“But self-abasement is just inverted egoism. Anyone who acts with genuine humility will be as far from humiliation as from arrogance.”
Stephen Mitchell
Pemakaian istilah “rendah hati” dan “rendah diri” sering tertukar. Walaupun secara umum banyak dari kita telah memahami perbedaan kedua istilah tersebut, tetapi tidak jarang yang masih berpikir bahwa kedua istilah itu memiliki makna yang sama. Sepintas kedua kata tersebut terdengar serupa, padahal makna keduanya bertolak belakang. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, “rendah hati” dan “rendah diri” memiliki arti yang berbeda. Kata “rendah diri” memiliki arti merasa dirinya kurang; sedangkan “rendah hati” memiliki arti tidak sombong atau tidak angkuh. Berdasarkan makna kata tersebut, “rendah diri” memiliki nuansa negatif, sedangkan “rendah hati” memiliki rasa bahasa lebih positif.
Psikologi juga memandang konsep “rendah hati” dan “rendah diri” sebagai dua konstruk konsep psikologis yang berbeda. “Rendah hati” mengarah pada konsep kerendahan hati (humility), sedangkan “rendah diri” merujuk pada konsep penghargaan diri yang rendah (low self-esteem).
Davis, D. M., dan Hook, J. N. (2014) memaknai kerendahan hati sebagai kemampuan individu untuk secara akurat menilai diri sendiri, termasuk kelemahan dan kekuatan, tanpa merasa sombong ataupun rendah diri. Kemampuan ini membuat individu memiliki kesadaran diri yang realistis, bersikap terbuka, mau belajar, memiliki moral yang teguh, sederhana, dan bersedia memberi perhatian kepada orang lain. Jika memandang kerendahan hati sebagai sikap, maka rendah hati adalah sikap menyadari diri sendiri secara realistis, tanpa disertai rasa angkuh ataupun kecil hati. Individu yang rendah hati bisa jadi menyadari bahwa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang lain, tetapi kesadaran itu tidak membuat mereka besar kepala dan menyombongkan diri.
Individu yang rendah hati bisa jadi menyadari bahwa banyak individu lain yang lebih hebat daripada dirinya, tetapi kesadaran itu tidak membuat diri mereka rendah diri dan berkecil hati. Pribadi yang rendah hati tidak saja menjadi tidak "besar" karena kelebihannya, tetapi juga tidak menjadi "kecil" karena kekurangannya. Berbeda dari “kerendahan hati”, “harga diri yang rendah” atau “rendah diri” memiliki makna negatif. Konsep ini berakar dari konsep “penghargaan diri” (self-esteem). Menurut Rosenberg (1965), penghargaan diri adalah perasan positif atau negatif tentang diri sendiri; dimana perasaan ini muncul akibat penilaian subjektif atas penampilan fisik, kemampuan yang dimiliki, prestasi, relasi sosial, dan nilai-nilai yang dianut.
Merujuk pada konsep “penghargaan diri”, maka “harga diri yang rendah” adalah penilaian negatif individu atas diri mereka sendiri.
Individu dengan harga diri yang rendah dapat merasa dirinya tidak berharga, tidak layak, tidak mampu, ataupun tidak dicintai. Pribadi yang rendah diri akan sulit menjadi "besar", karena perhatiannya terfokus pada kelemahan yang membuat diri menjadi kerdil. Rendah hati dan rendah diri, sama-sama berangkat dari perilaku membandingkan diri. Hanya saja, setelah membandingkan diri, individu yang rendah hati dan individu yang rendah diri memiliki pola pemikiran berbeda. Individu yang rendah hati berpikir bahwa diri mereka tidak cukup hebat untuk diagungkan, dan tidak cukup lemah untuk dikecilkan. Sedangkan individu yang rendah diri berpikir bahwa dirinya adalah sosok yang paling lemah, hina, atau paling buruk jika dibandingkan individu lain.
Penelitian menunjukkan bahwa kerendahan hati terkait dengan empati dan kasih sayang. Semakin rendah hati, individu akan semakin empatik dan semakin mampu memberikan kasih sayang kepada orang lain. Terkait dengan rendah diri, penelitian menunjukkan bahwa rendah diri berhubungan dengan narsisme dan rasa malu.
Pribadi yang rendah diri bisa jadi bersikap narsis (berperilaku agar menjadi pusat perhatian). Pilihan lainnya, pribadi yang rendah diri bisa memiliki rasa malu yang besar sehingga menarik diri dari relasi sosial.
Sebagai bangsa yang besar, dan memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, setiap warga bangsa Indonesia perlu memiliki kerendahan hati dan belajar untuk tidak rendah diri. Kerendahan hati membuat persatuan antar warga bangsa yang beragam ini menjadi semakin kuat; sedangkan menghindari rendah diri membantu warga bangsa menghargai setiap perbedaan yang ada.
-----oooOOOooo-----
Kembali ke reportase... Musim pancaroba merupakan transisi pergantian musim yang sering kali membuat banyak orang sakit. Begitu juga pada Minggu, 21 September 2025, tercatat beberapa orang Spartan terserang berbagai macam penyakit yang menyebabkan harus absen dari arena Turnamen Mingguan Sparta edisi kali ini.
Putaran pengundian selalu menemukan para Spartan takdirnya masing-masing. Dari hasil drawing kali ini, ada 3 kandidat kuat yang admin perkirakan bakal jadi jawara minggu ini.pasangan-pasangan unggulan tersebut adalah; Peter dan Faisal R, Fathur dan Dito, lalu yang berikutnya ada Apin dan Fatoni.
Sesuai prediksi ketiga pasangan diatas, tanpa kesulitan melaju ke babak semifinal. Peter dan Faisal R menempati juara grup A, disusul oleh Fathur dan Dito sebagai runner up-nya. Demikian juga Apin dan Fatoni yang sukses menjadi juara grup B, berdampingan dengan Stefanus dan Yudi H yang menjadi runner up-nya.
Di bawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil maju ke babak semifinal;
Grup A, Juara grup: Peter dan Faisal R, runner up grup: Fathur dan Dito
Grup B, Juara grup: Apin dan Fatoni, runner up grup: Stefanus dan Yudi H
Undian babak semifinal tak membawa arah perubahan, karena keempat semifinalis bertemu kembali dengan sesama pesaing grupnya. Pada bagan atas Apin dan Fatoni bertemu kembali dengan Stefanus dan Yudi H yang lagi-lagi dimenangkan oleh Apin dan Fatoni dengan skor 42-36. begitu juga yang terjadi pada bagan bawah, Peter dan Faisal R berhasil mengulang kemenangan atas Fathur dan Dito dengan skor 42-36 juga.
Babak final kali ini sebenarnya merupakan babak final yang ideal, karena bertemunya 2 pasangan yang merupakan juara grup. Tapi babak final kali ini terasa antiklimaks karena salah satu finalisnya, yaitu Peter sudah terkuras habis fisiknya. Hal itu tak mengherankan karena Peter sedang mengalami diare. Sehingga tidak bisa tampil optimal pada laga final. Faisal R yang harus pontang panting mengcover lapangan juga mengalami kelelahan luar biasa.
Set pertama Apin dan Fatoni langsung tampil mendominasi permainan. Mereka tak terbendung 'menjajah' partai final kali ini. Perolehan poin pun langsung menjauh, hinggal set pertama berakhir dengan 21-11 untuk keunggulan sementara pasangan ini.
Tak ada perubahan signifikan pada set ke-2. Performa Peter dan Faisal R yang makin menurun, berhasil dimanfaatkan oleh Apin dan Fatoni. Mereka tak mau kehilangan momentum, sehingga dengan membabi buta, memombardir lawannya dengan serangan-serangan mematikan. Diujung set ke-2 Apin dan Fatoni berhasil membukukan kemenangan dengan skor cukup jauh 42-25.
Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 21 September 2025;
Juara 1 Apin dan Fatoni
Juara 2 Peter dan Faisal R
Juara 3 Stefanus dan Yudi H / Fathur dan Dito
Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-32 tahun 2025;
![]() |
| Road to final |
![]() |
| Bagan turnamen |
![]() |
| Update ranking Sparta |
![]() |
| Akumulasi perolehan medali Sparta |
Sekian reportase kali ini, Sampai jumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya...






Tidak ada komentar:
Posting Komentar