"It doesn't matter if you are number one or number two. You have to prepare for everything."
Chen Long
Chen Long lahir di Distrik Shashi, Jingzhou, Hubei, 18 Januari 1989. Sebelum masa kejayaan Viktor Axelsen, hanya ada tiga nama pemain tunggal putra yang mendominasi di kancah perbulutangkisan. Lin Dan, Lee Chong Wei, dan Chen Long. Banyak sekali torehan prestasi dari pria bertinggi badan 187cm ini. Namun tentu saja prestasi terbaiknya adalah dengan menjadi peraih medali emasi di Omlipiade Rio 2016, setelah mengalahkan rival bebuyutannya Lee Cong Wei dengan 21-18, 21-18 dalam 1 jam 14 menit. Kemenangan itu sekaligus membalas kekalahannya dari Lee Chong Wei pada babak semifinal di Olipmiade London 2012, Waktu itu Chen Long harus puas dengan medali perunggu.
Sesaat setelah menjuarai Australia Open 2015, dengan mengalahkan Viktor Axelson, dalam sesi wawancara dia mengungkapkan;"Hari-hari tunggal putra sekarang ini sangat sulit. Jika Anda yang pertama kehilangan, Kamu mungkin kehilangan segalanya. Tidak masalah jika kamu nomor satu atau nomor dua. Kamu harus mempersiapkan semuanya."
![]() |
Chen Long |
Terkadang dalam sebuah pertandingan kita terpaku dengan melihat peringkat diri sendiri dan peringkat lawan sehingga kita mengambil kesimpulan siapa yang lebih baik dan siapa yang lebih buruk. Siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah. Padahal tidak selamanya underdog itu akan kalah dan tidak selamanya master itu akan selalu menang. Karena penentuan hasilnya setelah pertandingan usai. Jadi, teruslah berjuang. Buatlah sesuau yang dianggap mustahil menjadi mungkin.
Hal itu dibuktikan oleh pasangan Adi Putra dan Anton di turnamen Hari Minggu kemaren. Mereka berhasil mengkandaskan pasangan favorit juara; Fatoni dan Redy di babak semifinal. Padahal Adi Putra dan Anton terseok-seok dan hampir terhempas di babak penyisihan. Sebuah perjuangan yang patut diapresiasi, sekalipun mereka harus puas hanya menjadi runner up setelah kalah dari pasangan Andre dan Agung di babak final. Yang menjadi catatan penting dan harus digaris bawahi adalah, yang menjadi finalis turnamen mingguan episode ke-38 ini adalah sama-sama runner up di penyisihan grup. Saatnya kita merefresh mindset kita, Ubahlah IMPOSSIBLE menjadi I'M POSSIBLE.
Inilah nama-nama juara kita minggu ini;
Juara 1 Andre dan Agung
Juara 2 Adi Putra dan Anton
Juara 3 Roganda dan Iwan / Fatoni dan Redy
dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari hasil Turnamen mingguan Sparta, minggu ke-38;
![]() |
Road to final |
![]() |
Bagan turnamen |
![]() |
Updtae ranking |
![]() |
Akumulasi perolehan medali Sparta |
Sebagai penutup reportase kali ini, admin menyampaikan sebuah sisindiran (pantun berbahasa Sunda);
Saninten buah saninten
Dibawa ka parapatan
Hapunten abdi hapunten
Bilih aya kalepatan
Ini versi translate-nya, khusus buat yang tidak mengsuasai Bahasa Sunda 😃
Saninten buah saninten
Dibawa ke perempatan
Maafkan saya maafkan
Kalau asa kesalahan
Sayonara, Adios, Amigos, Permiooooossss... 😁😁😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar