Powered By Blogger

Minggu, 21 Januari 2024

Reportase Turnamen Mingguan Sparta, 21 Januari 2024

 “Holding on to anger is like grasping a hot coal with the intent of throwing it at someone else; you are the one who gets burned.”

    Buddha


KEMENANGAN terhebat, paling bermartabat, bukan karena kemampuannya menaklukkan ribuan musuh, bukan pula memenangi kejuaraan, tetapi mampu memenangkan musuh dalam diri sendiri untuk menjadi juara sejati.


Dalam filosofi Jawa disebutkan “Wong menang iku sing biso ngasorake priyanggane dewe” - artinya orang yang menang itu adalah orang yang bisa melawan nafsunya sendiri.

Tak berlebihan sekiranya founding fathers negeri kita, Bung Karno berpesan kepada generasi penerus bahwa menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian.

Makna yang dapat kita serap, menaklukkan atau mengendalikan diri sendiri tidak semudah seperti ketika kita mengucapkannya, tidak segampang seperti membalikkan telapak tangan.

Begitu sulitnya mengendalian diri sendiri sehingga agama pun menempatkan berjuang melawan diri sendiri dan hawa nafsunya sebagai jihad yang paling utama.

Tidak sedikit tokoh negeri kita tergelincir karena tak kuat melawan hawa nafsu. Cukup banyak pejabat publik negeri kita yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Itu semua karena berawal dari tiadanya kemampuan melawan hawa nafsu.

Sering dikatakan hawa nafsu itu musuh yang tersembunyi. Ada tapi tidak terlihat seperti dikatakan filsuf Persia, Abu Hamid Al  Ghazali.

Sedikitnya terdapat 12 musuh yang tidak terlihat, yakni egois, arogansi, kesombongan, keegoisan, keserakahan, nafsu, intoleransi, kemarahan, berbohong, menipu, bergosip, dan memfitnah.

Tentu masih banyak lagi musuh yang tak terlihat, kecuali dirasakan oleh diri sendiri. Begitu pun tak ada orang lain yang mampu melawan musuh yang tersembunyi, kecuali dirinya sendiri.

Mencegah musuh-musuh yang tersembunyi itu bergolak, bergerilya mencari mangsa, maka si pemilik nafsu (kita) perlu menata diri dengan tidak mengumbar kepuasan duniawi.

Disebut nafsu karena di dalamnya terdapat keinginan hati yang kuat untuk meraih sebanyak-banyaknya kepuasan duniawi. Saking tingginya dorongan memenuhi hawa nafsu, kadang untuk mendapatkannya dengan menghalalkan segala cara. Meski jauh dari etika dan norma, jauh pula dari nilai-nilai luhur bangsa kita, Pancasila, tetap saja diterabasnya.

Di sinilah perlunya alat pengendali. Sikap “sumeleh” menjadi satu upaya mengekang hawa nafsu. Sumeleh berasal dari kata “seleh” meletakkan atau melepaskan kehendak diri tanpa beban dan paksaan. Sering disebut juga “nrimo ing pandum” - menerima apa adanya, mensyukuri apa yang didapatkan dengan penuh keikhlasan.

Memang tidak mudah untuk bersikap sumeleh karena terlebih dahulu harus melepaskan  “keakuan” diri, membuang jauh sikap memaksakan kehendak pribadi. Harus berani mengatakan “tidak” kepada diri sendiri. Berani pula mengatakan “tidak” untuk hal-hal yang kita sukai.

Ini memang perlu proses. Itulah sebabnya untuk menjadi sumeleh dibutuhkan sikap “sareh” - kesabaran dan ketenangan batin menyikapi keadaan.

Dengan bersikap sumeleh dan sareh membuat hidup lebih tenang karena dengan penuh kesadaran telah melepaskan diri dari gejolak hawa nafsu. Tak ingin lagi jadi budaknya hawa nafsu. Setidaknya berusaha mengekang hawa nafsu.

Ingat! Kata filsuf: “Hawa nafsu bisa membuat seorang raja menjadi budak, sementara kesabaran bisa membuat seorang budak menjadi raja.”.


Kembali ke reportase... Jam 10.00 pagi hujan turun dengan derasnya di Bandung. Untunglah sekitar 10.455 hujan sudah berhenti dan tidak jadi kendala lagi buat para Spartan yang sudah konfirmasi meramaikan tourney Mingguan Sparta edisi kali ini. Sebetulnya ada 17 orang yang konfirmasi akan berpartisipasi tapi yang 2 orang cancel. Yang 1 orang cancel karena dia visitor dari Tangerang yang bernama Januar. Dia hadir tapi memutuskan hanya mabar saja, mengingat dia sore hari akan pulang ke Tangerang. Yang satu orang lagi cancel, tapi  salah memberi kabar. Dia malah konfirmasinya ke orang yang tidak datang ke GOR juga minggu ini. Guys, kembali saya himbau: Jika batal hadir tolong kabarin sebelum pukul 11.00, biar tidak dimasukkin drawing. Karena jika dibiarkan setelah drawing membuat waktu terbuang banyak karena menunggu dan mempersulit/menambah kerjaan admin,

Hasil drawing fase penyisihan grup kali ini sebenarnya boleh dibilang sangat merata. Jika ada yang kalah di fase grup, bukan karena mereka berbeda kelas atau kualitas permainannya, melainkan beberapa diantaranya tampil under perform, Karena dalam permainan bulutangkis banyak faktor yang sangat mempengaruhi penampilan setiap pasangan di dalam lapangan (diluar skill dan teknik). 

Result babak penyisihan, menghasilkan 2 pasang juara grup dan 2 pasang runner up grup. Dibawah ini adalah pasangan-pasangan yang berhasil melaju ke babak semifinal.

Grup A, Juara grup: Rigel dan Redy runner up grup: Fatoni dan Noval

Grup B, Juara grup: Nugi dan Faisal R, runner up grup: Ikhsan dan Rama Putra

Hasil drawing semifinal minggu ini, keempat semifinalis kembali 'reunian' alias bertemu kembali dengan sesama pesaing di masing-masing grupnya.

Nugi dan Faisal R yang berada di bagan atas, kembali bertemu dengan kompetitornya, yaitu  Ikhsan dan Rama Putra. Pada pertarungan di babak semifinal Nugi dan Faisal R memvalidasi dan menguatkan kemenangan mereka di babak penyisihan yang menang 42-29, dan kini mereka kembali menanang dengan 42-24 atas  Ikhsan dan Rama Putra.  Keadaan serupa terjadi pula pada bagan bawah. Rigel dan Redy menang juga dengan skor sama 42-24 jatas runner up grupnya, Fatoni dan Noval. Di babak penyisihan mereka mencatatkan kemenangan 42-26 dari Fatoni dan Noval.

Babak puncak alias babak final minggu ini, mempertemukan Nugi dan Faisal R VS Rigel dan Redy. Babak final kali ini berlangsung sangat seru. Karena masing-masing pasangan finalis mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing. Boleh dibilang mereka mempunyai peluang yang sama besar untuk menjuarai Turnamen Mingguan Sparta edisi minggu ke-3.

Set pertama langsung dibuka dengan  pertarungan sengit. Saling menyerang dengan smash-smash keras dan drive-drive cepat, dikombinasikan dengan permainan netting dan penempatan bola yang ciamik dari kedua finalis. Walau dengan selisih tipis Rigel dan Redy tercatat lebih sering leading dalam perolehan poin. Tapi menjelang set pertama berakhir Nugi dan Faisal R nampak mulai kedodoran. Mungkin karena kelelahan karena sulitnya menembus pertahanan pasangan Rigel dan Redy. Dan set pertama pun ditutup dengan 21-17 untuk keunggulan sementara Rigel dan Redy.

Pada set ke-2 Rigel dan Redy tampil makin percaya diri, bahkan mereka sempat memperlebar jarak perolehan poin hingga 6 poin. Hal itu terjadi saat skor 28-22.  Beberapa kali Nugi dan Faisal R mengejar dan menyamakan skor. Pertarungan makin sengit setelah interval kedua. Hingga beberapa orang yang menonton babak final masih ragu menebak-nebak siapa yang akan menjadi juara minggu ini. Berkat konsistensi dalam menjalankan taktik permainan,  Rigel dan Redy akhirnya berhasil membungkus gelar pemenang minggu ini, dengan skor 42-39.

Inilah nama-nama yang menjadi juara minggu ini, 21 Januari 2024;

Juara 1 Rigel dan Redy

Juara 2 Nugi dan Faisal R

Juara 3 Fatoni dan Noval / Ikhsan dan Rama Putra

Dan dibawah ini adalah catatan selengkapnya dari result Turnamen mingguan Sparta edisi minggu ke-3 tahun 2024 ;

Road to final

Bagan turnamen

Update ranking Sparta

Akumulasi perolehan medali Sparta

Jika pasangan kita tidak sesuai dengan harapan kita, tak perlu membuat diri kita marah atau kesal. Karena kita juga tak luput dari error.  Jangan sampai hanya karena sebuah permainan mengubah karakter kita menjadi seorang pemarah dan penggerutu.

Peribahasa Latin mengatakan: "Iracundiam qui vincit, hostem superat maximum." Orang yang menaklukkan kemarahannya menang atas musuh terbesar.

Sekian reportase kita kali ini. Sampai jumpa di reportase-reportase selanjutnya...  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar