"When you get what you want that is God's direction. When you don't get what you want that is God's protection.”
Shannon L. Alder
Setujukah kamu dengan pernyataan "Tuhan memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan"?
Bukankah semua yang kita inginkan adalah yang kita butuhkan? Memangnya apa definisi kebutuhan menurut Tuhan? Apakah Tuhan hanya bisa mencukupi kita untuk hal-hal yang disebut primer? Apakah kita tidak boleh menginginkan sesuatu yang lebih?
Pernyataan "Tuhan memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan" hanyalah sebuah hiburan belaka. Dipopulerkan oleh mulut-mulut religius yang matanya kurang lebar dalam melihat realitas. Sama dengan penjelasan saya di jawaban sebelumnya, jika Tuhan mencukupkan kita akan kebutuhan, bagaimana dengan orang-orang yang mati kelaparan? Mereka hanya butuh makan, bukan jalan-jalan ke luar negeri atau mengenakan pakaian mewah dari merek terkenal. Mengapa Tuhan tidak bisa memberikan itu?
Ada yang berkata bahwa:
Apakah terbayang jikaa semua ujian semua manusia datang dalam bentuk yang seragam?
- Lapar bareng
- Sakit bareng
- Lelah bareng
- Bodoh bareng
- Miskin bareng
- dll.
lalu dimana warna-warninya?
Oh, begitu ya? Apakah keindahan dunia hanya bisa dihasilkan melalui penderitaan? Kalau memang begitu, Tuhan kejam sekali. Dia menciptakan manusia dengan penderitaan agar muncul keberagaman. Wow!
Jika tidak bisa membantu dengan mengulurkan tangan, berhentilah menaruh simpati dengan menyebut-nyebut nama Tuhan. Itu tidak akan membantu sama sekali. Keimanan kalian itu bisa menjadi racun bagi sebagian orang. Tidak semua orang yang keadaannya bisa dimengerti dengan kalimat-kalimat bullshit sejenis ini.
Apakah kita tidak boleh berkeinginan? Karena saya sering mendengar kalimat "Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan".
Kebutuhan dan keinginan itu memang berbeda. Kebutuhan (needs) adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup (survive), sedangkan keinginan (wants) adalah sesuatu yang diharapkan dapat dipenuhi untuk kepuasan hidup (satisfaction).
Makan itu kebutuhan, sebab dari makananlah kita memperoleh energi untuk hidup dan beraktivitas. Tetapi mengharapkan makanan yang lezat-lezat yang tersaji di atas wadah (pinggan dan piring) yang bagus dan berharga mahal, itu adalah keinginan.
Tidur itu kebutuhan, sebab melalui tidurlah tubuh kita menjadi fresh dan tetap sehat. Tetapi berharap bisa tidur di ruangan berpengatur suhu, di atas kasur bagus, indah dan mahal itu, adalah keinginan.
Pakaian (sandang) adalah kebutuhan, sebab pakaian penting untuk melindungi diri dari cuaca, gigitan binatang, tusukan benda-benda tajam, juga bisa melindungi tubuh dari kuman dan penyakit. Tetapi, mengharapkan bisa berganti pakaian tiga hingga empat kali dalam sehari, berharap bisa punya koleksi pakaian dari berbagai jenis bahan dan model, itu semua adalah keinginan.
Apa yang salah dengan keinginan? Mengapa ada nasihat agar kita jangan terlalu banyak (bukan tidak boleh punya) keinginan?
Menurut para filsup-spiritual, guru-guru agung, para resi dan nabi, keinginan adalah sumber penderitaan. Itu sebabnya mayoritas agama mengajarkan ritual/praktik pengendalian nafsu dan keinginan melalui puasa atau meditasi.
Ketika keinginan bisa dikendalikan, atau jika mungkin ditiadakan, hidup pasti menjadi tenang dan damai. Itulah hakikat dari kebahagiaan surgawi.
Masalahnya, tidak semua manusia bisa membebaskan diri dari keinginan itu, karena kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya berada di dalam perangkap keinginan-keinginan tersebut.
Kita umumnya mengira bahwa yang dimaksud keinginan, nafsu, atau syahwat itu hanya menyangkut hal-hal biologis-materialis saja seperti harta, tahta, dan seks.
Padahal banyak sekali keinginan yang tanpa kita sadari membuat kita terjebak dalam penderitaan yang berkepanjangan karena ingin: diperhatikan, diperhitungkan, diakui, disegani, dipatuhi, diikuti, dihormati, dipuji, disanjung, dipuja, diidolakan, atau dielu-elukan.
Penutup
Apakah kita tidak boleh berkeinginan? Mungkin, bukan tidak boleh, tetapi perlu dikendalikan. Jangan melekat padanya. Sebab, keinginan kita adalah sumber penderitaan kita.
Kembali ke reportase... Memasuki minggu-minggu terakhir menuju bulan puasa, tercatat 16 Spartan yang meramaikan tourney minggu ini.
Berdasarkan hasil drawing, persaingan minggu ini dapat dikatakan merata. Terutama grup B, yang dapat dibilang grup neraka, karena pasangan manapun dapat lolos ke semifinal. Hal ini terbukti dengan adanya 3 pasang yang saling mengalahkan dan mengantongi masing-masing 2 kemenangan dan 1 kekalahan, sehingga penentuan juara serta runner up grup harus ditentukan dengan perhitungan selisih poin. Pasangan Redy dan Peter berhasil menjadi juara grup dengan selisih terbesar yaitu +17, diikuti pasangan Hizkia Ken dan Fatoni dengan selisih +14. Pasangan Dumai dan Apin harus legowo karena memiliki selisih terkecil yaitu +3. Sedangakan persaingan di grup A relatif mudah terprediksi.
Dan dibawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil maju ke babak semifinal.
Grup A, Juara grup: Dena ZM dan Fani, runner up grup: Huda dan Faisal R
Grup B, Juara grup: Redy dan Peter, runner up grup: Hizkia Ken dan Fatoni
Pertemuan menyilang lintas grup merupakan hasil dari pengundian babak semifinal kali ini.
Pada bagan atas, Huda dan Faisal R mengalahkan Redy dan Peter dengan skor 42-19 Pasangan Redy dan Peter tampak masih kelelahan, selain karena sepanjang penyisihan menampilkan permainan cepat, sebelumnya pun mereka menjalani partai hidup mati agar lolos ke semifinal. Main 3 kali berturut-turut membuat mereka melendoy alias kecapean 😅
Sama hal nya pada bagan bawah, menampilkan permainan yang kontras. Pasangan Dena ZM dan Fani dengan speed dan power-nya, bertemu dengan permainan rally tempo lambat Hizkia Ken dan Fatoni yang lebih mengandalkan placing dan lob serang. Tapi kali ini Dena ZM dan Fani cukup sabar meladeni strategi rally panjang yang diterapkan Hizkia Ken dan Fatoni. Sebaliknya stamina Hizkia Ken dan Fatoni semakin terkuras dan banyak bola-bola lob yang out. Pertandingan berakhir dengan kemenangan pasangan Dena dan Fani 42-26
Partai final merupakan partai ulangan penyisihan grup A, yang sebelumnya dimenangkan Dena ZM dan Fani dengan 42-40. Pada paruh awal pertandingan, pasangan Huda dan Faisal R langsung tancap gas dengan olahan bola depan Faisal R di depan dan eksekusi Huda di area belakang. Sebenarnya pertandingan berjalan sangat seimbang dan menarik. Jual beli serangan diperagakan kedua pasangan. Namun pasangan Dena ZM dan Fani lebih banyak melakukan unforced errors sehingga margin perolehan skor mereka sering tertinggl antara 4-5 poin. Pasangan Huda dan Faisal R menutup set pertama dengan skor 21-13.
Memasuki set kedua, permainan Huda dan Faisal R masih dominan. Pada final kali ini permainan Huda terlihat rapi dan tercatat beberapa kali melakukan pengembalian smash yang tak terduga. Bahkan pasangan ini sempat unggul 28-19. Namun apa yang terjadi selanjutnya di luar dugaan. Pasangan Dena ZM dan Fani yang tidak mau menyerah begitu saja perlahan namun pasti mengejar perolehan poin sampai 37-37. Sebaliknya pasangan Huda dan Faisal R tampak sedikit panik. Mereka sempat berbalik tertinggal 39-40, bahkan pasangan Dena ZM dan Fani mencapai match poin terlebih dahulu 41-40. Sebuah lucky ball Faisal R dari return service membuat skor menjadi 41-41. Pertandingan ditutup dengan error Fani di depan net sehingga pasangan Huda dan Faisal R berhasil menjadi juara minggu ini dengan skor menegangkan 42-41. Kedua pasangan finalis minggu ini memang sangat layak berada di partai puncak. Karena mereka sama-sama bermain sangat baik dan apik.
Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 3 Maret 2024;
Juara 1 Huda dan Faisal R
Juara 2 Dena ZM dan Fani
Juara 3 Redy dan Peter / Hizkia Ken dan Fatoni
Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-9 tahun 2024 ;
![]() |
Road to final |
![]() |
Bagan turnamen |
![]() |
Update ranking Sparta |
![]() |
Akumulasi perolehan medali Sparta |
“If you thought you wanted something and it didn't work out, count it all joy. God was protecting you even if you don't realize it.” - Germany Kent. Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa di reportase-reportase selanjutnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar