Powered By Blogger

Minggu, 04 Oktober 2020

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 4 Oktober 2020

 “If you hate a person, you hate something in him that is part of yourself. What isn't part of ourselves doesn't disturb us.” 

Hermann Hesse

Adakah orang yang Anda benci? Siapakah gerangan dia yang kamu benci? Apa yang menyebabkan Anda membencinya? bila ada segeralah singkirkan rasa benci tersebut, mengapa? Karena sesungguhnya sifat membenci orang lain adalah sifat yang sangat merugikan diri sendiri.

Berdasarkan situs Merriam Webster, "benci adalah permusuhan dan kebencian intens yang biasanya berasal dari rasa takut, marah, atau rasa terluka." Seringkali rasa benci tersebut berlanjut dengan munculnya hal-hal buruk kepada orang yang dibenci. Jika diperhatikan kembali, kebencian merupakan sesuatu yang normal dan manusiawi walaupun sebenarnya hal tersebut merupakan sikap negatif.

Dikutip dari akun youtube content creator Gita Savitri, dikatakan bahwa "perbedaan kebencian dengan sikap negatif lainnya dapat diidentifikasi dari tujuan emosionalnya." Kebencian memiliki tujuan emosional lebih kompleks dibandingkan dengan yang lainnya. Seperti misalnya rasa marah.

Rasa benci dan rasa marah memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda. Rasa marah mempunyai tujuan emosional untuk menyampaikan segala perasaan mengganjal di hati yang terkait dengan sikap buruk seseorang melalui verbal dengan cara mengkritik, sementara rasa benci lebih kepada perasaan tidak suka, permusuhan, dan antipati kepada orang lain. Biasanya rasa benci lebih sering dipendam, tetapi akibat yang ditimbulkan kedepannya bisa menjadi lebih fatal.

Ketika seseorang yang kita benci sudah melakukan hal-hal yang baik kepada kita, namun rasa benci yang ada tidak semerta-merta bisa hilang. Mengapa? Karena pada hakikatnya, rasa benci yang telah lama bersemayam di dalam diri kita mempengaruhi kita sehingga apapun yang dilakukan orang tersebut akan selalu salah dimata kita.

Adanya kebencian yang mendalam menyebabkan kita menginginkan agar hal-hal buruk terjadi kepada seseorang yang kita benci. Bisa jadi kita ingin melihat dia yang dibenci merasakan hancur, gagal, merusak reputasinya, mempermalukan dia dan bahkan yang lebih ekstrem adalah membunuhnya.

Dalam hidup, tak bisa dipungkiri bahwa kita akan bertemu dengan orang-orang yang sepemikiran. Terkait dengan kebencian, tentu bukan satu atau dua orang yang menyimpan rasa tersebut. Hal ini menjadi menarik jika kita tidak suka dengan orang lain, kemudian bertemu dengan orang yang memiliki rasa benci yang sama kepada dia yang kita benci, maka akan terbentuk sebuah ikatan yang kuat dan biasanya akan muncul sebuah kerja sama.

Bahaya dari hal tersebut ialah munculnya bentuk mempengaruhi orang lain untuk membenci seseorang. Hal-hal yang berkaitan dengan hate atau kebencian itu tidak bisa dianggap sepele, sebab efek yang ditimbulkan dari rasa kebencian bisa bermacam-macam.

Berdasarkan piramida kebencian, ada lima level kebencian dan macam-macam aksi yang bisa dilakukan.

Contoh kasus yang saat ini sedang ramai diperbincangkan yaitu kasus Sulli (personil girl grup f(x) dari korea) meninggal dunia karena bunuh diri. Jika dilihat dari piramida kebencian, maka kasus Sulli termasuk pada tingkat "tindakan bias". Seperti yang kita ketahui tindakan bias adalah tindakan perundungan, penghindaran secara sosial, dan bentuk candaan yang meremehkan.


Kasus Sulli termasuk pada tindakan bias, karena Sulli sering mendapatkan perlakuan candaan yang meremehkan dirinya. Dari berita-berita yang penulis ketahui bahwa Sulli mengalami depresi sebab beban yang ia tanggung sangat berat.

Sulli menjadi korban cyber bullying atau candaan meremehkan yang menyebabkan kesehatan mentalnya terganggu. Jika membahas permasalahan cyber bullying atau hate speech di media sosial, hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari penyampaian kebencian, sehingga si korban mengalami gangguan mental dan nekat melakukan aksi bunuh diri.

Dari kasus diatas, timbul pertayaaan mengapa orang membenci orang lain hingga melakukan bullying di media sosial dan berakibat fatal. Dikutip dari akun youtube konten creator Gita Savitri, berikut beberapa faktornya.

  1. Korban sudah sering mengalami perlakuan yang tidak baik, korban merasa tidak berdaya, dan dipermalukan atau diacuhkan.
  2. Hal yang paling umum adalah karena kita membenci orang yang berbeda dari kita. Perbedaan itulah yang menyebabkan munculnya rasa takut, rasa tidak aman dan akhirnya muncul prasangka dan sikap sentiment terhadap orang lain.
  3. Tidak menerima diri sendiri. Ketika kita melihat seseorang membenci tanpa alasan, biasanya dia adalah orang yang penuh kecemasan dalam dirinya. Adanya rasa cemas tersebut menyebabkan pelaku kebencian menunjukkan amarahnya ke orang lain. Di zaman media sosial sekarang ini sangat mudah untuk menjadikan orang lain sebagai kambing hitam dari masalah personal. 
  4. Kehidupan seseorang yang terlihat sempurna di media sosial membuat pelaku berpikir bahwa korban adalah kambing hitam yang tepat untuk masalah personalnya. Jadi, membenci seseorang dijadikan sebagai mekanisme lain atas ketidaksempurnaan diri.
  5. Suatu kelompok membenci kelompok lain karena mereka merasa identitas mereka terancam. Baik dari segi agama atau hal lain yang menurut mereka berseberangan atau berbeda dengan mereka.

Dari kasus tersebut juga muncul pertanyaan, bagaimana cara agar kita bisa menetralisir sedikit rasa benci terhadap seseorang atau suatu kelompok dan bagaimana caranya agar kita dapat berpikir rasional?

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut;

  1. Belajar mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri dapat menjadikan kita nyaman dengan diri kita sendiri, nyaman dengan keadaan kita bahkan bisa membuat kita lebih mudah ber-husnudzon kepada orang lain.
  2. Mencoba mengenal orang lain lebih dekat. Mengenali orang lain lebih dekat dapat menciptakan rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain,
  3. Hal yang paling penting adalah mencoba untuk berpikir lebih jernih, bertanya pada diri sendiri mengapa kita bisa tidak menyukai orang lain? mengapa kita bisa membenci orang lain? Sebesar apa kadar benci kita ke orang tersebut? Apa yang telah ia perbuat ke kita? dan apa yang harus kita lakukan untuk merespon rasa benci yang kita punya?

Mencoba bertanya kepada diri sendiri dan mencoba berpikir jernih, menjadikan kita lebih mengetahui apa yang terjadi dengan emosi kita, dengan pemikiran kita, dengan hati kita dan hal tersebut dapat membuat kita menjadi lebih tenang dan paling tidak kita bisa sedikit lebih rasional.

Kembali ke reportase. Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-30 diikuti oleh 18 orang Spartan. sebetulnya yang sudah konformasi ikutan ada 16 orang, tapi ada peserta dadakan sebagai peserta percobaan yaitu Filbert, yang dipasangkan dengan Adi Putra (karena proses drawing sudah selesai). 2 2 peserta yang baru bergabung di turnamen mingguan Sparta, yaitu Fauzan dan Hilmi, secara kebetulan lewat undian mereka berpartner. Sebagai mahasiswa FPOK UPI permainan mereka sudah pasti bagus. Skill, fisik, tekhnik dan mental mereka cukup mumpuni. Sehingga tidak mengejutkan kalo mereka keluar sebagai juara minggu ini.

Di babak penyisihan Fauzan dan Hilmi hanya menempati posisi runner up, kalah tipis dari kompetitornya Agung K dan Hadi M, yang menjadi juara grup.  Di babak semifinal kedua pasangan ini bertemu lagi. Dan pasangan Agung K dan Hadi M kali ini harus bertekuk lutut, kalah dari Fauzan dan Hilmi.

Di babak final Fauzan dan Hilmi bertemu dengan juara grup A, yaitu Anton dan Roganda. Anton dan Roganda yang bermain cukup apik di babak penyisihan, hinggal semi final (bahkan menang 2 kali atas kompetitornya Andre dan Ari A, di babak penyisihan dan semifinal). Saat bertemu sang juara, mereka seperti kehilangan daya magisnya. Mereka bermain monoton dan tidak berkembang. Dari kacamata admin terlihat mereka bermain seperti tertekan dan hilang fokus. Bahkan poin mereka sempat tertinggal jauh hingga tertinggal 12 poin. Akhirnya Fauzan dan Hilmi mentahbiskan kemenangan mereka di babak puncak dengan 42-35 atas Anton dan Roganda.

Inilah nama-nama yang keluar sebagai juara minggu ini;

Juara 1 Fauzan dan Hilmi

Juara 2 Anton dan Roganda

Juara 3 Andre dan Ari A / Agung K dan Hadi M

Dan dibawah ini adalah result dari turnamen ini kali ini, disertai dengan update ranking dan akumulasi perolehan medali Sparta;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Hari ini Minggu, tanggal 4 Oktober  2020, bertepatan pula dengan digelarnya Final Gentleman Of Indonesia Provinsi Jawa Barat. Acara ini disiarkan secara langsung di TVRI Jabar-Banten.

Salah seorang finalisnya adalah Wardana, yang merupakan Spartan juga. Secara membanggakan dia meraih gelar 1st runner up di ajang ini. Congratulation Wardana. We proud of you!!

Wardana, 1st Runner Up Gentleman Of Indonesia Provinsi Jawa barat

Sekian reportase kita kali ini. Comebacknya Nura Audy dan Dena, di turnamen mingguan Sparta, semoga makin mempererat tali silaturahmi kita dan menambah seru jalannya turnamen mingguan Sparta di minggu-minggu yang akan datang. Salam olah raga dan sampai jumpa!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar