan Faisal R. Mereka tak bisa memberikan perlawanan maksimal. Setelah perolehan poin mereka tertinggal makin jauh, tak banyak yang bisa mereka lakukan, selain sabar dan tawakal he he he... Babak final ditutup dengan 42-27 untuk kemenangan Fatoni dan Faisal R.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 10 September 2023;

Juara 1 Fatoni dan Faisal R

Juara 2 Apin dan Hizkia Ken

Juara 3 Fathur dan Peter/Huda dan Kencana

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-31 tahun 2023;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

 “Never stop just short of discovering the real you. Even if it takes you until your last breath to get there, the journey along the way will be well worth it.” ― Christine E. Szymansk. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportse selanjutnya

Minggu, 03 September 2023

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 3 September 2023

 “Intuition doesn't tell you what you want to hear; it tells you what you need to hear.”

Sonia Choquette


Intuisi merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui sesuatu tanpa dia sadari bahwa dia memiliki kemampuan tersebut. Sepertinya menyenangkan ya, jika kita punya intuisi dan kemudian menebak segala sesuatu dengan benar. Tapi apakah intuisi hanya soal tebak-menebak saja?


Dalam artikel ini, kita akan membahas lengkap mengenai intuisi. Mulai dari definisi, contoh, hingga cara mengasahnya. Ya, intuisi sangat bisa diasah, lho! Tertarik untuk mempertajam intuisi Anda? Simak penjelasan lengkapnya di bawah.

Intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami sesuatu tanpa dipikirkan dan dipelajari, dapat diartikan juga sebagai bisikan hati atau gerak hati. Kata ini sering tumpang tindih dengan firasat dan feeling, meskipun sejatinya ketiganya tidak sama.

Sementara itu, menurut Sriningsih dalam studi Apakah Intuisi Dapat Menghindarkan Diri dari Perilaku Berisiko di situs fpsi.mercubuana-yogya.ac.id, intuisi adalah pengetahuan tentang hal-hal yang tidak diketahui karena individu tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya pengetahuan tersebut telah dimilikinya.

Untuk bisa membedakannya dengan firasat dan feeling, kita dapat memahami intuisi berdasarkan contoh-contoh di bawah ini, mengutip Alfa Odette dalam scribd.com.

1. Unconscious Mind

Misalnya saat kita menyetir motor, kita secara otomatis akan menggerakkan motor tersebut tanpa proses berpikir terlalu rumit untuk menemukan fakta logis, misalnya mengukur lebar jalan untuk menentukan kecepatan atau harus ke arah kanan atau kiri.

2. Immediate Apprehension atau Direct Knowing

Contohnya ketika seseorang tiba-tiba ingin membaca sebuah buku tanpa memahami 100 persen apa buku yang ingin dibacanya, dan ternyata di dalam buku itu terdapat banyak informasi atau keterangan yang dibutuhkan dan dicari selama ini.

3. Heart Intelligence

Hal ini dikenal juga dengan istilah 'mengikuti kata hati'. Misalnya ketika seseorang merasa harus pergi ke suatu tempat, dan ternyata di sana dia mengalami sesuatu yang mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik.

4. Knowledge by Acquaintance

Intuisi yang satu ini biasanya didasarkan pada pengalaman. Contohnya seseorang hendak menanamkan saham di sebuah perusahaan. Pikirannya otomatis akan mengkalkulasi untung rugi jika menanamkan saham di sana dan akan mempengaruhi keputusannya. Tapi proses berpikir di sini lagi-lagi bukan proses berpikir yang rumit, melainkan lebih banyak mengandalkan sense.

5. Direct Perception

Misalnya seseorang tiba-tiba merasa akan mendapatkan kabar dari temannya. Ternyata tidak lama kemudian, temannya benar-benar memberi kabar.


Cara Mengasah Intuisi

Melihat contoh-contoh di atas, sepertinya sangat menarik jika kita memiliki intuisi atau kemampuan berpikir tanpa sadar dan tanpa diketahui sebelumnya seperti itu. Apakah intuisi hanya dimiliki orang-orang tertentu yang berbakat saja?

Tidak. Intuisi juga bisa diasah. Jadi kamu juga bisa saja memiliki intuisi yang kuat. Berikut cara mengasah intuisi dikutip dari situs mindbodygreen.com.

1. Meditasi

Salah satu langkah awal untuk memperkuat intuisi kita adalah dengan bermeditasi. Kegiatan ini mengharuskan kita diam dan menyepi sehingga kita dapat fokus kepada perasaan kita dan berlatih mendengar suara hati sendiri.

2. Mempertajam Indera

Manusia memiliki lima indera: penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap. Perkuat sensitivitas lima indera tersebut, siapa tahu kemudian Anda bisa merasakan indera baru yakni indera keenam.

3. Tuangkan Pikiran dengan Cara Kreatif

Intuisi adalah tentang mengikuti pikiran dan hati. Untuk bisa memahami kedua hal tersebut, seringlah menuangkan pikiran. Akan lebih baik dengan cara yang kreatif seperti menggambar atau menulis jurnal.

4. Menguji 'Tebakan'

Kita sering menebak-nebak bagaimana sesuatu akan terjadi, bukan? Untuk memastikan bahwa intuisi kita benar, coba tulis tebakan Anda tersebut dan lihat nanti, apakah tebakan tersebut benar atau tidak. Jika banyak benarnya, selamat! Berarti intuisi Anda mulai terasah.

5. Memahami Tubuh

Sering kali tanpa kita sadari, tubuh bereaksi lebih cepat daripada pikiran. Terutama ketika kita merasa berada dalam bahaya. Karena itu, jika ingin memperkuat intuisi, kita juga harus memahami tubuh kita. Kenali tanda-tanda yang terjadi pada tubuh kita sebelum sesuatu terjadi. Yang paling mudah dikenali adalah sakit (diawali dengan demam, batuk, dan sebagainya).

6. Meluangkan Waktu di Luar Rutinitas

Menjalankan rutinitas terkadang bisa mengikis intuisi kita, lho. Karena kita mengerjakan hal yang sama setiap hari tanpa tantangan. Coba untuk meluangkan waktu melakukan sesuatu di luar rutinitas sesekali. Anda bisa belajar untuk mengenali perasaan apa yang Anda rasakan ketika melakukan hal di luar rutinitas tersebut. Apakah senang, tegang, excited, atau lainnya.

7. Kembali ke Alam

Sesekali kita juga perlu kembali ke alam dan menikmati suasana tenang dan damai di sana, jauh dari distraksi teknologi. Hal ini memberi kita kesempatan untuk lebih banyak berbicara dengan diri sendiri dan memahami isi pikiran kita sendiri.

8. Kurangi Berpikir, Perbanyak Merasa

Bukan berarti kita tidak perlu lagi berpikir. Di sini maksudnya adalah perbanyak proporsi untuk merasa dan bertindak berdasarkan perasaan, bukan hanya berdasarkan pikiran logis. Tidak perlu khawatir dicap baper, karena memang orang dengan intuisi yang kuat lebih banyak mengandalkan rasa.

9. Lakukan Hal Repetitif yang Menenangkan

Contohnya seperti lari atau jogging, memotong-motong bahan makanan, mewarnai, atau bermain piano. Hal-hal seperti itu akan membantu pikiran kita lebih tenang dan memberi kesempatan untuk meningkatkan intuisi.

10. Membaca Buku tentang Intuisi

Kegiatan membaca sendiri kemungkinan akan membuat pikiran dan perasaan kita berkembang. Karena itu, ada baiknya juga kita membaca buku tentang intuisi supaya lebih memahami bagaimana cara kerja intuisi dan bagaimana mengasahnya.


Kembali ke reportase...  Waktu begitu cepat berlalu... Tanpa terasa kita sudah memasuki Bulan September, yang artinya 4 bulan terakhir menuju akhir tahun. Sebentar lagi rekan-rekan Spartan yang masih mahasiswa akan kembali memasuki semeseter baru, yang artinya mereka akan kembali dari kampung halamannya. 

Dari drawing hari ini admin memprediksi beberapa pasangan yang akan sukses melaju ke babak 4 besar.  Mereka adalah; Faisal R dan Razaq, Fathur dan Apin, Hizkia Ken dan Rama, lalu Yusuf dan Yusril. Dan benar saja merekalah yang lolos dario masing-masing grup. 

Berikut ini adalah  2 pasang juara grup dan 2 pasang runner up grup yang berhak melaju ke semifinal;

Grup A, Juara grup: Fathur dan Apin runner up grup: Faisal R dan Razaq

Grup B, Juara grup:  Hizkia Ken dan Rama runner up grup:  Yusuf dan Yusril

Hasil drawing babak semifinal mentakdirkan bertemunya kembali para sesama pesaing grup. Tanpa kesulitan berarti, para juara grup kembali mengkandaskan lawan-lawannya di semifinal. Fathur dan Apin sukses mengalahkan Faisal R dan Razaq dengan 42-33. Sementara Hizkia Ken dan Rama menang 42-30 dari lawannya,Yusuf dan Yusril.

Pertemuan Fathur dan Apin VS Hizkia Ken dan Rama sudah terprediksi dari awal. Karena mereka boleh dikatakan sebagai pasangan terkuat minggu ini. Sete pertama babak final dibuka dengan melesatnya perolehan poin Fathur dan Apin yang tanpa basas-basi meninggalkan perolehan poin Hizkia Ken dan Rama. Pada service pertama mereka langsung mengantongi poin  5-1. Sampai memasuki pertengahan set pertama Hizkia Ken dan Rama beberapa kali tertinggal 4 hingga 5 poin. Namun pasangan ini tidak mau menyerah begitu saja. Mereka mampu menyamakan skor sebanyak 2 kali, yaitu pada kedudukan 12-12 dan 13-13. Dan setelah itu pasangan Fathur dan Apin makin merajalela menggempur lawannya dengan bola-bola mematikan. Set pertama ditutup dengan 21-17 untuk keunggulan sementara Fathur dan Apin. 

Pada set ke-2 Fathur dan Apin makin memperlebar jarak perolehan poin, bahkan jaraknya sempat menyentuh 10 poin. Beberapa kali didekati hingga selisihnya menipis 2 poin, namun beberapa kali pula kembali menjauh lagi. Partai final kali ini boleh dibilang dibilang antiklimaks buat pasangan Hizkia Ken dan Rama. Mereka yang dari fase penyisihan grup hingga babak semifinal sangat ganas mengalahkan lawan-lawannya dengan skor sangat telak. Namun di babak final mereka seperti kehilangan 'touch' permainannya. Entah berapa kali bola mati hanya dengan 1-2 kali tepok saja. Berbeda dengan Fathur dan Apin yang pada fase penyisihan grup bertarung dengan skor sangat ketat, bahkan pernah hanya menang 42-41 atas lawannya. Dan di babak final mereka justru makin onfire. Tak mengherankan jika mereka yang menjadi juara kita minggu ini. Fathur dan Apin menutup babak final dengan 42-32, sekaligus membungkus gelar juara Turnamen Mingguan Sparta edisi minggu ke-30.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 3 September 2023;

Juara 1 Fathur dan Apin

Juara 2 Hizkia Ken dan Rama

Juara 3 Faisal R dan Razaq / Yusuf dan Yusril

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-30 tahun 2023;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

"Ikuti instingmu dan jangan biarkan pendapat orang lain tentangmu menjadi pendapatmu tentang dirimu sendiri."  Sarah Jessica Parker. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportse selanjutnya