Powered By Blogger

Minggu, 05 Oktober 2025

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 5 Oktober 2025

"Holding a grudge doesn't make you strong, it makes you bitter. Forgiving doesn’t make you weak, it sets you free."

Dave Willis


Terkadang sulit rasanya untuk berdamai dengan emosi yang berkecamuk dan mencoba memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita. Kemarahan yang selama ini terpendam membuat kita menyimpan dendam. Namun, tak banyak yang tahu sifat pendendam tak hanya bikin penyakit hati, tapi juga berdampak terhadap kesehatan jika terjadi dalam waktu yang lama.


Apa yang dimaksud dengan dendam?

Dendam adalah kondisi di mana seseorang menginginkan orang lain yang melakukan kesalahan terhadap diri kita menerima balasan atau konsekuensi dari kesalahannya.

Dibandingkan berusaha mengelola emosi lebih baik, orang pendendam menganggapnya suatu ancaman yang menimbulkan kondisi stres atau trauma berulang meskipun kejadian yang sesungguhnya sudah lama berlalu.

Sebetulnya, dengan memaafkan bukan berarti kita melupakan kesalahan seseorang dan membiarkan kesalahan tersebut tejadi lagi.

Memaafkan merupakan suatu cara untuk melatih pikiran kita untuk tidak terus-menerus meanggap diri kita sebagai korban dan merasa tertekan akibat kesalahan yang telah dilakukan terhadap diri kita.

Sedikit sedikit, lama-lama jadi bukit. Begitu kata pepatah. Ini juga terbukti benar pada sifat pendendam sebagai penyakit hati.

Lama-kelamaan, menyimpan dendam memengaruhi fungsi otak dan kesehatan mental keseluruhan yang akhirnya juga berdampak terhadap kesehatan fisik.

Bahaya menyimpan dendam untuk kesehatan tubuh

Berikut beberapa cara bagaimana menyimpan dendam dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

1. Mengubah susunan hormon otak

Fungsi organ otak dipengaruhi oleh dua hormon yang saling berkaitan namun dapat bekerja berlawanan yaitu hormon kortisol dan hormon oksitosin.

Hormon kortisol biasanya dilepaskan saat kita berada di bawah tekanan mental besar, seperti saat menyimpan dendam. Sebaliknya, hormon oksitosin diproduksi ketika kita memaafkan dan saat berdamai dengan diri kita maupun orang lain.

Kedua hormon tersebut diperlukan dan keseimbangan antara keduanya menciptakan stres baik (eustress) seperti saat bekerja untuk mencapai tujuan, serta mengendalikan stres buruk (distress).

Hormon kortisol dikenal sebagai hormon yang berbahaya jika diproduksi terus-menerus dalam waktu lama. Ini tidak hanya memengaruhi kerja sistem saraf pusat namun juga kerja organ lainnya.

Sekresi kortisol berlebih juga menekan kadar hormon oksitosin yang justru diperlukan untuk kesehatan emosi dan sosial, seperti kemampuan untuk menjaga hubungan baik dengan pasangan atau orang lain.

2. Memicu gaya hidup tidak sehat

Bahaya dendam ternyata berkaitan dengan berbagai penyakit kronis. Stres berat yang dirangsang oleh rasa dendam memicu seseorang untuk kurang memperhatikan kondisi kesehatannya.

Suatu studi menunjukan kondisi temperamental yang diakibatkan menyimpan dendam menyebabkan seseorang lebih cenderung sering merokok dan memakan junk food tinggi kalori.

Kedua hal tersebut, yang apabila dijadikan kebiasaan, dapat menjadi faktor risiko dari penyakit diabetes melitus.

3. Meningkatkan risiko kerusakan jantung

Penumpukan emosi negatif sudah dikenal menjadi penyebab terjadinya tekanan darah tinggi pada seseorang, dan ini akan sangat berbahaya dalam waktu yang lama.

Sama halnya dengan munculnya emosi negatif, sifat pendendam dalam beberapa waktu dapat membuat kita selalu merasa tertekan dan marah terlebih lagi mekanisme berulang tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Suatu riset yang dilakukan oleh Asosiasi Jantung Amerika sudah membuktikan bahwa menyimpan rasa marah dan dendam dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner yang didahului oleh kondisi tekanan darah tinggi dan arterosklerosis.

4. Memicu penyakit dengan rasa nyeri kronis

Ini berasal dari sebuah dugaan yang menyatakan bahwa individu yang menyimpan dendam lebih sering mengalami beberapa kondisi medis.

Suatu penelitian yang dilakukan pada populasi di Amerika Serikat menunjukan bahwa seseorang yang menyimpan dendam memiliki peluang 50% lebih tinggi untuk mengalami penyakit dengan rasa nyeri seperti ulserasi lambung, sakit punggung dan sakit kepala.

Peneliti juga mengambil kesimpulan bahwa menyimpan dendam berkaitan kemungkinan berakitan dengan gangguan psikosomatis.

5. Memicu penuaan dini

Mekanisme penuaan dini berkaitan dengan sekresi hormon stres berlebih. Ini terjadi saat Anda menyimpan dendam hingga menimbulkan rasa depresi dan frustrasi.

Selain gangguan emosi, tubuh merespons stres berlebih. Caranya dengan memicu penuaan dini karena adanya perubahan kromosom DNA dalam proses regenerasi untuk pembentukan sel baru.

Dengan begitu, penuaan biologis organ dalam tubuh menjadi lebih cepat.

Sebaliknya dengan memaafkan, hormon stres yang dihasilkan menjadi lebih terkendali dan diminimalisir sehingga proses respons stres dapat kembali normal.

                  -----oooOOOooo-----

Kembali ke reportase.... I can't believe it's already October! Time is flying by so fast. Benar kata orang bijak: Waktu berlalu begitu cepat saat kamu bersenang-senang. Semoga kita semua selalu menikmati hidup dan dilimpahi kebahagiaan.

Dari hasil drawing untuk tunamen mingguan Sparta edisi Hari Minggu, 5 Oktober 2025 ini, admin menarik kesimpulan ada beberapa pasangan yang masuk ke daftar unggulan. Dari 7 pasang yang berpartisipasi di turne kali ini, admin hanya mengambil 3 pasangan unggulan yang punya kans sangat kuat untuk bisa menjadi juara minggu ini. Mereka adalah: Faisal R dan Rama Dhany, Alvin T P dan Dumai, lalu yang terakhir ada Yudi H dan Fathur

Dan benar saja ketiga pasangan diatas sukses melaju ke babak berikutnya. Faisal R dan Rama Dhany tanpa kesulitan yang berarti berhasil menjadi juara grup A. Yang menjadi runner up grup A adalah Herman dan Peter. Untuk menjadi runner up, sebelumnya mereka harus melalui pertandingan sangat ketat dengan Amed dan Odod. Masing-masing tidak ada yang mau mengalah begitu saja, karena sadar bahwa kemenangan ini menjadi kunci utama membuka gerbang babak berikutnya. Dan secara perhitungan di atas kertas sangat sulit untuk mengalahkan sang juara grup A,  Faisal R dan Rama Dhany.

Persaingan di grup B memunculkan Alvin T P dan Dumai, sebagai juara grup. Disusul oleh Yudi H dan Fathur sebagai runner up-nya.

Di bawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil maju ke babak semifinal;

Grup A, Juara grup: Faisal R dan Rama Dhany, runner up grup:  Herman dan Peter  

Grup B, Juara grup: Alvin T P dan Dumai, runner up grup: Yudi H dan Fathur

Sama seperti minggu lalu, drawing babak semifinal kali ini membuat bertemunya para semifinalis secara menyilang. Pada bagan atas Faisal R dan Rama Dhany menang sangat telak 42-16 atas lawannya Yudi H dan Fathur. Mereka berhasil memanfaatkan mental bertanding Fathur yang sudah ambruk dan tak tersisa sedikitpun semangat juang untuk bertanding. 

Sementara pada bagan bawah terjadi pertandingan cukup ketat antara Alvin T P dan Dumai VS Herman dan Peter. Meski fisik mereka lelah dan beberapa kali poin mereka sempat tertinggal jauh, namun Herman dan Peter tetap berjuang. Bahkan sempat secara beruntun memperoleh poin banyak. Akhirnya Alvin T P dan Dumai berhasil melaju ke semifinal setelah menang 42-33 atas lawannya.

Babak final mempertemukan 2 pasang juara grup dari grup A dan grup B. Finali kali ini adalah Faisal R dan Rama Dhany VS Alvin T P dan Dumai, Sebuah final yang sangat ideal. Set pertama Faisal R dan Rama Dhany langsung meneror lawannya dengan serangan tajam dan penempatan bola-bola di area sulit. Tak heran bila mereka secara cepat langsung bisa leading. Alvin T P dan Dumai secara fisik lebih kelelahan dibandingkan dengan lawannya, karena mereka harus melalui 3 laga di babak penyisihan, dan mereka juga harus bertanding secara berturut-turut dari laga penyisihan terakhir, semifinal dan final. Faisal R dan Rama Dhany cukup jauh memimpin perolehan poin. Hingga set pertama ditutup dengan 21-13 untuk keunggulan sementara pasangan ini.

Tak ada perubahan signifikan di set ke-2.  Meski kerap kali diwarnai pertarungan sengit dari kedua finalis. Masih terlihat potongan-potongan bola depan dan pukulan bola-bola ajaib dari Alvin T P, dikombinasikan dengan semangat juang mengcover lapangan dari Dumai, cukup merepotkan lawannya. Tapi secara konsisten Faisal R dan Rama Dhany berhasil menjaga ritme pertandingan. Unggul cukup jauh membuat mereka makin nyaman dan percaya diri menguasai pertandingan laga final. Faisal R dan Rama Dhany berhasil menyegel gelar juara minggu ke-34, setelah memenangi laga final dengan skor 42-33.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 5 Oktober 2025;

Juara 1 Faisal R dan Rama Dhany 

Juara 2  Alvin T P dan Dumai 

Juara Yudi H dan Fathur / Herman dan Peter

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-34 tahun 2025;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta



Akumulasi perolehan medali Sparta

Menyimpan dendam dapat mendatangkan kepahitan dalam hidup karena akan merusak kesehatan mental dan fisik, menghancurkan hubungan dengan orang lain dan Tuhan, serta menghalangi pertumbuhan pribadi. 

Sekian reportase kali ini, Sampai jumpa lagi di reportase-reportase selanjutnya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar