Powered By Blogger

Minggu, 11 Februari 2024

Reportase Turnamen Sparta Prosperity Fun Games, 11 Februari 2024

 “One who is wise is rich, one who is virtuous is wealthy, one who is happy is affluent, and one who is loving is prosperous.”

 Matshona Dhliwayo


Perayaan Tahun Baru Imlek tidak terlepas dari sejarah yang melatarbelakanginya. Berikut ini sejarah Imlek dan tradisi perayaannya.

Imlek merupakan perayaan tahun baru yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Perayaan ini telah ada sejak zaman dahulu dan terus dirayakan hingga saat ini.

Perhitungan tahun baru Imlek berdasarkan sistem penanggalan China yang juga dikenal sebagai kalender Lunar. Berbeda dengan kalender Masehi, kalender Lunar mengikuti siklus Bulan dan Matahari, sehingga penentuan tanggal Imlek sedikit berubah dari tahun ke tahun.

Untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya merayakannya dengan berbagai tradisi seperti pertunjukan barongsai, bagi-bagi angpao dan masih banyak lagi. Nah bagi kalian yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Imlek, yuk simak ulasannya di bawah ini mulai dari sejarah Imlek hingga tradisi perayaannya.

Sejarah Imlek

Melansir dari Jurnal Universitas Sumatera Utara yang berjudul Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek, Imlek atau juga dikenal dengan Sin Cia adalah tradisi pergantian tahun. Perayaan tersebut mulai dikenal sejak zaman Dinasti Xia.

Awalnya, Imlek adalah tradisi yang dilakukan oleh para petani untuk menyambut musim semi. Seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut berkembang menjadi perayaan Tahun Baru Imlek karena tradisinya yang bertepatan di awal tahun menurut perhitungan kalender China.

Selain itu, terdapat pula legenda Tionghoa yang menceritakan asal usul Imlek. Pada zaman dahulu, terdapat monster besar pemakan manusia yang berasal dari dasar laut atau gunung yang bernama Nian.

Nian ini muncul pada akhir musim dingin yang bertepatan dengan tahun baru untuk memakan panen, ternak, dan bahkan penduduk desa. Suatu waktu, penduduk desa melihat Nian lari ketakutan setelah bertemu seorang anak yang mengenakan baju merah.

Peristiwa ini membuat mereka menyadari bahwa Nian takut pada warna merah. Oleh sebab itu, setiap pergantian tahun, penduduk desa akan mengenakan pakaian merah untuk mengusir Nian.

Mereka juga memasang lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu rumah sebagai upaya perlindungan. Sejak saat itu, Nian tidak pernah muncul kembali ke desa tersebut. Cara pengusiran Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru Imlek.

Sejarah Imlek di Indonesia

Dilansir dari laman Radio Republik Indonesia (RRI), sejarah Imlek di Indonesia berawal dari kedatangan orang China ke Asia Tenggara untuk berdagang. Kedatangan mereka tidak hanya memengaruhi sektor komoditas di Indonesia, tetapi juga membawa tradisi perayaan Imlek ke tanah air.

Pada masa pemerintahan Soekarno, terdapat regulasi mengenai perayaan agama, termasuk bagi kaum Tionghoa. Saat itu, orang Tionghoa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan identitas mereka, menggunakan bahasa Mandarin, bahasa lokal, dan memiliki media berbahasa Mandarin serta merayakan budaya mereka.

Namun, selama kepemimpinan Soeharto, segala upacara keagamaan dan tradisi Tionghoa hanya diizinkan di dalam lingkungan keluarga dan ruangan tertutup. Barulah pada saat Gus Dur menjabat sebagai presiden, perayaan Imlek kembali diizinkan dan dapat dilaksanakan secara lebih terbuka di masyarakat.

Kemudian, pada tahun 2003, Imlek resmi diumumkan sebagai salah satu hari libur nasional setelah Keputusan Presiden Nomor 19/2002 yang dikeluarkan oleh Megawati Soekarnoputri pada tanggal 9 April 2002. Sejak saat itu, perayaan Imlek di Indonesia dirayakan setiap tahunnya.

Tradisi Perayaan Imlek

Setiap perayaan tentunya memiliki tradisinya masing-masing. Tak terkecuali perayaan Imlek.

Berikut adalah beberapa tradisi yang tidak pernah ketinggalan pada perayaan Imlek:

1. Bersih-bersih Rumah

Sehari sebelum perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa akan membersihkan rumah mereka. Hal ini dilakukan karena pada hari Imlek, mereka tidak boleh membersihkan rumah.

Menurut kepercayaan mereka bahwa membersihkan rumah saat Imlek dianggap mengusir keberuntungan di tahun tersebut. Oleh karena itu, agar rumah tetap bersih saat perayaan Imlek, mereka akan melakukan bersih-bersih rumah sehari sebelumnya.

2. Dekorasi Rumah

Selain membersihkan rumah, masyarakat Tionghoa juga akan mendekorasi rumahnya menjelang Imlek. Biasanya mereka akan mengecat ulang rumahnya dan memasang ornamen-ornamen Imlek seperti lampion, menempelkan kertas yang bertuliskan kata-kata baik, dan lainnya.

Kegiatan tersebut dipercaya dapat mendatangkan kesejahteraan, kekuatan serta mendatangkan keberuntungan.

3. Menghidangkan Makanan Khas Imlek

Makanan khas Imlek bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang terkait dengan keberuntungan, kemakmuran, dan harapan untuk tahun yang baik. Setidaknya hidangan saat Imlek terdiri dari 12 jenis makanan yang melambangkan 12 macam shio.

Selain melambangkan shio, masing-masing makanan tersebut juga memiliki makna tersendiri. Misalnya, ayam utuh melambangkan kemakmuran keluarga, mie panjang yang melambangkan panjang umur yang cara menyantapnya tidak boleh dipotong, serta kue lapis legit yang mengartikan rezeki yang berlapis-lapis.

Selain hidangan tersebut, kue keranjang dan jeruk juga menjadi makanan yang wajib untuk dihidangkan saat Imlek.

4. Petasan dan Kembang Api

Tradisi Imlek yang tidak pernah terlewatkan adalah menyalakan petasan dan kembang api. Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, membakar petasan dan kembang api saat Imlek dapat mengusir nasib buruk di tahun sebelumnya.

Kepercayaan tersebut juga berkaitan dengan cerita legenda Tiongkok tentang Nian, makhluk besar yang merugikan penduduk desa saat itu. Masyarakat kemudian mengusir Nian dengan cara menyalakan kembang api dan petasan.

5. Bagi-bagi Angpao

Tradisi berbagi angpao dalam tradisi Tionghoa ditujukan bagi mereka yang sudah memiliki pasangan. Angpao yang berisi uang tunai tersebut diberikan kepada anak-anak dan orang tua mereka.

Dalam kepercayaan Tionghoa, uang di dalam angpao yang akan dibagikan tidak boleh diisi dengan mengandung angka empat di dalamnya, karena dianggap membawa sial. Jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil, karena berhubungan dengan pemakaman.

Tradisi ini diyakini bisa meningkatkan kelancaran rezeki di masa depan. Mereka juga memaknai tradisi ini sebagai proses transfer energi dan kesejahteraan.

6. Mengunjungi Sanak Saudara

Mengunjungi sanak saudara merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Tionghoa saat Imlek. Tradisi ini menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan.

Tak heran, jika pada saat menjelang Imlek banyak warga Tionghoa yang mudik ke kampung halamannya untuk merayakan bersama keluarga mereka. Biasanya selama kunjungan, mereka juga saling memberikan angpao, makan malam bersama, dan mengikuti berbagai tradisi Imlek bersama-sama.

7. Sembahyang Leluhur

Sembahyang leluhur saat Imlek adalah kegiatan spiritual yang sering dilakukan oleh masyarakat Tionghoa sebagai bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek. Tradisi ini dilakukan di rumah sehari menjelang Imlek.

Saat proses sembahyang, masyarakat Tionghoa akan menyalakan dupa dan lilin serta menyajikan persembahan makanan, seperti buah-buahan segar, kue, daging, serta minuman. Tradisi ini bertujuan untuk menghormati dan mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia.

8. Barongsai

Pertunjukkan barongsai menjadi acara yang sering dinanti saat perayaan Imlek. Dalam kepercayaan orang Tionghoa, liong dan barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan.

Pertunjukan barongsai di Imlek memiliki makna simbolis yang dapat membasmi roh jahat dan membawa keberuntungan serta kemakmuran untuk tahun yang baru. Selain itu, pertunjukan ini juga memberikan warna dan semangat yang meriah dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

Itulah informasi tentang sejarah dan tradisi saat perayaan Imlek. Semoga menambah wawasan kita semua.


Kembali ke reportase.... Dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek, Turnamen Mingguan Sparta kali ini digelar  sedikit spesial dengan thema: Sparta Prosperity Fun Games. Di Event kali ini banyak Spartan yang absen. Hal ini bisa dimengerti karena para mahasiswa masih libur, berbarengan dengan long weekend, ada yang ikut kampanye capres/cawapres idolanya dll. But it's OK, Yang penting semua bisa berjalan dengan baik. Tapi berita baiknya absennya beberapa orang Spartan ini tertutup dengan kehadiran Spartan lain yang sudah agak lama tidak datang.

Imlek merupakasn tradisi budaya dan bukan Hari Raya agama. Jadi, semua orang bisa merayakan tanpa memandang agama dan kepercayaan.


Flyer turnamen

Sheng Li, Mascot turnamen

Gantungan imlek

Angapo

Seng Li, Mascot turnamen

Gantungan Imlek


Drawing kali ini boleh dibilang cukup merata. karena tidak ada pemain yang terlalu menonjol maupun terlalu dibawah rata-rata. Prediksi beberapa orang tentang siapa yang bakal jadi jawara kali ini pun gugur karena dimentahkan oleh pasangan yang admin unggulkan. Kalo mau tau siapa yang admin unggulkan, baca sampai selesai reportasenya hehehe...

Babak penyisihan, memunculkan 2 pasang juara grup dan 2 pasang runner up grup. Dibawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil melaju ke babak semifinal.

Grup A, Juara grup: Aldo dan Dena ZM runner up grup: Rigel dan Dumai

Grup B, Juara grup: Fery dan Ikhsan, runner up grup: Lucky dan Redy 

Pertemuan menyilang lintas grup adalah hasil dari pengundian babak semifinal kali ini. Tanpa basa-basi para juara grup secara meyakinkan menang atas para runner up. Aldo dan Dena ZM melaju ke final setelah mengalahkan pasangan Lucky dan Redy dengan 42-32. Demikian pula dengan Fery dan Ikhsan yang merupakan juara grup B, mereka pun menang dengan skor yang sama yaitu 42-32, atas lawannya Rigel dan Dumai yang merupakan runner up grup A.

Pertemuan Aldo dan Dena ZM VS Fery dan Ikhsan di babak final, sangat ideal. mengingat performa mereka di tourney kali ini relatif lebih solid dibanding pasangan yang lainnya. 

Set pertama awalnya dibuka dengan sangat apik oleh Aldo dan Dena ZM. Mereka sempat memimpin dengan 7-2. Namun Fery dan Ikhsan dengan cerdiknya merubah pola permainan. Fery yang di partai-partai sebelumnya main full power dengan smash-smash geledeknya, kali ini tampil lebih soft dan mengkombinasikannya dengan pukulan yang variatif.  Permainan Fery, diimbangi oleh performa permainan Ikhsan yang cepat dan tajam. Pernampilan mereka berdua cukup solid, hingga tak mengherankan jika mereka bisa menyamakan kedudukan 9-9. Dan setelah itu perolehan poin mereka selalu leading. Mereka menerapkan bola-bola no lob, sehingga Aldo dan Dena ZM jarang sekali mendapat kesempatan melakukan serangan dengan smash-smash mereka. Sebaliknya, mereka malah harus berjibaku dan keteteran menerima serangan-serangan dari  Fery dan Ikhsan. Set pertama ditutup dengan 21-17 untuk keunggulan sementara  Fery dan Ikhsan.

Set kedua tak terlihat ada perubahan strategi dan kedua finalis ini. Aldo dan Dena ZM masih tak bisa keluar dari tekanan karena poin mereka tertinggal lumayan jauh. Sebaliknya dengan Fery dan Ikhsan. mereka nampak menikmati pertandingan. Fery dan Ikhsan sesekali membuat kesalahan tapi tidak mengurangi fokus mereka.  Rentang selisih poin makin melebar, dan babak final pun berakhir dengan 42-31 untuk kemenangan Fery dan Ikhsan.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 11 Februari 2024;

Juara 1 Fery dan Ikhsan

Juara 2 Aldo dan Dena ZM

Juara 3  Rigel dan Dumai / Lucky dan Redy


Juara 1 Ikhsan & Fery


Juara 2 Dena ZM dan Aldo


Juara 3  Rigel dan Dumai


Juara 3 Redy dan Lucky

Para juara

Para juara

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-6 tahun 2024 ;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Happy Chinese New Year. Gong Fa Cai. Xin nian kuai le wan shi ru yi (semoga semua keinginanmu atau harapanmu terpenuhi). Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa di reportase-reportase selanjutnya...  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar