Powered By Blogger

Senin, 20 November 2023

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 19 November 2023

 "One thing I will ensure is that whether we win or lose, the fighting spirit should always be there."

Anil Kumble


Kian modern dunia, kian kita memberikan banyak label dan pengertian label tersebut. Setiap kata memiliki definisi, setiap emosi memiliki interpretasi. Seperti pada kata kalah dan menang. Kita tak akan pernah tahu seperti apa rasanya menang jika tak mengerti pemahaman menang, bukan? Begitu pun sebaliknya. Namun, meski tahu arti kalah-menang, kita seringkali memberikan penerjemahan yang terlalu negatif pada kata kalah. Saat kita berada dalam sebuah kompetisi dan bukan menjadi pemenangnya kata kalah seakan-akan memberikan kita label baru: ‘pecundang’. Padahal kalau kita mau mengartikan kalah sebagai hal yang biasa saja tanpa adanya pengertian negatif berlebih kita juga tidak akan merasa diri kita kurang daripada orang lain, kan?


Perihal menjadi seseorang yang kompetitif sebenarnya sah-sah saja dan bahkan baik untuk memiliki motivasi lebih. Yang kurang baik adalah ketika kita terobsesi untuk menang dan tidak bisa melepaskan diri dari label kalah nan negatif tersebut. Kita merasa terpukul, tidak menerima kenyataan, merasa diri tidak bisa melakukan hal benar, bahkan bisa sampai meningkatkan rasa iri hati yang terlewat batas hingga melancarkan segala cara untuk terlepas dari label tersebut. Coba sekarang pikirkan kembali saat emosi meningkat kala kekalahan datang menghampiri. Banyak dari kita yang tidak bisa menerima kekalahan pasti akan sering bersungut-sungut, mencari beragam alasan mengapa bisa kalah. Kemudian bisa saja menjadi sangat manipulatif dan membuat strategi untuk mengubah keadaan demi tercapainya kemenangan. Ah, memikirkan emosi tersebut saja sebenarnya sudah tidak sehat. Apalagi benar-benar dilakukan. Rasa bersalah yang akan datang belakangan akan jauh lebih membuat diri kalah, lho.

Menjadi seseorang yang kompetitif sebenarnya sah-sah saja. Yang kurang baik adalah ketika kita terobsesi untuk menang dan tidak bisa melepaskan diri dari label kalah nan negatif.

Lalu bagaimana untuk bisa merasakan emosi yang positif saat sedang berada di kekalahan? Hal yang paling utama adalah menerima dengan ikhlas atau sering kita sebut let it go. Tidak melulu kok kita berada di bawah. Kita bisa saja ada di atas podium nomor satu suatu saat. Terus berusaha dan percaya bahwa jika waktunya tepat, kita pasti akan menang (dalam hal apapun). Ingatlah arti kata dunia fana yaitu dunia yang sementara. Ya, memang, semua hal di bumi ini sifatnya hanya sementara. Dalam satu hari saja perilaku satu pribadi bisa berubah. Tidak ada yang benar-benar dapat memastikan keesokan hari akan mengulangi kekalahan atau mengubah keadaan menjadi menang. Jadi the art of letting go menjadi langkah utama yang dapat membantu kita menerima rasa kalah tersebut. Kenyataannya, kamu tidak perlu merasa bahwa kemenangan itu bisa membawa kebahagiaan dan melengkapi hidup. Dengan berada di kondisi kalah kamu tetap bisa merasa bahagia. Semua tergantung persepsi kita dalam memberikan deskripsi pada label tersebut.

Tidak melulu kita berada di bawah. Suatu saat, kita bisa ada di atas podium nomor satu. Terus berusaha dan percaya bahwa jika waktunya tepat, kita pasti akan menang.

Yang penting lagi untuk diketahui adalah rasa kalah dapat menghantui kita dengan rasa iri hati. Kemudian perasaan itu berkembang menjadi kebencian pada orang lain karena seringnya membandingkan diri dengan orang lain. Tidak, tidak. Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain baik saat kalah atau bahkan menang. Bandingkanlah diri dengan diri kita sebelumnya. Sejauh apa progres yang sudah dijalani hingga bisa sampai di tahap tersebut. Label ‘menang’ hanyalah bonus. Jika memang kalah, ya sudah berarti belum waktunya.

Oleh karena itu, penting untuk bermonolog dengan diri sendiri ketika pikiran kita mulai membicarakan orang lain di dalam hati. Suara-suara seperti: “ah dia kan menang karena orang tuanya kaya” atau “dia hanya beruntung saja padahal tidak ada apa-apanya dibanding saya”, bisa sangat berbahaya untuk mental kita di kemudian hari. Ibarat racun, kalimat-kalimat ini bisa menggerogoti hidup kita dan menenggelamkan diri pada sumur kebencian terdalam. Akhirnya? Kita bisa terobsesi untuk mengalahkan orang lain, menjadi individu yang bukan kita lalu malah tidak fokus pada kebahagiaan yang didamba. Mulailah mengenali suara-suara negatif tersebut dan beritahu pada diri sendiri bahwa suara tersebut hanyalah rasa iri kita bukan karena orang tersebut berbuat buruk. Cobalah untuk mulai mengontrol diri sendiri dari monolog-monolog tersebut dengan mempertemukan otak dan hati. Pikiran logis dan emosi. Ketika keduanya bisa saling berdialog, maka kamu akan semakin mahir melatih diri untuk menerima keadaan sekalah apapun dan akhirnya terbebas dari rasa kalah yang berkonotasi negatif itu.

Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain baik saat kalah atau bahkan menang.


Kembali ke reportase... Tourney mingguan Sparta kali ini sedikit agak berbeda, karena berbarengan dengan agenda Friendly Match SPARTA VS PB PONDE dari Jakarta. Dengan sisa waktu yang tidak banyak tentu saja durasi turnamen juga harus turut dipangkas, apalagi yang berpartisipasi di turnamen mingguan Sparta edisi minggui ini lumayan banyak, mengingat baru pada turut menjadi squad Sparta di acara Friendly Match yang sebelumnya baru beres digelar. Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-41 ini, menggunakan sistem gugur agar bisa menghemat waktu. 

Dari hasil drawing, admin melihat banyak pasangan-pasangan yang bisa menjadi unggulan untuk merajai turnamen Mingguan Sparta kali ini.  Tapi banyak diantaranya malah berguguran di awal, karena sudah harus saling bertemu dengan  pasangan hebat lainnya.

Yang dari awal jalannya cukup mulus adalah pasangan Ilham dan Redy. Mereka secara meyakinkan menang dari lawan-lawannya , mulai dari babak 16 besar hingga ke Final. Pasangan lainnya yang langkahnya cukup berat karena bertemu dengan pasangan-pasangan kuat di setiap babak, namun bisa menyelesaikan dengan baik adalah pasangan Farrel dan Noval

Pada bagan atas babak semifinal ada Ilham dan Redy VS Yusuf dan Kencana. Dan pada bagan bawah ada Farrel dan Noval VS Fathur dan Dena ZM Ilham dan Redy memenangi laga semifinal 42-30, dan kemenangan ini harus mengubur ambisi Yusuf dan Kencana melangkah ke babak final. Sementara di bagan bawah, Farrel dan Noval menang 42-37, setelah sebelumnya harus bertanding dengan keras karena Fathur dan Dena ZM  memberikan perlawanan yang sengit. 

Babak final mempertemukan  2 pasangan hebat, Ilham dan Redy VS  Farrel dan Noval. Sejujurnya jika Farrel dan Noval dalam kondisi prima, admin yakin akan terjadi pertandingan yang super ketat. Faktor kelelahan  Farrel dan Noval yang tenaganya terkuras  di laga-laga sebelumnya, ditambah waktu yang mepet sehingga mereka hanya bisa rehat sebentar saja setelah menyelesaikan laga semifinal yang melelahkan. Jadi bisa dimaklumi jika performa mereka di babak final tidak sebaik pada laga-laga sebelumnya

Ilham dan Redy membuka set pertama dengan langsung gas poll.  Mereka memanfaatkan setiap celah untuk menghasilkan poin. Tak heran jika mereka pada 2/3 set pertama mempimpin perolehan poin dengan selisih 5 poin. Set pertama pun berhasil mereka tutup dengan 21-15.

Pada set ke-2  Farrel dan Noval belum berhasil keluar dari tekanan, bahkan rentang perolehan poin pun semakin menjauh . Kesalahan-kesalahan sendiri pasangan ini kerap menjadi ladang 'sedekah' poin buat lawannya. Ilham dan Redy berhasil menutup babak final dengan skor sangat meyakinkan 42-29. kemenangan ini sekaligus menyegel gelar juara minggu ke-41 atas nama mereka.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 19 November 2023;

Juara 1 Ilham dan Redy

Juara 2 Farrel dan Noval

Juara 3 Yusuf dan Kencana /  Fathur dan Dena ZM

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-41 tahun 2023 ;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

"If we dare to win, we should also dare to lose". – Lee Chong Wei. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa lagi di reportase-reportase berikutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar